Akad

2.2K 191 9
                                    

Kini aku telah memutuskan untuk memilihmu sebagai teman dalam hidupku

🥀🥀🥀

Ruangan rumah Arum sudah di penuhi oleh keluarga besar, mereka duduk manis, ingin melihat secara langsung ijab qabul. Akad dilaksanakan malam hari, mereka sengaja melaksanakan akad pada malam hari, karena hal itu sangat jarang di lakukan orang-orang. Untuk malam ini Arum terpaksa Ijin tidak bekerja, dengan alasan ada acara keluarga.
Tidak banyak orang yang hadir, hanya keluarga dan tetangga saja yang di undang. Resepsi nanti baru mereka mengundang orang banyak, untuk acara nikah hanya keluarga saja.

Malam ini Arum terlihat sangat cantik, ia memakai baju berwarna putih, begitu juga dengan hijab nya. Danish pun terlihat tampan dengan jas hitam dilengkapi dasi, sebelumnya Arum tidak pernah melihat Danish memakai jas hitam, itu mampu membuat Arum takjub melihat Danish, ia tidak menyangka mendapatkan seorang pria setampan Danish.

"SAH?"

"SAH!" jawab semua orang

Arum mengucap syukur. Ia tidak menyangka, sekarang ia sudah resmi menjadi seorang istri, surga sudah beralih pada Danish. Ia sudah siap, siap menjadi istri yang baik untuk Danish, ia akan berusaha untuk menjadi istri yang baik.

Arum memeluk sang Ibu yang duduk di sampingnya. Jihan terharu, anak bungsunya sudah bergelar seorang istri, ia rasa baru kemarin Arum lahir, dan sekarang ia sudah tumbuh dewasa dan menjadi seorang istri.

Setelah selesai berdoa, Danish menghampiri Arum yang tidak jauh duduk di belakangnya.
Arum mencium tangan Danish cukup lama, sedangkan Danish meletakan telapak tangannya di atas kepala Arum, sambil membacakan sebuah doa. Setelah itu, Danish mencium dahi Arum. Arum merasa bahwa jantungnya berdetak kencang, karena sebelumnya ia tidak pernah di cium oleh orang yang bukan mahramnya.

Danish memasangkan cincin di jari Arum, kemudian giliran Arum yang memasangkan cincin di jari Danish, tangan Arum gemetaran ketika memasangkan cincin itu, tangan Danish yang satunya menenangkan Arum, Danish meletakan tangannya di atas paha Arum.

Selesai tukaran cincin, kini waktunya Arum bersalaman dengan sang Ibu dan mertuanya. Begitu lama Arum tertunduk mencium tangan Jihan.
"Ingat apa-apa saja tugas seorang istri. Ibu selalu doakan kamu, semoga bisa menjadi istri yang baik, semoga bahagia, semoga Allah selalu lindungi kalian berdua. Layani suami kamu dengan baik, jangan sesekali berani melawan, jadilah istri yang patuh. Arum denger apa kata Ibu?" tanya jihan sambil mengusap kepala Arum.

Arum berhenti mencium tangan Jihan, ia menatap Jihan. "Ingat Bu! Sudah ke empat kalinya Ibu mengatakan hal yang sama pada Arum" jawab Arum.

"Jangan hanya di ingat! Di laksanakan"

"Iya Ibu. Terimakasih...terimakasih atas segala yang Ibu berikan pada Arum, terimakasih sudah menjaga Arum, merawat Arum, membesarkan Arum, berkorban untuk Arum terimakasih yang tak terhingga atas semuanya Bu. Arum minta maaf, selama ini Arum sudah banyak membuat Ibu kecewa, sedih, maaf Arum belum bisa membahagiakan Ibu, yang ada Arum selalu membuat Ibu bersedih, membuat Ibu susah"

"Sudah curhatnya? Tidak perlu berterimakasih, Ibu melakukan itu karena Ibu ini adalah Ibu kamu, hal itu hal yang wajar dan seharusnya orang tua lakukan untuk anaknya. Dan Ibu sudah bahagia, Rum, sumber kebahagiaan Ibu ada pada kamu, kamu bahagia, Ibu pun bahagia, kamu anak yang baik, Ibu bangga Rum, karena kamu bisa membuat Ibu bangga dengan cara kamu sendiri. Ingat pesan Ibu!"

"Iya Ibu. Arum sayang Ibu" Arum memeluk Jihan

"Iya juga sayang kamu. Dah, tuh Danish sudah menunggu giliran"

Arum menghampiri Hanung dan Bram. Arum mencium tangan Hanung. Hanung mengusap lembut kepala Arum.

"Jaga anak Mama ya, Mama yakin, dia akan bahagia bersama kamu. Terimakasih sudah mau menerima anak Mama" ucap Hanung

ARUM (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang