Setelah hampir tiga bulan tidak bekerja, dan diam di rumah, sekarang Arum sudah bisa kembali beraktivitas seperti biasanya. Tangannya pun sudah sembuh, namun ia masih belum bisa mengangkat benda yang berat-berat. Arum senang, akhirnya ia bisa kembali bekerja, karena ia sangat bosan diam di rumah saja, tidak ada kerjaan, itulah yang membuat Arum ingin cepat-cepat bekerja.
Arum memasuki kafe itu, ini hari pertamanya bekerja setelah berbulan-bulan libur, syukurnya bos nya tidak memecat Arum, ia paham dengan kondisi Arum, sehingga masih membiarkan Arum bekerja di kafe itu walau hampir tiga bulan ia tidak bekerja.
"Arum"
"Kak"
"Alhamdulillah...sudah bisa kerja"
"Iya Kak Alhamdulillah"
"Eh Arum"
"Kak Fia..."
"Ya Allah rindunya"
"Sama Kak. Kakak baik?"
"Alhamdulillah baik Rum. Nih sudah benar-benar sehat kan?"
"Iya Kak"
"Syukurlah..."
"Arum ke belakang dulu mau naruh ini"
"Iya, nanti ke pantry ya, kita ngobrol-ngobrol "
"Baru datang sudah di ajak ngobrol. Ya udah Arum ke belakang"
"Iya"
Arum menuju ruangan belakang untuk menaruh tasnya. Ia rindu dengan suasana kafe dan yang pasti dengan teman-temannya yang bekerja di kafe itu.
"Bismillah" ucap Arum sambil bercermin. Kemudian ia kembali ke laur setelah dari belakang.
"Mbak" panggil orang
Arum mengambil buku menu, lalu menghampiri orang yang memanggilnya.
"Ini" ucapnya sambil menyodorkan buku menu
"Saya mau nasi goreng spesial dua, teh tarik. Sayang mau apa?" tanya orang itu
"Vanilla latte"
"Nah itu saja"
"Baik, tunggu ya" ucap Arum, lalu pergi menuju pantry.
"Kak Fia ini"
"Oke. Eh Rum, tak nyangka Dosen itu Kakak ipar kamu?"
"Iya Kak, Kakak tahu dari mana?"
"Kan yang waktu kamu di rumah sakit Kakak datang, nah di sana Kakak ketemu Kakak kamu dengan Dosen itu"
"Oh...itu Arum belum sadar kan?"
"Iya, kamu belum sadar, kami semuanya menjenguk kamu"
"Ibu ada cerita, gak nyangka Kakak dan seluruh karyawan jenguk Arum, andai waktu itu Arum sudah sadar"
"Ini nasi gorengnya Rum. Bisa ngangkat gak nih?"
"Bisa Kak El. Arum ngantar ini dulu" ucap Arum mengambil nasi goreng itu.
Arum mengantar nasi goreng itu pada orang yang memesannya. Meski tangannya masih nyeri namun ia paksakan untuk bekerja.
"Ini Mas"
"Makasih"
"Ini minumannya"
"Eh makasih Ca sudah membawakan"
"Sama-sama" jawab teman Arum
Setelah menaruhnya, Arum kembali menuju pantry untuk mengambil pesanan orang lain.
"Gimana tangan sudah sembuh?"
"Alhamdulillah, tapi yaitu masih nyeri, ini saja nah sakit"
"Baik-baik saja gak?"
"In syaa Allah baik kok"
"Kalau isinya makanan, biar aku yang ngangkat, kamu antarkan minuman saja"
"Hem...baiklah, makasih ya"
"Sama-sama"
"Rum ini nomer 22"
"Baik Kak" jawab Arum
Sore menjelang maghrib memang ramai orang-orang yang mampir ke kafe itu, bersantai sambil melepas lelah.
"Permisi" ucap Arum sambil meletakan minuman itu.
"Eh Dokter? Sudah lama?"
"Dari tadi, kamu aja yang sibuk"
"Maaf-maaf. Syukur Arum yang ngantar ini ke Dokter, kalau gak ya gak tau Dokter ada di pojok sini"
"Itulah terlalu sibuk sampai gak liat-liat orang-orang di sekitar. Ini Kakak saya, Kak Elisa"
"Oh ini yang namanya Arum?"
"Iya Kak, saya Arum"
"Pintar kamu milih ya Nish. Cantik"
"Makasih Kak"
"Oh iya. Maaf ya, Kakak gak jenguk kamu waktu itu"
"Kak Lisa tidak tinggal di sini, dia tinggal di Jakarta ikut suami" jelas Danish
"Tidak apa-apa Kak. Yang penting sekarang Arum bisa bertemu Kakak, eh sebelumnya Arum pernah ketemu Kakak, tapi sudah sangat lama sih waktu Kakak dan Dokter ke sini"
"Pantas wajah kamu seperti pernah liat"
"Sudah beneran sembuh nih?" tanya Danish
"Alhamdulillah, lihat sudah bisa di gerakan, bahkan mukul orang pun sudah bisa, mau liat?"
"Eh jangan-jangan"
"Bercanda. Kak Lisa lama berada di sini?"
"Kamis nanti balik Jakarta. Ada waktu gak? Kakak mau menghabiskan waktu dengan kamu, mau kenal kamu lebih dekat lagi"
"Ada Kak, pagi sampai jam 4 sore Arum tidak ada kegiatan. Kapan?"
"Besok, jam 9?"
"Baik Kak"
"Ketemuannya nanti Kakak kabarin, dan nanti Kakak minta nomer whatsapp kamu dengan Danish"
"Siap Kak. Di minumlah Kak"
"Eh iya. Kopi disini enak banget, pantas banyak yang suka"
"Alhamdulillah Kak"
Arum ngobrol-ngobrol dengan Elisa dan Danish, sejenak ia melupakan pekerjaannya, ia merasa tidak nyaman jika meninggal Danish dan Elisa.
See you
![](https://img.wattpad.com/cover/228828650-288-k995926.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ARUM (END)
Teen FictionDILARANG PLAGIAT! PLAGIAT MINGGIR! HARGAI KARYA ORANG JIKA KAMU INGIN DIHARGAI JIKA TERDAPAT KESAMAAN DALAM NAMA TOKOH, TEMPAT, DAN ALUR ITU UNSUR TIDAK KESENGAJAAN CERITA INI MURNI DARI IMAJINASI SAYA! Aku bukan wanita sholehah, bahkan jauh...da...