"kau benar rindu aku?"

587 121 11
                                    

⠀⠀seungwan menggigit bibirnya sendiri selagi nada sambung terus berbunyi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⠀⠀seungwan menggigit bibirnya sendiri selagi nada sambung terus berbunyi. dadanya berdebar karena semangat. dalam hatinya terus menggumamkan, "angkatlah, chanyeol." sambil terus berkacak sebelah pinggang, sementara kakinya mengetuk-ngetuk lantai tak sabaran. dahinya berkeringat pelan-pelan karena suhu ruangan yang pengap dan pekak karena banyak orang.

"halo?"

"chanyeol!" seungwan hampir berteriak ketika mendengar suara teman baiknya di seberang telepon.

"seungwan, suaranya bising. di sekitarmu," ujar chanyeol sembari menahan senyumnya. "ramai?"

"ya, seperti yang kubilang. aku di wartel asrama. ramai sekali, apalagi sekarang malam minggu. dan aku hanya punya waktu paling lama 5 menit," jelas seungwan kecewa. "karena antreannya panjang, jadi dibatasi per orangnya. kalau aku mau telepon lagi, harus mengulang antre lagi dari belakang," lanjutnya.

"serius? sayang sekali cuma sebentar," jawab chanyeol. ia mengerucutkan bibirnya.

"itu seungwan ya? seungwaaan! aku rindu sekali!"

"kakak, diamlah!" chanyeol memberi telunjuk di bibirnya, mengisyaratkan kakaknya untuk diam. namun, daripada diam, yoora lebih setuju untuk bertingkah makin brutal.

"beri tahu kak yoora, aku pun rindu!" seungwan tertawa di ujung telepon, mendengar sekaligus membayangkan betapa ributnya chanyeol dan yoora kini.

"seungwan, sebentar ya, aku pergi ke kamar dulu!" kata chanyeol tersengal sambil berlari membawa telepon rumah wireless-nya. seungwan mendengar grasak-grusuk tidak keruan selama satu menit. "halo? aku sudah di kamar. kau masih di situ kan?"

"ya," jawab seungwan. bibirnya selalu tersenyum ketika ada suara chanyeol menyeruak dari sambungan telepon itu. "sudah, tengkarnya?"

"begitulah." chanyeol tertawa renyah.

mereka diam. seungwan memainkan kabel teleponnya dengan tak tenang, matanya melihat kanan dan kiri, seolah-olah mencari topik pembicaraan yang tercecer di sana. sementara chanyeol mengetuk-ngetuk dinding kamarnya, selagi dirinya duduk merosot di kepala tempat tidur.

"selamat ulang tahun yang ke sembilan belas, chanyeol," kata seungwan akhirnya.

"ya, terima kasih," balas chanyeol. ia tersenyum lebar, lalu berganti cemberut seketika. "hei, pulanglah. aneh, merayakan ulang tahun tanpamu tahun ini."

seungwan mengangkat alisnya, ia berganti posisi untuk menyender di dinding bilik, sembari tangan kanannya mengelap dahinya yang berkeringat. "apa anehnya?"

"aneh saja." chanyeol menggaruk kepalanya yang tiba-tiba gatal. "kau benar rindu aku, seungwan?"

"tentu," jawab seungwan yakin. "kau?" ia bertanya balik.

"ya... sangat." bibir chanyeol bergerak ragu. ia tak pernah sebelumnya mengatakan ucapan-ucapan aneh seperti itu kepada seungwan karena mereka selalu bertemu setiap hari, sedari mereka kecil. ia menghela napas. "aneh."

"apa lagi yang aneh?"

"kalau bicara tentang rindu. kepadamu."

"iya juga ya."

"wan, pulanglah."

seungwan tak bisa menahan senyum ketika chanyeol menyuruhnya pulang, lagi dan lagi. "iya, nanti," tuturnya. "kau pasti akan kuberi tahu sesegera mungkin kalau aku akan pulang ke busan."

"bawakan aku oleh-oleh khas seoul ya!" seru chanyeol. "kau tidak diterima di rumahku kalau tidak bawa oleh-oleh."

"tenang saja, aku sudah mulai hapal ragam tentang seoul," ujar seungwan mantap. tiba-tiba, orang dibelakangnya mengetuk pintu bilik milik seungwan. mengingatkan bahwa jatah bertelepon seungwan telah habis. gadis itu langsung mengangguk-angguk. "chan, sudah 5 menit. besok-besok lagi ya."

"cepat sekali. ini semua karena kak yoora si gila itu." chanyeol mendecakkan lidahnya kesal. "ya sudah. kirimi aku surat lagi ya?"

"baiklah."

"seungwan, jaga dirimu baik-baik ya," ucap chanyeol tenang. ia menarik napas sebelum akhirnya berkata, "aku rindu sekali."

"katanya aneh kalau bicara rindu padaku," sangkal seungwan, bibirnya lagi-lagi tersenyum untuk yang kesekian kalinya. "selamat ulang tahun, chanyeol."

"terima kasih. selamat malam, seungwan."

"ya, selamat malam."

klak!

i wrote you a letterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang