"jangan pergi. aku mohon."

356 66 8
                                    

⠀⠀"gayoung, kubilang, aku lelah," keluh chanyeol sambil menggaruk pelipisnya yang tidak gatal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⠀⠀"gayoung, kubilang, aku lelah," keluh chanyeol sambil menggaruk pelipisnya yang tidak gatal.

ia sudah tidak tahu cara mana lagi yang cocok untuk memberi tahu gayoung bahwa dirinya sedang lelah. bahkan, perempuan itu menggelayutinya di depan kafe.

"temani aku sebentar saja ke acara ulang tahun temanku!" desak gayoung sembari menggoyangkan lengan chanyeol, manja. "teman-temanku tidak percaya kalau aku betulan punya kekasih."

chanyeol mengerutkan dahinya. "apa hubungan kita cuma untuk dipamerkan?"

"bukan begitu," kelit gayoung, "sekalian, kita juga sudah lama tidak punya waktu berdua..."

"bagaimana bisa punya waktu berdua kalau keseharianmu hanya jalan-jalan dengan teman-temanmu?" chanyeol memotong ucapan gayoung seketika.

gadis itu terdiam dan melepas kait tangannya dari lengan chanyeol.

"pulanglah, gayoung. aku juga ingin pulang," kata chanyeol setelah menghela napas. "oke?"

"tapi, bagaimana dengan ulang tahun temanku? aku sudah berjanji untuk datang."

"pergilah tanpaku."

gayoung menunduk dan mengernyitkan kening. chanyeol menepuk puncak kepala gadis itu dengan pelan.

"aku... sedang lelah. kumohon, mengertilah," pinta chanyeol, sehabis itu, ia tersenyum manis. "lain kali, ya? jangan marah. atau sedih."

kepala gayoung terangkat seraya munculnya lengkung bibir yang menyahut senyum dari chanyeol.

kepala gayoung terangkat seraya munculnya lengkung bibir yang menyahut senyum dari chanyeol

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⠀⠀pulang-pulang, ada suara bising dari lemparan barang berulang kali. chanyeol memasuki kamarnya dengan cepat--pura-pura tak mendengar.

setelah kak yoora, lalu ayahnya kehilangan pekerjaannya, bulan lalu.

ayahnya kehilangan akal dan memilih untuk berjudi di pusat kompleks. ketika ibu tahu dia kalah dan menghutang ratusan ribu won, sudah jelas ia kontan marah. ayah tak terima. mereka tolak argumen. bertengkar.

setelah pertengkaran kedua yang intens, chanyeol mencoba memisahkan mereka ketika berargumen keras dan mulai melayangkan tangan, yang mana pada akhirnya tangan-tangan itu justru berlabuh pada kulit chanyeol hingga membiru.

i wrote you a letterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang