Sebelum lanjut membaca.
Luangkan waktu untuk memberikan vote dalam cerita ini, agar saya rajin publikasi, terimakasih 🤗🤗🤗
.
.
.
.
Happy reading
.
.
Votenya sudah?
.
.
.Akhir-akhir ini rumah sakit menjadi salah satu tempat yang Arum sering kunjungi, Arum mulai melakukan terapi, Dokter ingin menyembuhkan Arum dari efek obat. Melalui psikoterapi, Arum akan dibimbing dan dilatih untuk belajar mengenali kondisi, perasaan, pikiran dan membantu Arum untuk membentuk perilaku yang positif terhadap masalah yang sedang ia hadapi. Jika hal itu sudah selesai, maka akan menjalani pengobatan tahap selanjutnya.
Arum tidak meninggalkan pekerjaannya, karena waktu siangnya tidak ada kegiatan, sehingga ia bisa melakukannya disiang hari. Nanti Arum akan menjalani rehabilitasi, tapi ia memilih untuk Rawat jalan sehingga dapat dilakukan setiap saat tanpa menginap. Putri dan Yasmin berjanji akan selalu ada untuk Arum, mereka akan membantu Arum sampai Arum berhenti kecanduan obat itu. Yasmin merasa bersalah, oleh sebab itu ia lah yang paling bersemangat untuk Arum bisa sembuh.
"Terimakasih untuk hari ini Dok" ucap Arum
"Sama-sama. Jangan lupa obat yang saya berikan harus di minum, dan kalian pantau terus Arum"
"Baik Dok"
"Terimakasih dok"
"Kami permisi dulu"
Mereka bertiga melangkah keluar dari ruangan itu. Hari ini Putri dan Yasmin bisa mendampingi Arum untuk ke Dokter Psikolog karena hari ini Yasmin sedang libur, sedangkan Putri, ia belum mendapatkan pekerjaan sehingga ia bisa menemani Arum ke rumah sakit. Arum bersyukur, disaat seperti itu ada dua orang yang peduli dengannya, ada dua orang sahabat yang selalu memberikan semangat untuk Arum.
Arum, Putri dan Yasmin singgah di pinggir jalan, mereka ingin menikmati es kelapa, cuaca yang cerah dan panas, membuat mereka haus.
"Ganteng kan Dokter Danish?"
"Iya, kamu kenal dari mana?"
"Aku pernah menolong teman aku, kasus yang sama"
"Tapi kenapa kamu gak mau berhenti Yas?" tanya Putri
"Aku belum siap, tidak mudah bagiku, apalagi aku sudah lama menggunakannya" ucap Yasmin sambil meminum es kelapa
Arum terdiam sambil mengaduk es dengan sendok, ia sedang memikirkan dirinya yang ia pun tidak yakin bisa tanpa obat haram itu, hampir Enam tahun lamanya ia terpengaruh oleh obat itu, dan obat itu sudah menjadi bagian dari hidupnya, disisi lain, ia merasa menyesal, hanya karena ingin tau ia mencobanya dan menjadi pencandu.
"Rum"
"Eh"
"Jangan ngelamun. Obat yang Dokter beri di minum"
"Iya"
"Pokoknya kamu harus sembuh"
"Harus, kamu harus yakin kamu bisa, ini demi kebaikan kamu Rum, ingat bahaya-bahayanya, selalu ingat Allah, jika kamu teringat ingin melakukannya lagi, ingat Allah maha melihat, kamu harus bisa tanpa obat itu" ucap Putri
Arum mengangguk menjawab ucapan Putri, ia kembali melamun.
🥀🥀🥀
Arum belajar membiasakan diri untuk tidak lagi bergantung pada obat itu, namun yang ia rasakan saat ini adalah tertekan karena tidak ada asupan obat penenang yang Arum gunakan seperti biasa, gelisah, Cemas Ia rasakan, tapi sekarang ia sudah bisa mengontrol dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARUM (END)
Novela JuvenilDILARANG PLAGIAT! PLAGIAT MINGGIR! HARGAI KARYA ORANG JIKA KAMU INGIN DIHARGAI JIKA TERDAPAT KESAMAAN DALAM NAMA TOKOH, TEMPAT, DAN ALUR ITU UNSUR TIDAK KESENGAJAAN CERITA INI MURNI DARI IMAJINASI SAYA! Aku bukan wanita sholehah, bahkan jauh...da...