AM

33 3 0
                                    

||AYYANA MAHESWARI• Bagian 16||

----------------------------------------------------------

Jakarta 16 Juni 2020

Sakit itu apabila melihat mu ada di depan mu tapi hati dan fikiran mu tak ada bersamaku.

Ayyanalizha Maheswari.

🍁

Hari ini adalah hari senin, hari paling di benci oleh semua murid SMA PELITA BANGSA. Seperti biasa semua sudah berkumpul di lapangan outdoor guna melaksanakan Upacara bendera.

"Selamat pagi dan salam sejahtera untuk kita semua, semoga rahmat dan hidayahnya selalu tercurahkan" ucap Kepala sekolah memberi sambutan.

"Saya hanya ingin menyampaikan selamat kepada Ayyanalizha karena telah berhasil memenangkan kejuaraan karate putri tingkat nasional mewakili SMA PELITA BANGSA, kepada yang bersangkutan bisa maju ke depan." Ucap kepala sekolah.

"Wahh lo menang Ayy, congrast ya cantik" ucap Frisca antusias.

Refa mendekat dan memeluk Ayyana. "Selamat ya I'm pround of you"

"Uhh Ayyana selamat ya, gih maju nama lo di panggil lagi tuh" ucap lia.

Ayyana melangkahkan kaki nya ke depan podium guna menghampiri kepala sekolah dan menyerahkan pialanya.

"Selamat saya bangga sekali dengan kamu" ucap kepala sekolah menjabat tangan Ayyana.

"Terima kasih pak" ucap Ayyana.

Upacara di bubarkan dan semua murid memasuki kelas mereka masing-masing, ada juga yang pergi ke kantin untuk sekedar membeli minum atau cemilan karna bel belum berbunyi.

"Wihh kita-kita masih nggak nyangka nih bu bos jago silat ternyata" ucap Derren

"Mane sangar bener lagi gayanya, udah cakep bening jago silat beuhhh idaman bener dah" ucap Vano.

"Ada pawang nya, jaga tuh mulut" ucap Fathar.

Yang sedari tadi di maksud sudah menatap mereka nyalang seakan imgin menerkam mereka dengan brutal.

"Ampunn bos ampun, masih mo idul gue" ucap Derren sambil menyatukan kedua tangannya di depan wajah.

"Gorok aja bos kaga usah kasih ampun" kompor vano semakin memojokkan Derren.

"Eh buset sakit bego lu ngapain nonyor kepala gue" ucap Vano

"Abisnya lo sekate-kate kalo ngomporin si Fariz" ucap Derren.

Kini mereka berdua tengah lempar-lemparan kulit kacang hingga membuat kegaduhan di kantin.

"Udah tau ada murid baru" ucap Farez yang sedari tadi diam saja

"Siapa?" Tanya Fathar yang mulai penasaran.

"Nanti lo juga tau" ucap Farez sambil menggerakkan bahu ke atas.

AYYANA MAHESWARITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang