'selamat natal!' (tidak pernah dikirim)

313 82 32
                                    

<ʷnͬoͥtͭeͤʳˢ>

hai! udah mulai 700-950 kata nih, per chapter-nya. semoga gak bosen ya. <3

seoul, 25 desember 1999

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

seoul, 25 desember 1999

y̴̸a̴̸n̴̸g̴̸ ̴̸t̴̸e̴̸r̴̸s̴̸a̴̸y̴̸a̴̸n̴̸g̴̸,̴̸
untuk
park chanyeol
di busan

⠀⠀selamat natal!
a̴̵̶k̴̵̶u̴̵̶ ̴̵̶m̴̵̶e̴̵̶m̴̵̶i̴̵̶k̴̵̶i̴̵̶r̴̵̶k̴̵̶a̴̵̶n̴̵̶m̴̵̶u̴̵̶
hari ini aku bangun pagi-pagi sekali. aku diperbolehkan membantu panitia untuk menata dekorasi dan memasak makanan yang akan dihidangkan di acara besar malam ini.

tapi, chan, natal di sini t̸i̸d̸a̸k̸ ̸m̸e̸n̸y̸e̸n̸a̸n̸g̸k̸a̸n̸   membuatku kurang bersemangat. kampus mengadakan makan malam bersama dan pesta dansa. terlalu gaduh dan hiruk-pikuk, membuatku risau. kau tahu aku tidak suka berisik atau keramaian yang berlebihan, kan?

aku sempat meminta seulgi, teman serumahku, untuk menemaniku kembali dan berdiam di rumah asrama saja. tapi, seulgi akhirnya pergi lagi ke aula besar setelah 10 menit, karena tidak enak meninggalkan pacarnya tanpa izin.

sementara mark, walaupun kami baru saja jadian 2 hari yang lalu, malam ini dia terlalu sibuk bercengkerama dengan kawan-kawannya--hampir tidak memerhatikanku sama sekali. bahkan tidak mencariku setelah aku kembali ke asrama.

c̶h̶a̶n̶,̶ ̶a̶n̶e̶h̶ ̶s̶e̶k̶a̶l̶i̶.̶ ̶p̶a̶d̶a̶h̶a̶l̶,̶ ̶s̶e̶h̶a̶r̶u̶s̶n̶y̶a̶ ̶a̶k̶u̶ ̶b̶e̶r̶g̶a̶i̶r̶a̶h̶ ̶k̶a̶r̶e̶n̶a̶ ̶m̶a̶r̶k̶ ̶a̶d̶a̶l̶a̶h̶ ̶p̶a̶c̶a̶r̶ ̶p̶e̶r̶t̶a̶m̶a̶k̶u̶.̶ ̶n̶a̶m̶u̶n̶,̶ ̶a̶k̶u̶ ̶m̶a̶l̶a̶h̶ ̶m̶e̶r̶a̶s̶a̶ ̶k̶u̶r̶a̶n̶g̶ ̶c̶o̶c̶o̶k̶ ̶d̶e̶n̶g̶a̶n̶ ̶m̶a̶r̶k̶.̶ ̶m̶e̶s̶k̶i̶ ̶d̶i̶a̶ ̶b̶a̶i̶k̶ ̶h̶a̶t̶i̶,̶ ̶e̶n̶t̶a̶h̶l̶a̶h̶,̶ ̶m̶a̶r̶k̶ ̶t̶i̶d̶a̶k̶ ̶s̶e̶p̶e̶r̶t̶i̶ ̶k̶a̶u̶ y̶a̶n̶g̶

alhasil, di sinilah aku. tebersit di pikiranku untuk menulis surat untukmu, sekalian mengisi kehampaanku di hari natal ini.

kau benar. aku juga rindu pergi ke pasar jagalchi atau pasar gukje bersamamu. aku rindu mengganggumu yang selalu bermasalah terhadap keseimbangan mengendarai sepeda.

aku tidak pernah tega membiarkanmu disalahkan, chan. itulah sebabnya, saat itu aku langsung menyerahkan diri pada kepala sekolah kang, supaya aku saja yang kena hukuman. lagipula, kalau aku tidak iseng mengguncangkan sepeda, kita juga tak mungkin jatuh kan?

setelah itu, aku menghindarimu bukan karena aku marah. dan gayoung itu bukannya tak acuh padamu. aku tahu, moon gayoung, yang waktu itu duduk di sebelah kursiku, menyukaimu sejak awal masuk SMA. gelagatnya yang malu dan tersipu (makanya dia terlihat menghindar/tak acuh) setiap kau lewat di depannya, atau setiap kau disuruh maju mengerjakan soal di papan tulis, tatapannya beda sekali dari gadis-gadis lain, chan.

terkadang, dia membuatku kesal karena bersikap seolah-olah ingin merampasmu dariku.

sampai akhirnya, tepat di hari pertama aku menjalani hukuman, dia memberitahuku (yang pada dasarnya sudah tahu duluan), kalau dia menyukaimu. sangat menyukaimu. gayoung menyuruhku untuk jauh-jauh darimu sejenak, semata-mata agar dia bisa mendekati dirimu, chan.

tatapannya yang memohon dan sekilas bengis, membuatku sedih. aku tak bisa apa-apa selain mengiyakan permintaannya.

kulihat saat itu hubunganmu dengannya berjalan baik, kau juga kelihatannya menerima gayoung berada di sampingmu sehari-hari. makanya, aku terkejut selepas dua minggu kemudian, kau tiba-tiba datang meminta untuk kembali berteman denganku.

aku ingat, saat itu aku pulang jalan kaki sendirian, kau mengejar dan mencengkeram tanganku. lalu, dengan wajah supersedih, kau bilang, "seungwan, aku mohon. ayo kembali seperti dulu."

aku tidak menjawab apapun, tapi hanya menangis dan memelukmu di pinggir jalan. kau tahu, kehilangan sosokmu selama dua minggu dan melihat orang lain menggantikan posisiku di sampingmu rasanya aneh. membuatku sesak dan sebal.

namun, ketika kau mendatangiku dadak sontak seperti itu, lalu kau memutuskan untuk kembali di sisiku seperti biasanya, aku lega bukan main.

chan, aku tahu, kita sepakat untuk melupakannya. tapi jujur, aku tak pernah lupa sama sekali bahwa faktanya: setelah pelukan itu, kau mencium bibirku.

sehabis itu, aku kontan berhenti menangis. kita berdua senewen dan saling canggung. kelewatan canggung.

aku dengar kau bergumam kikuk, "maaf." aku tetap tidak menjawab, dan kita berjalan cepat-cepat menuju rumah. cepat sekali. belum pernah kita pulang ke rumah seburu-buru itu.

sesampai di depan rumahku, kau menghentikan langkah, kemudian tanpa memandangku sama sekali, dengan egoisnya berkata, "seungwan, tolong lupakan saja yang tadi ya."

tidak menunggu sahutanku, kau malah melenggangkan kedua kakimu pergi begitu saja.

pertama kalinya hatiku hancur karenamu, chan.

semalaman itu, aku menangis karena malu dan sedih. sebab rumah di pertetanggaan kita tidak kedap suara, kak seunghee sampai kebingungan dan aku hanya bisa bilang: aku cuma bertengkar kecil dengan chanyeol.

meski demikian, aku bertekad untuk melupakannya. dan aku sedikit bersyukur, karena di hari berikutnya, tak ada yang berubah antara kau dan aku. kita bersikap seolah-olah kejadian kemarin hanya mimpi yang iseng lewat saja. bahkan, sampai sekarang, kita masih menganggapnya seperti itu.

walau, sebetulnya, aku tidak melupakannya. malah aku kecewa. sebab setelahnya, aku justru sadar kalau a̸k̸u̸ ̸m̸e̸n̸y̸u̸k̸a̸i̸m̸u̸   ternyata a̶̷k̶̷u̶̷ ̶̷m̶̷e̶̷n̶̷y̶̷i̶̷m̶̷p̶̷a̶̷n̶̷ ̶̷r̶̷a̶̷s̶̷a̶̷

 sebab setelahnya, aku justru sadar kalau a̸k̸u̸ ̸m̸e̸n̸y̸u̸k̸a̸i̸m̸u̸   ternyata a̶̷k̶̷u̶̷ ̶̷m̶̷e̶̷n̶̷y̶̷i̶̷m̶̷p̶̷a̶̷n̶̷ ̶̷r̶̷a̶̷s̶̷a̶̷

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⠀⠀seungwan membuang napasnya setelah ia memberhentikan jemari yang sedang mencoret-coret deretan kata terakhir yang baru ditulis. lidahnya mendecak.

ia merasa tak pantas menulisnya. mana mungkin chanyeol siap membaca hal aneh dan mengejutkan seperti itu? ditambah, sekarang seungwan sudah punya pacar.

perempuan itu menggeleng, meraup kertas tersebut dengan satu tangan hingga menjadi bola. lalu, dicelupkannya ke dalam segelas teh hangat yang mulai dingin di sampingnya.

sengaja membuatnya tulisannya larut; menghilang.

i wrote you a letterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang