Sebelum baca, vote nya dulu yaa
.
.
.
Happy reading
.
.Selesai sholat isya, Arum kembali bekerja, keadaan Kafe malam ini begitu ramai, karena malam ini bertepatan dengan malam minggu, banyak anak-anak muda yang memilih kafe itu untuk bersantai.
"Mbak"
"Ini" Seperti biasa jika sudah sampai di meja, Arum langsung menyodorkan buku menu.
"Sayang mau pesan apa?" tanya pria yang ada di depan Arum. Arum mendengarnya mau muntah, pasangan yang ada di depannya masih muda, Arum pikir mungkin masih SMP.
"Cappucino aja" jawab wanita itu
"Cappucino dua ya Mbak"
"Ada lagi?"
"Gak, itu saja"
"Baiklah" ucap Arum, lalu pergi meninggalkan meja itu.
"Rum, antar pesanan ini di meja nomor 11"
"Iya, ini pesanan baru"
"Oke"
Arum membawa minuman dan makanan pesanan milik pembeli.
"Permisi" ucap Arum sambil menaruh minuman dan makanan yang ia bawa tadi di atas meja.
"Kafenya ramai ya"
"Iya Alhamdulillah, Bu. Selamat menikmati, jika ada apa-apa bisa panggil saya" ucap Arum ramah.
"Terimakasih"
"Adik sudah punya suami?" tanya Ibu-ibu itu.
"Mama apa-apaan sih" tegur pria yang ada di sampingnya
"Saya masih kuliah Bu"
"Kuliah? Sambil kerja?"
"Iya Bu"
"Maa Syaa Allah...jarang ada anak muda yang seperti kamu yang mau kuliah sambil bekerja"
"Ah Ibu bisa aja"
"Sudah semester berapa?"
"Maaf ya, Mama saya memang banyak nanya" ucap pria itu
Hana tersenyum.
"Tidak apa-apa. Hem...saya kembali kerja ya Bu""Iya makasih ya" ucap wanita itu
Arum kembali menuju pantry, ada banyak minuman yang harus Arum antar.
"Ini meja nomor 24"
"Iya Kak"
"Eh sudah sholat? Kalau belum sholat lah dulu"
"Sudah Kak" jawab Arum tersenyum manis pada orang yang ia panggil Kakak.
Arum melangkah menuju meja nomor 24. Ke sana kemari mengantar pesanan adalah tugas Arum, lelah? Tidak Arum tidak merasakan lelah, ia terlihat sangat segar dan semangat walaupun dia sibuk, dia tidak merasa lelah. Ia menikmati dan menyukai pekerjaannya.
"Ini Mas, Mbak"
"Makasih"
"Sama-sama" jawab Arum kembali menuju pantry.
Kafe yang ramai membuat Arum sibuk mengantar dan mencatat pesanan orang, ia sampai tidak ada waktu untuk duduk.
Tanpa terasa saking sibuknya melayani, jam sudah menunjukan pukul sepuluh malam, tidak akan lama lagi kafe itu akan tutup, pelanggan sudah mulai berukuran, hanya ada beberapa meja lagi yang ada pelanggannya.
"Rum, kalau mau pulang, pulang saja"
"Ah iya Pak. Boleh pulang nih?"
"Iya, pulanglah. Hati-hati ya"
"Makasih Pak" Arum segera menuju belakang, mengambil tas nya.
Setiap malam Arum pulang jam sepuluh, kadang juga ia bisa pulang jam sebelas, seperti itulah kesehariannya.
Setelah mengambil tas dan jaket, Arum pergi melangkah menuju keluar kafe itu.
"Kak Arum duluan"
"Iya, hati-hati ya Rum"
Arum menaiki motor metik yang selalu membawanya ke mana-mana, motor hasil dari jerih payahnya sendiri, setelah lulus SMK dan bekerja baru Arum bisa membeli motor, dahulunya ia selalu di antar Kakaknya.
🥀🥀🥀
Krek...
Kenop pintu berputar, Arum sudah sampai di rumah dengan selamat. Keadaan rumah sudah sepi, karena keluarganya sudah tidur, sedangkan Arum baru saja sampai rumah.
Arum duduk di kursi yang ada di ruang tamu, duduk sebentar, ia tidak langsung ke kamar, ia ingin menenangkan dirinya.
"Rum"
"Astaghfirullah, Kak Nay"
"Kaget ya?"
"Iyalah, apalagi Kakak pakai masker. Kenapa belum tidur?"
"Kakak mau perawatan dulu. Pasti capek ya? Kakak bikinkan minuman dulu"
"Nah pas tuh, makasih Kak" ucap Arum.
Nayla pergi menuju dapur, membuatkan minuman untuk Adik kesayangannya itu.
Arum memejamkan matanya, ia sudah mulai mengantuk, syukurnya besok adalah hari Minggu jadi ia bisa, menggunakan waktunya untuk istirahat total karena tidak kuliah. Hanya Senin sampai Kamis saja waktu Arum kuliah, hari-hari selanjutnya kadang Arum gunakan untuk tidur atau menulis cerita sambil rebahan.
"Nih teh hangat"
"Makasih Kak"
"Lelah gak?"
"Gak, lihat Arum, terlihat segar kan? Arum gak lelah"
"Kakak khawatir kan kesehatan kamu Rum, kamu itu terlalu aktif, kesehatan harus di jaga"
"Iya Kak..."
Jarang Nayla memiliki waktu ngobrol bersama Arum. Mereka bertemu saat belum berangkat kerja dan ke kampus, Nayla bekerja sampai jam lima sore, sedangkan Arum jam segitu ia sudah pergi bekerja, hanya waktu pagi dan hari libur saja mereka bertemu lama.
Setelah lama ngobrol-ngobrol dengan Nayla, Arum memutuskan untuk ke kamar, ia sudah mengantuk, dan ingin segera tidur.
Kamar Arum tidaklah besar, kamarnya hanya kecil, kasur yang ada di dalam pun ukurnya kecil, cukup satu orang saja yang bisa tidur di kasur itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARUM (END)
Novela JuvenilDILARANG PLAGIAT! PLAGIAT MINGGIR! HARGAI KARYA ORANG JIKA KAMU INGIN DIHARGAI JIKA TERDAPAT KESAMAAN DALAM NAMA TOKOH, TEMPAT, DAN ALUR ITU UNSUR TIDAK KESENGAJAAN CERITA INI MURNI DARI IMAJINASI SAYA! Aku bukan wanita sholehah, bahkan jauh...da...