스물아홉

44.6K 5K 2K
                                    

Hari pertunangan Hendery dan Xiaojun tiba, pelan-pelan Haechan dapat mengendalikan halusinasinya lebih tepatnya sikap yang dia tunjukan saat berhalusinasi. Haechan menikmati itu, karena bayangan Mark tentu saja sedikit mengobati rindunya, meskpiun ia tidak bisa menyentuhnya. Serta haechan masih ingat kata dokter Shim agar tidak terlalu bergantung pada halusinasinya. Ia berusaha akan itu.

"Jangan melamun"

"Aku tidak melamun, hanya berpikir"

"Apa yang kau pikirkan, nikmati pestanya" kata Hendery.

"Dari tadi aku juga menikmatinya" kesal Haechan pada Hendery yang terlalu berlebihan.

"Kau tidak menikmati, dari tadi aku melihat mu. Kau melihatnya lagi?" tanya Hendery.

"Darimana hyung tau?"

"Terlalu jelas. Wajah mu seperti ingin memakan seseorang" jelas Hendery.

"Sejelas itu ya. Memang sejak tadi aku sedang kesal dengan dia" kata Haechan menunjuk Mark dengan dagunya.

"Dimana?" mengikuti arah pandang Haechan.

"Hyung kan tidak bisa melihatnya" kesal Haechan.

"Oh. Memang apa yang dia lakukan?" tanya Hendery.

"Setiap kali aku ingin minum, dia selalu menggangguku" gerutu Haechan dengan menatap Mark kesal.

"Minum saja, jika dia melarang mu sentuh saja dia. Dia akan menghilangkan"

"Bagaimana aku melakukannya disini banyak orang?"

"Jangan terlalu kelihatan, dan coba perhatikan sekeliling mu. Mereka fokus pada kegiatan masing-masing. Jika kau melakukannya dengan cepat mungkin tidak terlalu jelas"

"Hyung benar juga. Kenapa aku tidak melakukannya sejak tadi. Aku akan mencobanya" kata Haechan tersadar dari kebodohannya. Dengan senyum bangganya pergi ke meja yang menyediakan beberapa jenis Wine dan Vodka. Meninggalkan Hendery yang menggelengkan kepala melihat Haechan.

"Jangan minum" dengan menjulurkan lidahnya Haechan menyentuh Mark, dan tentu saja langsung menghilang.

"Akhirnya ..." kata Haechan senang dan ingin meminum wine miliknya.

PRANK!!

Gelas yang di pegang Haechan jatuh, karena ada yang mendorong tubuhnya dari belakang cukup keras. Marah? Haechan sangat marah. Saat akan berhasil justru dirinya di buat gagal karena ulah seseorang. Berbagai macam umpatan sudah Haechan siapkan, dan sudah di ujung lidahnya.

Begitu berbalik dan menunduk emosi nya menguap begitu saja. Senyum mengembang di wajahnya. Seseorang yang dulu pernah sangat dekat dengannya, kini berdiri di hadapannya. Meskipun orang itu sedang menunduk membersihkan pecahan gelas, Haechan dapat mengenalinya dengan mudah.

"HEI KAU BERDIRI!!!" perintah Haechan. Orang itu berdiri namun pandangannya masih tertuju ke lantai, yang sepertinya lebih menarik dari wajah Haechan.

"Apa kau masih sangat takut pada ku?" tanya Haechan dengan bersedekap dada. Yang di jawab gelengan oleh orang itu.

"Apa bibi Im mengajari mu untuk menatap lantai saat seseorang mengajak mu bicara?" tanya Haechan menahan senyumnya.

"Ti-tidak" jawabnya dengan mengangkat wajah.

"Lama tidak bertemu Lino" kata Haechan memeluk seseorang yang ia panggil Lino kemudian mengusak rambutnya.

"Lama tidak bertemuTuan" jawab Lino dengan senyum canggungnya "Bagaimana kabar Tuan?"

"Jangan panggil aku tuan. Sejak dulu aku menyuruh mu memanggilku Hyung. Kau sudah seperti adik ku. aku baik"

"Maaf tuan .. maksudku hyung"

[ Book I ] My BodyGuard and I || Markhyuck || [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang