Arum mengambilkan nasi dan lauk untuk Danish, malam ini banyak sekali ia memasak lauk untuk makan malam, karena masih ada Nayla dan juga Alif di rumah itu. Untuk malam ini Arum bisa ikut makan malam bersama keluarganya, karena kafe sedang tutup alias tidak buka, jadi ada waktu libur untuk seluruh pekerja yang bekerja di kafe itu.
"Ini Bang" ucap Arum menaruh sepiring nasi di depan Danish.
"Undangan sudah jadi Rum?" tanya Nayla
"Sudah, rencananya besok Arum bagi undangan itu"
"Kakak minta lima ya, mau ngundang bos Kakak dan teman Kakak"
"Iya Kak"
"Mau bagi ke mana?"
"Rencananya besok mau ke pondok"
"Mau ikut?" ucap Danish
"Tapi Abang kan kerja?"
"Jam berapa?"
"Sekitar jam 3"
"Nanti Abang pulang"
"Beneran mau ikut?"
"Iya"
"Baiklah, sekalian berkenalan dengan teman-teman Arum di sana"
"Iya"
"Pernah mondok Rum?"
"Iya Kak, di pondok pesantren Al-ikhlas. Gak nyangka kan Kak? Arum yang nakal ini pernah mondok"
"Aiii...Kakak gak bilang ya"
"Sebenarnya Arum tidak suka orang menganggap Arum sebagai orang baik, rasanya minder dan tak pantas aja, tapi karena Nya lah yang menutupi aib dan keburukan Arum, orang-orang jadi menganggap Arum baik"
"Sudah-sudah lah Dek, tak usah ingat-ingat masa lalu itu lagi, yang penting sekarang kamu sudah berubah, lihat kamu sekarang, lebih baik dari Arum yang Kakak kenal dulu. Terkadang ada sesuatu yang harus kita lupakan, yaitu masa lalu, jangan ingat masa kelam lagi, kamu fokus pada masa depan kamu saja" ucap Nayla
"Eyy...tumben bijak. Kak Nay sakit? Kak Alif pegang dahi Kak Nay" ucap Arum
Alif langsung meletakkan tangannya di dahi Nayla. "Tidak panas"
"Ish...Mas nih, mau aja nurutin kata Arum, Nay gak sakit lah" ucap Nayla
"Siapa tau kamu sakit, Mas kan khawatir kalau kamu sakit"
"Alolo...khawatir dia" ucap Nayla sambil memegang dagu Alif. Arum senang, Kakak nya bahagia bersama Alif, mereka selalu terlihat romantis, Arum selalu berdoa, semoga hubungan mereka selalu baik-baik saja.
"Dek, kenapa senyum-senyum sendiri?"
"Gak papa Kak" jawab Arum kembali melanjutkan makan.
"Tambah lagi Nish, Lif lauknya" ucap Jihan yang dari tadi hanya jadi pendengar
"Iya Bu" jawab Alif
Selesai makan malam bersama, Danish terlebih dahulu masuk ke kamar, setelah ngobrol-ngobrol dengan Alif, sedangkan Arum, ia mencuci piring setelah makan tadi.
"Rum"
"Iya Bu"
"Ingat pesan Ibu, layani suami kamu baik-baik, jangan membantah apa kata dia"
"Iya Ibu, Arum ingat, sudah sering Ibu mengingatkan nya"
"Baguslah, bukan apa, Ibu tidak ingin kamu mengabaikan tugas dan kewajiban kamu sebagai seorang istri, buat Danish merasa beruntung memiliki kamu, kamu beruntung mendapatkan Danish, dia orang yang baik, dia mau menerima kamu apa adanya, dia tulus dan ikhlas menyayangi kamu, jaga baik-baik dia"
![](https://img.wattpad.com/cover/228828650-288-k995926.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ARUM (END)
Novela JuvenilDILARANG PLAGIAT! PLAGIAT MINGGIR! HARGAI KARYA ORANG JIKA KAMU INGIN DIHARGAI JIKA TERDAPAT KESAMAAN DALAM NAMA TOKOH, TEMPAT, DAN ALUR ITU UNSUR TIDAK KESENGAJAAN CERITA INI MURNI DARI IMAJINASI SAYA! Aku bukan wanita sholehah, bahkan jauh...da...