Mengingat Mba Ifah (part 5)

4 0 0
                                    

Sambil mengetik hasil penelitian tesis kami masing-masing, obrolan itu masih berlanjut.

"Suami mba malam ini pulang?" Tanyaku

"Katanya sih lagi di perjalanan, mungkin sebentar lagi sampai" jawab Mba Ifah sambil mengetik di depan laptop

"Maaf mba saya bertanya agak pribadi, mba yakin dengan keputusan mau mengajukan perceraian ke Pengadilan Agama" tanyaku perlahan

Mba Ifah terdiam sesaat dan menghela nafas lalu menjawab

"Mba sudah menempuh segala cara, keluarga besar sudah mengetahui kelakuan Mas Tio. Sampai saat ini dia masih mempertahankan perempuan itu dengan alasan ada rahasia besar yang di pegang perempuan itu"

"Rahasia besar?" Tanyaku kembali

"Iya suami mba itu memiliki beberapa relasi kerja penting di perusahaannya, ternyata dia ada permainan kotor untuk mendapatkan keuntungan besar. Perempuan itu memiliki buktinya dan mengancam dia kalau sampai di ceraikan, dia akan membongkar kedok suami mba"jelas Mba Ifah

"Kejam sekali perempuan itu yah mba"

"Ya begitulah....Harta yang dimiliki suami mba akan habis alias bangkrut. Suami mba sangat takut jika hal itu terjadi, makanya dia masih bertahan. Suami mba lebih mementingkan jabatan dan hartanya daripada istri dan anaknya di sini"

"Ya Allah sabar yah mba, pasti sangat berat menghadapinya. Kesedihan akan timbul jika seorang istri kehilangan suaminya dengan cara meninggal tapi akan lebih menyakitkan jika kehilangan itu karena diambil perempuan lain. Mba perempuan hebat dan sangat kuat, Allah SWT akan selalu bersama Mba"

"Aamiin terima kasih atas doanya. Mba sudah mempersiapkan akan bercerai makanya mba dua tahun sebelum ini sudah melamar sebagai dosen S1 di kampus kita selain bisnis Mba yang sudah dirintis sebelumnya. Mba harus mandiri bisa menafkahi diri sendiri dan anak. Allah SWT memang akan selalu membantu HambaNya, tanpa menunggu lama bisnis Mba maju pesat relasinya sampai negara Singapore dan Malaysia. Mba juga dipilih jadi dosen terkreatif karena mampu membuat karya beberapa jurnal penelitian. Doakan saja, jika persidangan selesai dan resmi ketok palu perceraian. Mba akan hijrah mencari rumah yang tidak terlalu besar dari rumah ini yang penting cukup untuk Mba, anak dan asisten rumah tangga yang biasa membantu mba"

"Psikologis anak bagaimana mba?"

"Mba ada teman psikolog dan Arif sudah dibawa ke sana. Pelan-pelan menjelaskan ke anak itu karena dia sangat dekat dengan Papahnya. Papahnya selalu menuruti apapun yang dia minta, mendidik menggunakan harta bukan kasih sayang yang tulus oleh sebab itu Arif lebih nyaman sama mba karena kalo mencari Papahnya pasti hanya karena hartanya saja. Mba sangat yakin Arif akan mengerti dengan keadaan ini, dia anak yang baik dan pintar"

Rasa hati (aku bukanlah dirimu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang