***
Sehari telah berlalu, kini mereka semua berkumpul kembali di salah satu butik yang ada di kota mereka. Mereka akan menyewa baju untuk acara akhir tahun yang diadakan besok.
Mereka ber-duabelas memasuki butik tersebut. Ini mau demo atau nyewa baju sih?!
Semua pakaian berupa baju kaos dan celana yang ada disusun dengan sangat rapi. Berbanding terbalik dari kamar mereka semua.
"Murid Castellar ya?" tanya seorang wanita yang mereka duga sebagai pemilik butik ini.
"Iya, mau sewa baju dong, ada saran gak?" jawab Shella dengan sopan.
Sang pemilik butik lalu membukakan sebuah pintu. Sebuah ruangan penuh dress dan jas yang indah ada di depan mata mereka.
Setelah dipersilakan masuk, mereka lalu masuk dan melihat-lihat pakaian yang ada. Sementara sang pemilik butik menunggu diluar untuk melayani pembeli lainnya.
"Wow"
"Eh baju yang ini cocok gak buat gue?" Varo berteriak sambil memegang sebuah dress pendek berwarna kuning didepan badannya.
"GOBLOK! TEMEN GUE TRANSGENDER"
"Wey! Yang itu buat gue aja" tambah Lucas.
Untung saja sang pemilik butik sudah keluar, kalau tidak, mungkin ia sudah pingsan melihat kelakuan para pembelinya.
"Couple-an mau gak?" Natasha kaget karena Geo muncul secara tiba-tiba disampingnya.
"Boleh deh"
Sahabat-sahabat mereka yang lain sedang sibuk memilih pakaian mereka, jadi tidak ada yang memperhatikan Geo dan Natasha. Aman tanpa hujatan.
"Warna apa?" usul Geo.
"Terserah"
"Biru?"
"Gak ah"
Oke. Sabar Geo, sabar.
"Kuning?"
"Terang banget"
"Tadi katanya terserah?!" Geo bingung. Ia tidak bisa sabar lagi.
"Terserah, yang penting jangan biru dan kuning" Natasha memang ingin menjahili Geo. Sekali-sekali ia harus bisa membuat Geo jengkel.
"Yaudah, merah"
"Ih gak mau"
Geo menghembuskan nafasnya kasar. "Pala gue puyeng, Natasha"
Natasha lalu tertawa puas. Setelah sekian lama Geo membuatnya kesal, akhirnya ia bisa balas dendam.
"Hitam aja, gimana?" usul Natasha.
"Terserah" Geo membalas sambil menirukan cara bicara Natasha.
Natasha mencubit lengan Geo dan mereka berdua tertawa bersama.
Geo mengambil salah satu jas berwarna hitam yang ada didekatnya serta celana kain panjang berwarna hitam. Sedangkan Natasha masih memilih, ia bingung karena dua dress hitam yang ada di hadapannya sama-sama menarik.
"Yang itu aja, lebih tertutup" Geo kembali menghampiri Natasha sambil menunjuk salah satu dress yang ada di tangan Natasha.
"Liat nih, bagus gak?" tanya Geo sambil memegang jas hitam pilihannya.
"Semua jas cowok sama aja, Algerio"
"Kata orang semua cowok sama aja, sekarang jas cowok lagi yang mau disamain?"
"Gak tau ah, capek ngomong ama lo"
Natasha menyimpan salah satu dress yang ia pegang lalu membawa dress pilihan Geo ke ruang ganti.
Dalam butik ini, terletak lima ruangan ganti. Jadi mereka menggunakannya secara bergantian.
Geo dan Natasha merupakan dua orang tercepat, jadi mereka bebas memasuki ruang ganti yang masih kosong.
"Titip dompet gue dong" Geo menyodorkan dompetnya kepada Natasha. Natasha menerima dompet milik Geo lalu memasukkannya ke dalam tasnya agar tidak kelupaan.
Natasha memasuki ruang ganti yang ada disebelah ruang ganti Geo dan mencoba dress hitamnya.
Dress tersebut terasa pas dan nyaman bagi tubuhnya. Ia merasa cocok dengan dress itu.
Setelah mengganti kembali pakaiannya, Natasha pun keluar dari ruang ganti dan mendapati Geo yang sudah menunggu diluar.
"Dasar cewek, lama"
Baru saja Natasha hendak protes, sahabat-sahabat mereka yang lain sudah datang dan berebutan ruang ganti.
Mereka saling dorong-mendorong satu sama lain dan tidak ingin mengalah.
"Gue duluan masuk woi!"
"Gue aja dulu"
"Gue aja, gue cepet kok"
"COWOK NGALAH!" teriakan dari Ele berhasil membuat mereka semua diam. Akhirnya kelima perempuan tersebut diberi kesempatan untuk mencoba pakaian mereka terlebih dahulu.
"Kenapa gue harus terlahir jadi cowok sih?!" kesal Adrian.
"Jadi cewek lebih susah, ogeb" tegur Geo. Ia tau itu karena ia dibesarkan bersama dua perempuan, ibu dan kakaknya.
"Tapi jadi cowok disalahin mulu" timpal Josh.
"Terima nasib" ucapan Natasha langsung membuat mereka diam dan cemberut.
"KENZIE! LO GAK BISA LEBIH LAMA LAGI YA?!" Varo menggedor-gedor pintu ruang ganti Kenzie dengan tak sabar.
"Sabar ih! Resletingnya nyangkut ini!!"
"Makanya diet"
"IH DASAR COWOK, HOBINYA BODYSHAMING MULU"
"Tuh kan, cowok lagi yang salah"
Setelah mereka ber-duabelas sudah menemukan pakaian pilihan mereka, merekapun menemui sang pemilik butik dan meminta pakaian mereka untuk diantarkan ke rumah Ele besok siang.
Tak lupa, mereka juga membayar setengah harga sebagai biaya panjar. Setelah itu mereka pulang ke rumah masing-masing untuk beristirahat dan bersantai.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Algerio [COMPLETED]
Teen FictionCOMPLETED✓ Natasha dan Algerio, dua sejoli yang sangat dingin, cuek, dan jutek. Seiring berjalannya waktu dan dipengaruhi oleh kedekatan sahabat-sahabat mereka, Algerio akhirnya menemukan rasa cinta yang tumbuh setiap kali ia melihat Natasha. Tetapi...