21. Aussie

369 31 8
                                    

***

"Lo beneran mau kuliah dokter, Sha? tanya Geo sambil melihat ke arah Natasha yang sedang mengeringkan kaki Geo menggunakan handuk yang ada di UKS.

Sudah 30 menit berlalu, dan berdasarkan ingatan Natasha saat belajar pertolongan pertama di SMP dulu, waktu itu sudah cukup sebagai pertolongan pertama kaki terkilir.

"Iya, gue lagi berusaha ngejar beasiswa Australia yang sekolah kita bagi" jawabnya sambil tetap fokus mengeringkan kaki Geo.

Geo menelan ludahnya dengan kasar. "Gue juga ngejar itu, Natasha"

Natasha langsung berhenti melakukan kegiatannya dan menatap Geo dengan tatapan berpikirnya.

Beasiswa yang sekolah mereka sediakan hanya ada satu. Itu artinya mereka harus bersaing satu sama lain dan juga dengan siswa-siswa lain Castellar Highschool yang juga ingin mendapatkan beasiswa itu.

"Kita bersaing damai, oke? Bisa belajar bareng juga kalau lo mau" tanya Geo sambil mengulurkan tangannya dan mengangkat jari kelingkingnya.

Natasha langsung tersenyum dan mengaitkan kelingkingnya pada kelingking Geo. Pinky promise.

"Kenapa lo milih di Australia? Padahal sekolah kita nyediain banyak beasiswa lain ke luar negeri" tanya Geo setelah melepas kaitan kelingking mereka.

"Karena kedokteran paling top di Australia dan Amerika, sedangkan Amerika kejauhan" jawab Natasha sambil menyuci handuk yang ia gunakan untuk mengeringkan kaki Geo tadi.

Setelah bersih, Natasha menggantung handuk tersebut disamping wastafel.

"Lo kenapa mau di Australia?" Natasha bertanya balik.

"Ya karena pengen aja, kembali ke tempat masa kecil gue" jawab Geo. Cowok itu memang dibesarkan di Australia karena ia sendiri merupakan blasteran Australia. Ketika ayahnya meninggal, Arletta membawa Geo dan kak Zoe untuk pindah ke Indonesia.

Geo berbaring, lalu Natasha mengambil beberapa bantal dari kasur sebelah dan menjadikannya tumpuan untuk kaki Geo. Seingatnya, kaki yang baru saja terkilir sebaiknya tidak sejajar dengan tubuh, kaki harus diangkat lebih tinggi.

"Gue masih bingung masuk fakultas apa" ujar Geo.
"Bisnis apa hukum ya?" lanjutnya sambil berpikir.

Natasha hanya tersenyum. "Lo masih punya satu tahun buat mastiin pilihan lo kok, tenang aja"

"Iya juga sih"
"Eh, lo keluar aja Sha, nonton pertandingan yang lain. Kasian nanti yang lain pada nyariin lo. Sorry ngerepotin" lanjut Geo.

Natasha pun mengangguk lalu keluar dari UKS. Ia merasa setuju dengan yang Geo katakan. Ia tidak mau dikira hilang oleh sahabat-sahabatnya, apalagi ia tidak memberi kabar sedaritadi.

Setelah Natasha keluar dari UKS, Geo pun beristirahat dan langsung tertidur.

***

Natasha melihat sahabat-sahabatnya dari kejauhan. Mereka semua sedang menonton pertandingan voli antara kelas XI IPA 4 dan XI IPS 1.

Avi pun dibuat bingung, mendukung kelasnya atau pacarnya. Serba salah.

"Eh bucinnya Geo datang" ucap Avi saat menyadari kedatangan Natasha. Yang lainnya langsung menoleh dan menertawai Natasha.

"Asal aja lo ngomongnya" jawab Natasha lalu memfokuskan perhatiannya pada pertandingan yang berlangsung.

"Mantan lo lagi tanding tuh Sha" ucap Kendra sambil menunjuk Chase yang sedang memukul bola.

"Berisik!" Oke, seharusnya ia tetap tinggal bersama Geo di UKS. Natasha datang kesini hanya mendapatkan hujatan dari sahabat-sahabatnya yang kurang waras.

"Tasha udah gak peduli mantan kali Ken, udah ada babang Geo"

"MINDY KOMPOR DIEM!" Natasha berteriak sambil menatap Mindy dan Kendra dengan tatapan membunuhnya.

Untungnya keadaan disana juga sedang ribut karena pertandingan sedang seru-serunya, sehingga suara teriakan Natasha tidak terlalu terdengar.

Setelah beberapa menit menyaksikan pertandingan, pertandingan pun berakhir. Pertandingan dimenangkan oleh kelas XI IPA 4, yang merupakan kelas Avi, Chase, Julio, Daniel, dan Toby.

Walaupun mereka melawan Kavi, si kapten voli, tetap saja kelas XI IPA 4 yang menang, karena satu anggota tim inti melawan empat anggota tim inti? Berbanding jauh.

"Eh mantan ngapain disini? Mau ngasih gue air?" tanya Chase sambil tersenyum lebar yang baru saja keluar lapangan dan mendapati Natasha memegang sebotol air.

"Iya, nih" Natasha langsung membuka tutup botolnya lalu menyiramkan air minumnya pada wajah Chase.

"Makan tuh, mantan" Setelah mereka puas menertawai tingkah Natasha pada Chase, mereka pun meninggalkan para tim voli untuk membersihkan diri.

Mereka memutuskan untuk menghabiskan waktu istirahat untuk makan bersama di kantin. Tentunya tanpa Geo, Chase, Toby, Julio, Kavi, dan Daniel.

"Gue traktir deh! Makan sepuasnya. Anggap aja syukuran menang basket" ucap Josh saat mereka telah selesai memesan makanan.

"Kita udah selesai pesan baru lo bilang makan sepuasnya. Kampret" balas Laura.

"Ya kan bisa nambah, Laura sayang" ucap Lucas dengan maksud bercanda pada kata terakhirnya.

Laura sadar itu hanya candaan, tetapi entah mengapa, ia baper.

"Syukur lo, udah gue traktir juga" tambah Josh.

Setelah menghabiskan makanan mereka dan Josh membayar semuanya, merekapun pulang ke rumah masing-masing. Kecuali Natasha yang pergi ke UKS terlebih dahulu, mengingat bahwa yang akan mengantarnya pulang adalah Geo.

"Kaki lo harus diistirahatin Algerio, gimana caranya lo bawa motor?" ucap Natasha setelah Geo bersikeras untuk tetap mengantar Natasha dengan motornya.

"Pokoknya gue bawa motor. Emangnya lo bisa bawa motor hm?" Pertanyaan Geo berhasil membuat Natasha diam. Dia kalah lagi dalam perdebatannya dengan Geo.

Alhasil Geo pun memaksakan kakinya untuk membawa motor dan mengantarkan Natasha pulang. Untung saja Geo bisa pulang ke rumah dengan selamat tanpa terjadi kejadian yang tidak mengenakkan.

***

Algerio [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang