마흔네

42.7K 4.3K 2K
                                    

Haechan kembali merenungkan apa yang di katakan Hendery, memang permintaan Hendery adalah sesuatu sederhana akan tetapi sesuatu yang sulit untuk Mark. Semenjak kemarin Haechan tidak menghubungi Mark begitu juga sebaliknya.

Haechan masih ingat, jika Mark menyayangi Jeno sama seperti menyayangi dirinya. Selain itu Haechan juga mengingat Jeno mengatakan jika dirinya lah yang membuat Mark semakin melupakannya sebelumnya.
Sekarang Haechan hanya bisa menunggu apa keputusan Mark, dan Haechan akan menerima jika Mark lebih memilih keluarganya.

"Haechanie" panggil Ten membuyarkan lamunan Haechan.

"Eoh? Eomma ada apa?"

"Haechan sangat mencintai Mark ya?" tanya Ten yang menyadari perubahan sikap Haechan.

Haechan hanya tersenyum mendengar perkataan Ten, dirinya mencintai Mark, tapi setelah mengingat perkataan Hendery lagi pikirannya kembali kacau.

"Haechan jangan marah dengan appa, eomma, dan hyung mu"

"Tidak eomma, aku tidak marah"

"Meskipun Haechan sudah dewasa, Haechan tetaplah bayi besar eomma" kata Ten terharu mengingat masa kecil Haechan.

Haechan paham apa yang di lakukan keluarganya memang untuk kebaikannya, dan keluaragnya tidak ingin Haechan kecewa dengan pilihannya.

"Seperti yang appa mu bilang, kalian memang di jodohkan. Tapi setelah melihat Haechan seperti beberapa bulan sebelumnya, appa dan eomma semakin berat melepas mu"

"Appa dan eomma tahu, jika Mark juga sangat mencintai mu. Diantara yang baik ada yang lebih baik, jika Mark bisa menjadi kan mu prioritas dalam hidupnya, berarti Mark rela mengorbakan apapun untuk Haechan, termasuk keluarganya"

"Sebelumnya kami tidak tahu bagaimana sifat kalian jika bersama dan seenaknya menjodohkan kalian berdua" kata Ten melepas pelukan Haechan, dan kini memegang kedua pundak Haechan "Tapi setelah melihat sifat kalian yang ternyata masih kekanakan appa dan eomma menjadi ragu" kata Ten tersenyum.

Haechan ikut tersenyum mendengar cerita awal perjodohan mereka, jika di lihat mereka memang kekanakan dan tidak mau saling mengalah.

"Tapi appa dan eomma percaya dengan Mark kan?" tanya Haechan.

"Hyung Haechan, Mark lebih tua dari mu. Bagaimana eomma bisa melepas jika kau tidak punya sopan santun pada suami mu sendiri nanti"

Dengan terkekeh Haechan menjawab "Aku masih belum terbiasa eomma"

"Kau ini" kata Ten gemas dengan Haechan.

TING TONG TING TONG

Saat sedang asik bercerita bel rumah terdengar, Haechan dan Ten saling pandang dengan tatapan bertanya. Ten berencana membuka kan pintu, sebelum itu terjadi Haechan lebih dulu menahannya.

"Biar aku saja eomma" kata Haechan bangkit berdiri. Dan dengan santai berjalan menuju pintu utama.

Begitu pintu terbuka, Haechan mendapati Mark yang berdiri di depan pintu dengan menunduk. Haechan diam, menuggu reaksi Mark selanjutnya.

"Maafkan aku ..."

"Aku tahu.." kata Haechan terdengar sendu, dan juga ikut menunduk.

"Hai, Haechanie Aunty merindukan mu" tiba-tiba Taeyong keluar dari sebelah kanan dengan senyum menghiasi wajah manis itu, setelah bersembunyi.

Haechan mengangkat wajahnya terkejut bukan main, di lihatnya Taeyong dengan tidak percaya. Mark mulai mengangkat kepala dan senyum hangat juga terpasang di wajahnya.

"Maafkan uncle dan aunty karena tidak datang sebelumnya" tiba-tiba Jaehyun keluar dari mobil yang terpakir di halaman.

Haechan menutup mulutnya dengan telapak tangannya, menatap Mark dengan mata berkaca-kaca. Entah sejak kapan Haechan mudah sekali merasakan sesuatu yang emosional akhir-akhir ini.

[ Book I ] My BodyGuard and I || Markhyuck || [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang