Retak💔

2.7K 235 6
                                    

Arum sangat fokus memperhatikan Dosen yang sedang mengajar di kelasnya, hal-hal yang penting Arum catat. Ia begitu serius dengan kuliahnya, ia tidak ingin main-main karena ia kuliah itu bayar, bayar menggunakan uangnya sendiri, tidak lah mudah untuk mendapatkan uang itu sehingga membuat Arum tidak ingin asal-asalan kuliah.

"Ingat tugas makalah! Minggu depan harus di kumpul"

"Iya Pak!" jawab mereka

"Kita akhiri pelajaran hari ini. Terimakasih dan selamat pagi!"

Suasana kembali ribut karena Dosen itu sudah keluar. Arum mengambil novel yang ada di tasnya, lalu membacanya, sudah lama Arum mengabaikan novel itu, sehingga belum selesai juga ia membacanya.

"Arum"

"Kamu Za?"

"Baca apa tuh?"

"Nih novel"

"Ini kopi untuk kamu"

"Eh tumben"

"Padahal mau ngasih tadi tapi keburu Dosen yang masuk"

"Makasih" jawab Arum sambil minum kopi yang Reza berikan.

"Aku keluar dulu ya"

"Iya"

Reza sangat perhatian dengan Arum, ia pria yang baik, dia juga banyak menolong Arum, intinya mereka saling tolong menolong.

Arum kembali membaca novel yang ada di tangannya.

"Rum kapan kita ngerjakan tugas kelompok Pak Haris?"

"Oh iya, hampir lupa. Bagaimana kalau besok? Setelah selesai kuliah kita ngerjakan, tapi di mana?"

"Di rumah Dela"

"Di rumah kamu Del?"

"Boleh, mau gak?"

"Hem...baiklah, jangan lupa kabarin anggota yang lain"

"Sip deh"

Sebenarnya Arum salah satu orang yang mudah bergaul dan akrab, namun ia lebih suka berteman dengan teman-teman sekelasnya saja, ia lebih suka berteman dengan orang yang ia kenal. Di kampus Arum bukanlah orang yang aktif, tidak ada kegiatan yang ikuti, tidak ada waktu juga untuk bersenang-senang. Pulang kuliah waktunya ia istirahat, jam lima sore ia harus bekerja.

Arum meletakkan novel itu, ia mengambil hp nya lalu mulai menulis, tiba-tiba inspirasi hadir, ia harus segera menulis alur yang ada di pikirannya. Ada Empat cerita yang sudah Arum publikasi, banyak orang-orang yang menyukai karyanya, menulis adalah bakat terpendam yang Arum miliki, tidak ada yang tau ia suka menulis, sahabatnya Putri pun tidak tau, padahal sudah sejak SMK Arum mulai menulis.

🥀🥀🥀

Arum sudah rapi dengan baju khas pelayan kafe. Ia sudah siap untuk bekerja, bekerja demi mencari uang dan memenuhi kebutuhan sehari-hari.

"Sini" panggil seorang pria. Arum langsung menghampirinya.

"Pak Alif? Mau pesan apa?"

"Seperti biasa, Vanilla, dan pisang krispy toping vanilla"

"Baik Pak. Tunggu ya Pak" ucap Arum dengan segera menyerahkan kertas yang berisi pesanannya.

"Kak Fia, bikinkan segera" ucap Arum

"Pesanan siapa sih? Kelihatannya kamu  excited banget. Tunggu-tunggu meja nomor? Oh 21, siapa ya?" Fia melangkah menuju luar sambil memperhatikan seorang pria yang ada di meja nomor 21, setelah lama mengamati, Fia kembali.

ARUM (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang