Perlahan Arum membuka matanya, mengedipkan matanya untuk menyesuaikan cahaya. Arum menatap orang-orang sekitarnya, yang ia rasakan saat ini adalah pusing, kepalanya sakit, ia memegang kepalanya yang tertutup perban.
"Arum...Alhamdulillah kamu sudah sadar, Nak, Nay lihat Arum sudah sadar" ucap Jihan yang sangat bahagia melihat Arum yang sudah sadarkan diri.
Arum menatap Jihan dengan tatapan bingung, kemudikan ia beralih menatap Nayla yang juga ada di sana. Arum hanya diam, ia tidak berkata apa-apa. Arum kembali memejamkan matanya, ia merasa pusing, membuatnya ingin kembali tidur.
"Arum kenapa, Nay?"
"Nay panggil Dokter dulu" ucap Nayla segera keluar.
"Arum...Arum mau apa?" tanya Jihan, namun tidak ada respon dari Arum
"Arum sudah sadar?"
"Iya Dok, tapi dia seperti orang kebingungan"
"Alhamdulillah" ucap Dokter itu
Dokter memeriksa perkembangan Arum.
"Hal ini biasa terjadi pada orang yang baru saja sadar, dia sedikit susah mengingat, tapi Ibu tidak usah khawatir, ini hanya bersifat sementara, In Syaa Allah nanti dia akan ingat siapa dirinya dan keluarganya. Nanti suruh Arum minum obat ya, obat pereda nyeri kepala""Iya Dok. Makasih ya Dok"
"Saya keluar dulu"
"Iya Dok"
Sudah hampir Satu bulan Arum tak sadarkan diri, dan sekarang keadaannya sudah mulai membaik, namun ingatannya masih sedikit terganggu akibat cedera yang ia alami. Di saat seperti ini Arum tidak mengenali Jihan dan Nayla, mereka sedih melihat keadaan Arum yang seperti itu.
Arum kembali membuka matanya, ia menatap Jihan yang memegang tangan Arum, Arum menyingkirkan tangan Jihan sambil menatap tajam.
"Kamu siapa?" tanyanya. Seketika itu juga Jihan menangis, sang anak tidak mengenali dirinya.
"Ya Allah...jangan Engkau hukum aku seperti ini, aku tau, aku memang salah, tapi kembalikan ingatan Arum" ucap Jihan
"Arum tidak kenal dengan kami?" tanya Nayla
"Kalian siapa? Aku siapa? Aku di mana? Aku kenapa?" tanya Arum
"Ini Kak Nay Kakak kamu, dan ini Ibu kamu"
"Kakak? Ibu? Ah...aku tidak tau...kepalaku sakit. Tangan? Tanganku sakit, tanganku sakit, ini kenapa?" Arum berusaha untuk mengangkat tangan kirinya namun tidak bisa, ia merasa sangat kesakitan karena sudah mencoba mengangkatnya.
"Ya Allah Arum"
"Minum obat dulu ya, setelah itu istirahat" ucap Nayla
Arum mengikuti apa kata Nayla, ia langsung meneguk obat yang Nayla berikan tanpa penolakan. Setelah meminum obat itu Arum kembali memejamkan matanya.
"Dia tidak mengingat kita Nay, bagaimana jika dia selamanya tidak mengingat kita"
"Ibu yang tenang, In Syaa Allah nanti Arum bisa mengingat kita lagi"
"Semoga saja Nay, Ibu tidak sanggup melihatnya seperti ini"
Nayla mencoba menenangkan Jihan, ia juga sedih melihat keadaan Arum yang seperti itu, ia hanya bisa berdoa, cepat lambat Allah ia kembali mengingat semuanya.
🥀🥀🥀
Malam sudah tiba, semenjak siang tadi Arum tidak ada lagi bangun, matanya terus terpejam. Jihan duduk di sofa yang tidak terlalu jauh dari Arum, sofa itu lah tempat Jihan beristirahat, selama Arum di rumah sakit, Jihan tidak pernah pulang ke rumah, Nayla lah yang selalu membawakan baju ganti untuk Jihan.
Jihan memijit keningnya, ia merasa pusing, karena kurang tidur, hampir setiap malam Jihan tidak tidur nyenyak karena mengkhawatirkan Arum, ia merasa kurang enak badan karena terlalu sering duduk menunggu Arum.
"Assalamualaikum"
"Wa'alaikumussalam. Eh Putri Yasmin"
"Bu. Sudah makan? Nih Putri ada bawa nasi uduk untuk Ibu. Ibu pasti belum makan, sekarang Ibu makan dulu"
"Bawakan nasi segala, sebenarnya Ibu gak nafsu makan, rasanya kenyang"
"Ibu harus makan, perut Ibu harus di isi, biar ada tenaga. Ibu makan ya, demi Arum" pinta Putri
Jihan mengambil nasi yang Putri berikan.
"Terimakasih ya. Duduk dulu""Iya Bu"
"Arum gimana Bu?" tanya Yasmin
"Alhamdulillah siang tadi dia sudah sadar"
"Beneran Bu?"
"Iya"
"Alhamdulillah..."
"Tapi...dia tidak ingat siapa dirinya dan siapa Ibu"
"Astaghfirullah. Kenapa seperti itu?"
"Akibat benturan cukup keras itu membuatnya hilang ingatan sementara"
"Ya Tuhan...sementara aja kan Bu?" tanya Yasmin
"Kata Dokter sih seperti itu, semoga saja tidka lama"
"Aamiin. Ibu makan dulu"
"Baiklah. Kalian sudah makan?"
"Sudah Bu, sebelum ke sini kami makan"
Putri berdiri, kemudian melangkah mendekati Arum, Yasmin juga ikut berdiri di samping brankar tempat Arum berbaring. Ia mengusap tangan Arum yang terbalut perban.
"Bangunlah Rum, nih ada kami, gak mau liat wajah kami yang cantik ini?" ucap Yasmin
"Rindu sekali dengan dia, sepi rumah tanpa dia" ucap Putri
Seakan merasa seperti terpanggil, Arum membuka matanya. Putri dan Yasmin terkejut melihat Arum yang tiba-tiba bangun. Sejenak Arum menatap Yasmin dan Putri, keningnya berkerut, ia bingung.
"Putri, Yasmin? Ngapain di sini?" tanya Arum yang ternyata sudah ingat kembali
"Eh kamu tau siapa aku?"
"Kamu kira aku lupa? Aku gak bisa lupa dengan kalian. Kenapa aku di sini?" tanya Arum
"Kamu kecelakaan Rum"
"Aw...tanganku sakit. Ini kenapa?"
Jihan beranjak dari sofa menghampiri Arum.
"Rum kamu sudah sadar?"
"Ibu? Ini benar Ibu? Put aku mimpi? Jika mimpi jangan bangunkan aku, aku ingin bertemu Ibu walaupun hanya dalam mimpi"
Jihan menangis mendengar ucapan Arum. Jihan langsung memeluk Arum yang masih terbaring.
"Maafkan Ibu Rum...maafkan Ibu...Ibu menyesal sangat menyesal atas apa yang Ibu lakukan pada mu"
"Ini beneran Ibu?"
"Iya ini Ibu"
"Ya Allah Ibu...Arum rindu Ibu...Arum sayang Ibu...maafkan Arum Bu, maafkan Arum yang selalu buat Ibu kecewa, yang selalu buat Ibu sedih...maafkan Arum Bu"
"Ibu sudah maafkan semuanya Rum, dan Ibu ingin tau apakah Arum memaafkan Ibu?"
"Tidak ada yang perlu di maafkan, Ibu tidak salah, ini hanya kesalahpahaman saja. Ibu jangan meminta maaf, Ibu tidak salah. Dengan Ibu memaafkan Arum itu lebih dari cukup untuk Arum Bu, terimakasih sudah memaafkan Arum, terimakasih sudah menerima Arum kembali, Arum sayang Ibu"
"Ibu juga sayang sama Rum"
Putri dan Yasmin ikut sedih sekaligus bahagia melihat Arum yang sudah mulai berbaikan dengan sang Ibu, setelah hampir tiga tahun Ibunya membenci Arum, kini Jihan mulai memaafkan dan keadaan akan kembali seperti dahulu.
See you next part
![](https://img.wattpad.com/cover/228828650-288-k995926.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ARUM (END)
أدب المراهقينDILARANG PLAGIAT! PLAGIAT MINGGIR! HARGAI KARYA ORANG JIKA KAMU INGIN DIHARGAI JIKA TERDAPAT KESAMAAN DALAM NAMA TOKOH, TEMPAT, DAN ALUR ITU UNSUR TIDAK KESENGAJAAN CERITA INI MURNI DARI IMAJINASI SAYA! Aku bukan wanita sholehah, bahkan jauh...da...