Haruskah Menikah Lagi?

8 0 0
                                    

PILIHAN 1

"Berarti sekarang sudah saatnya untuk ibu pikirkan kembali" ucap Pak Holik di ruang kantor sore itu

"Maksudnya bapak? maaf saya gak ngerti" jawabku mulai memahami maksud pembicaraan yang terjadi

"Saya lihat ibu sudah fight banget sendiri, sekarang sudah waktunya ibu mencari pendamping hidup supaya ada yang membantu"

"Begitu yah pak, saya sepertinya sudah nyaman sendiri apalagi kondisi anak saya sekarang sedang sakit epilepsi yang butuh perhatian lebih dari saya selaku uminya" jelasku

"Maaf almarhum sudah berapa tahun meninggal" tanyanya kembali

"Sudah 4 tahun pak jalan 5"

"Selama ini ibu pasti berdoa pada Allah SWT minta diberi pertolongan, bisa jadi pertolongan itu datang melalui seseorang yang akan menjadi pendamping hidup ibu yang baru. Dari segi ekonomi, ibu tidak menjadi tulang punggung lagi tapi hanya membantu. Marwah ibu sebagai wanita juga akan terjaga kembali karena biasanya akan banyak omongan jika berstatus 'janda'. Ada tempat ibu berbagi keluh kesah walaupun mungkin sekarang ibu merasa nyaman curhat dengan adik dan mama tetapi tidak akan tertumpah 💯 persen, berbeda jika curhat dengan pasangan"

"Aamiin kalo memang seperti itu pak seandainya ada jodoh saya kembali, tetapi menikah kembali atau tidak pilihan itu ada di saya" jelasku di depan laki-laki yang merupakan kepala sekolah tempatku mengajar

"Sebenarnya maksud saya ngomong begini, saya berniat mengenalkan ibu dengan kakak saya yang 3 tahun lalu istrinya meninggal. Saya juga sudah ngomongin hal tersebut walaupun kelihatannya kakak saya itu juga belum move on dari istrinya. Masih mengenang kebersamaan mereka berdua. Tapi saya sudah sering ngobrol ke dia tidak ada salahnya mencari pendamping hidup kembali"

"Ohhh maksudnya bapak ini mau menjodohkan saya?" Tanyaku

"Jika ibu berkenan"

"Terima kasih atas penawarannya tapi sepertinya untuk sekarang saya belum memikirkan hal itu"

"Semoga secepatnya ibu bisa memikirkan hal itu yah"

Ku hanya tertawa

PILIHAN 2

"Bu... sebenarnya saya mau ngenalin ibu dengan kakak ipar saya?" Celoteh Pak Kosim siang itu

"Ngenalin? emang bapak tau kriteria yang saya suka?" dengan wajah bingung

"Gak sihhh...siapa tau ajah ibu mau kenalan sama kakak ipar saya, istrinya itu kakak perempuan saya yang meninggal berbarengan waktu suami ibu meninggal"

"Hehehe terima kasih pak" jawabku

PILIHAN 3

"Bu..." panggil rekan kerjaku yang juga merupakan seorang ustadz

"Apa pak ustadz"

"Saya mau ngenalin ibu sama teman saya dia itu duda, ini loh fotonya" sambil memperlihatkan foto seorang laki-laki di hpnya

"Kok ke saya sih pak ustadz ngenalinnya? Di sinikan banyak yang statusnya single parents" tanyaku

"Kalo ibukan keliatannya sederhana, gak neko-neko, sabar, cantik lagi"

"Hehehe bisa ajah pak ustadz modusnya ini"

"Mau gak Bu? Kalo mau saya kasih nomor ibu ke dia"

"Terima kasih pak ustadz, kenalin ke yang lain aja"

PILIHAN 4

"Hai cantik... Mau gak jadi kakak iparku" tanya Bu Tri Rum sambil duduk di sampingku

Ku hanya tersenyum

"Ini loh kakakku dia udah PNS golongan IV, istrinya 2 tahun lalu meninggal karena kanker. Ganteng lagi nih fotonya" sambil menunjuk foto laki-laki di hp

"Kenapa dikenalin sama saya?" Tanyaku

"Aku lihat dirimukan secara agama insyaallah bagus makanya ku mau kenalin"

"Aamiin Hehehe saya juga masih banyak harus belajar buu. Maaf terima kasih buu, kenalin sama yang lain ajah yah" jawabku tersenyum

BERPIKIR SENDIRI

Dengan status single parents bisakah ku terus bertahan untuk tidak menikah kembali? Atau apakah seharusnya saya menikah lagi?
Entahlah...hanya takdir yang akan menjawab.

Yang membuat sering speechless ternyata saya merasakan rasanya di jodohkan/dikenalkan dengan laki-laki, mendapatkan pertanyaan juga "kapan menikah lagi?"
Hal yang saya pikir sebelumnya tidak akan terjadi karena saya memang memutuskan menikah muda di usia 19 tahun, setahun setelah lulus SMA tanpa jalur yang namanya 'pacaran'. Qodarallah saya harus menyandang status single parents di usia 28 tahun dengan anak 2 perempuan karena suami meninggal dunia.

Rasa hati (aku bukanlah dirimu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang