Mengingat Mba Ifah (Part 7)

6 0 0
                                    

"Mba terima kasih atas bimbingannya, bantuannya dan segala yang Mba berikan ke saya, semoga Allah SWT balas semuanya dengan banyak kebaikan" Ucapku pagi itu mempersiapkan pulang

"Iya sama-sama.... doakan Mba juga semoga urusan rumah tangga Mba cepat selesai, dan kamu juga semoga dapat jodoh yah hehehe" jawabnya

"Saya masih belum berpikir masalah jodoh. Masih mau fokus sama aktivitas sehari-hari dulu"

"Harus dipikirkan karena kita perempuan gak mudah kalo hidup sendiri, banyak fitnah"

Ku terdiam sesaat dan berpikir dalam hati 'emang yah perempuan gak bisa hidup sendiri?'

"Sekuat-kuatnya perempuan kaya Mba masih berpikir bagaimana nanti kalo Mba udah menyandang status Single parents karena Mamanya Mba aja bilang kalo Mba harus segera mengambil keputusan karena usia Mba semakin lama semakin tua jadi kalau masih berlarut-larut seperti ini rugi di Mbanya"lanjut Mba Ifah

"Maksudnya Mba nanti ada niat nikah lagi?" Tanyaku perlahan karena takut tersinggung

"Status Mba masih jadi istri orang aja banyak yang mendekati dek, baik itu laki-laki beristri maupun masih status perjaka. Mba cuma khawatir aja gak kuat-kuat untuk menjaga diri nantinya banyak fitnah. Apalagi kalo nanti udah status Janda karena relasi bisnis Mba gak hanya perempuan tapi laki-laki juga. Paling Mba dijodohinnya sama saudara lagi tapi dari pihak Mama"

"Emang harus saudara Mba?"

"Memang dalam keluarga kami menikah gak jauh-jauh pasti dijodohkan dengan saudara sendiri" jelas Mba Ifah

"Oh kebanyakan begitu yah mba, pantesan mba juga nikahnya sama sepupu sendiri"

"Iya Mba gak pernah yang namanya pacaran hanya fokus di aktifitas organisasi, suami mba itu sepupu jauh dari pihak ayah. Kehidupan sehari-hari dia memang serba berkecukupan makanya dia selalu mengedepankan jabatan dan kepintarannya. Mba sudah nasehati pelan-pelan kalo kita sebagai manusia tidak boleh sombong dan memandang rendah orang lain, tapi karakter dasarnya begitu mau gimana lagi. Ditambah lagi wajah yang mendukung membuat dia semakin besar kepala"

"Hehehe kalo mba mah cocok karena wajah mba juga cantik. Kalo saya dari dulu emang gak ada pikiran milih pasangan melihat dari ketampanan. Gak tau kenapa ada perasaan was-was kalo punya pasangan cakep, takut di senengin perempuan lain hehe. Cari yang wajah biasa ajah yang penting gak terlalu malu-maluin karena saya juga biasa ajah gak cantik. Laki-laki gak tampan ajah kadang kalo kurang iman sering bertingkah yang aneh-aneh"

"Kejadiannya takut kaya Mba yah wajah tampan diambil perempuan lain tapi ini sudah takdir kehidupan"

"Maaf Mba gak bermaksud menyinggung rumah tangga Mba"

"Iya gak papa yang penting stay spirit never give up"




Rasa hati (aku bukanlah dirimu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang