"sampai nanti."

307 68 9
                                    

⠀⠀berat rasanya bagi seungwan, untuk melangkah pergi menjauh lagi dari busan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⠀⠀berat rasanya bagi seungwan, untuk melangkah pergi menjauh lagi dari busan. sudah waktunya dia kembali ke seoul, tapi hatinya belum sepenuhnya siap.

"sesaat lagi, kereta api akan diberangkatkan dari stasiun busan, menuju stasiun akhir seoul. mohon untuk segera menunggu di peron..."

selagi pengumuman itu bergema di penjuru stasiun, chanyeol dan seungwan masih saling menatap di dekat pintu masuk peron.

beberapa detik kemudian, gadis itu menggeleng-geleng pelan, nyaris tidak tampak bergerak. "jangan menangis," tutur seungwan ketika menangkap raut wajah chanyeol yang sekilas menjadi sendu.

"aku tidak menangis," selak chanyeol.

keduanya diam. seungwan mengeratkan jemari pada ranselnya. "hei, keretanya tidak akan menungguku," ujar seungwan, meraih bahu chanyeol dan menepuknya. "aku pergi ya."

jari-jari kanan chanyeol menangkap tangan seungwan yang merosot dari bahunya. wajahnya ditundukkan, semua perasaannya yang ditahan mulai membuncah.

penuh ketidakrelaan.

"sebentar saja, wan."

dua minggu kurang lama bagi chanyeol untuk bertemu dengan seungwan. ia ingin terus melihatnya. setiap hari, kalau perlu.

seungwan tidak tanggung membalas genggaman tangan chanyeol dan sesekali mengelusnya dengan ibu jari. ia menyemat senyum sedih.

di mata seungwan, ada chanyeol; di mata chanyeol, ada seungwan.

pandangannya memburam. chanyeol pelan-pelan melangkah mendekat sebelum menarik seungwan ke dalam dekapannya dengan cepat.

tanpa berpikir dua kali, seungwan tak mau kalah mengeratkan sepasang tangannya pada tubuh chanyeol. ia meninggikan alis ketika telinganya mendengar ada bunyi isak tertahan yang lolos dari bibir chanyeol.

"sudah kubilang, jangan menangis," ulang seungwan. ia mengusap punggung chanyeol yang hangat.

"jangan lupa untuk pulang," kata chanyeol terbata di sela isakan kecilnya. "kalau bisa, jangan pergi," pintanya tiba-tiba dengan intonasi manja. ia berdeham setelahnya. "apa aku berlebihan, wan?"

seharusnya ia ingat, kalau chanyeol itu hanya pria dengan tubuh besar dan menjulang. di balik itu, ada hati yang begitu sensitif dan cengeng.

seungwan menepuk-nepuk punggung lebar lelaki itu dan menahan gelak. "tidak," jawabnya.

"aku ingin kau cepat pulang," ujar chanyeol. kepalanya mencari posisi nyaman di atas bahu seungwan.

gadis itu terkekeh mendengarnya. padahal, jelas-jelas dia masih berada di sini. belum-belum, chanyeol sudah menyuruhnya cepat pulang.

seungwan memejamkan matanya untuk beberapa saat. ia merasa ada sesuatu yang menghangatkan isi hatinya.

yang mereka inginkan: selamanya begini.

i wrote you a letterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang