28. KMB

375 33 10
                                    

***

Malam telah tiba, semenjak kejadian tadi, baik Geo dan Zoe belum ada satupun yang keluar kamar. Membuat Arletta semakin takut bila kedua anaknya marah dan kecewa pada dirinya.

"Zoe! Geo! Makan malam!" teriak Arletta memanggil kedua anaknya.

Geo dan Zoe pun keluar dari kamar mereka dan segera turun menuju ke ruang makan.

Mereka segera duduk di kursi yang mengelilingi meja bundar tersebut. Mereka bertiga mengambil nasi dan lauk pauk masing-masing lalu makan dengan tenang, tanpa ada yang berbicara sedikitpun.

Arletta menghabiskan makanannya terlebih dahulu. Namun ia tetap duduk diam sambil menatap kedua anaknya yang masih sibuk makan.

Tak lama setelah itu, makanan Geo dan Zoe pun habis. Arletta langsung saja memulai pembicaraan nya, sebelum Geo dan Zoe meninggalkannya sendirian lagi.

"Maafin mama. Mama gak tau kalau Cassie orangnya kayak gitu" ucap Arletta memecahkan keheningan.

Geo dan Zoe spontan menatap Arletta.

"Gak papa mah. Tapi Geo perlu tau, kenapa mama sampai berpikir untuk deketin aku sama perempuan kayak dia?" jelas Geo lalu meminum segelas air mineral.

"Pak Feri maksa untuk deketin kamu dengan Cassie. Kalau nggak, dia bakal berhentiin kerja sama mama dengan dia. Jadi mau gak mau mama terima" Arletta berbicara dengan cukup cepat.

"Mama salah, maaf. Mama gak tau dia orangnya gimana dan langsung nyetujuin dia untuk kamu" lanjut Arletta sambil menghembuskan nafasnya pelan.

"Berarti sekarang mama udah gak punya rekan kerja sama?" tanya Zoe hati-hati. Arletta mengangguk pelan walau hatinya terasa berat.

Zoe dan Geo hanya menghembuskan nafasnya pelan, sabar, sabar.

"Oh iya ma, temen aku ada yang orang tuanya pebisnis juga. Mungkin mama bisa kerja sama dengan dia" usul Zoe.

"Boleh, nanti mama urus"
"Kalian ada masalah apa sama Cassie? Dari awal keliatannya udah gak baik" lanjut Arletta.

"Dia nyebarin foto Geo sembarangan, mah" jawab Geo seadanya. Ia malas menjelaskan hal yang sama berulang-ulang kali.

"Jadinya waktu itu dia di skors seminggu sama pak kepsek" lanjut Geo.

Arletta hanya mengangguk-angguk, urusan remaja. Biarkan mereka yang mengurusnya sendiri.

Keadaan sempat hening untuk beberapa detik, dan Arletta kembali memecahkan keheningan agar suasana tidak terlalu canggung.

"Geo, kamu maafin mama yah, nak?" tanya Arletta dengan lembut.

Kalau sudah seperti ini, mana mungkin Geo tidak memaafkan mamanya.

"Iya mah. Tapi mama harus minta maaf ke Natasha juga" jawab Geo.

"Natasha siapa?"

"Temen aku yang tadi" ucap Geo.

"Temen kok demen?" timpal Zoe yang langsung mendapatkan tatapan maut dari Geo.

Arletta hanya tersenyum penuh makna lalu mengangguk. "Panggil aja ke rumah besok pagi, mama bakal minta maaf kok, demi anak mama"

"Oke makasih ma" Geo langsung memeluk Arletta. Ia tidak tega membiarkan Arletta sendirian daritadi, apalagi harus menjadi anak pembangkang untuk sementara waktu, hanya agar dirinya tidak didekatkan dengan Cassie.

Arletta membalas pelukan Geo dengan erat, sangat erat. Zoe yang iri pun langsung ikut mendekat dan terjadilah pelukan teletubbies bertiga di rumah Geo.

Setelah mereka melepaskan pelukan mereka, mereka lalu tertawa lega karena hubungan keluarga mereka tetap baik-baik saja.

"Nah, sekarang, bantu mama cuci piring" perintah Arletta sambil menunjuk ke tumpukan piring di wastafel.

"SILAHKAN KAK" Geo berteriak lalu kabur ke kamarnya. Zoe hanya bisa memutarkan kedua bola matanya lalu berjalan dengan malas menuju wastafel, membantu Arletta mencuci piring satu persatu.

Geo memasuki kamarnya dan segera menghubungi nomor telepon Natasha.

"Halo?"

"Halo Sha, maafin gue ama mama gue ya" ucap Geo setelah mendengar sapaan dari Natasha.

"Iya, santai aja kali"

"Besok bangun pagi ya, gue jemput, mama mau bicara" balas Geo. Jujur ia sedikit takut ketika mengatakan hal ini. Ia takut Natasha akan menolak untuk menemui Arletta akibat perkataan Arletta tadi sore.

"Oke bos" Huft. Jawaban yang melegakan bagi telinga Geo.

"Okay, good night" Setelah mengucapkan hal itu, Geo langsung memutuskan sambungan telepon. Ia merasa sangat malu.

Notifikasi handphone Geo seketika memunculkan sesuatu.

Natasha (1)
Gn too

Pesan singkat dengan dua kata dan lima huruf tetapi memiliki dampak yang luar biasa, mengalahkan bom atom dan meteor jatuh.

Geo merasa sangat senang dan pipinya bersemu memerah. Ia tidak membalas pesan itu karena ia bingung harus membalas apa.

Ia menyimpan handphone nya diatas nakas lalu berbaring, menatap langit-langit kamarnya sambil tersenyum-senyum sendiri. Kupu-kupu bahkan seluruh jenis serangga terasa beterbangan di perutnya.

Satu hal yang tidak Geo ketahui, bahwa Natasha juga melakukan hal yang sama di rumahnya.

***

Algerio [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang