Kenan menutup ponsel dan kembali mengedarkan pandangannya pada gerbang sekolah yang masih sepi. Kepulangan Alea masih sekitar 10 menit lagi. Tak ingin meneruskan membongkar medsos Alea, sebab dia masih puasa. Tak ingin geregetan dan memikirkan hal aneh jika melihat kecantikan Alea di foto. Lelaki normallah!
Tak lama kemudian, beberapa anak berseragam putih abu-abu buyar dari dalam gerbang. Kenan langsung memindai keberadaan Alea. Pasti anak itu keluar belakangan, pikir Kenan. Kenan tahu Alea biasa nongkrong dulu di lapangan basket, sekedar cuci mata. Intinya, nggak pulang-pulanglah.
"Sekarang aku tahu rasanya jadi Rosid yang jamuran nunggu kamu keluar!" gumam Kenan berusaha sabar. Terlambat pulang juga penistaan kedisiplinan baginya.
Tak sampai semenit dia bergumam, muncullah si cantik Alea dan temannya, Karla. Mereka terlihat bercanda dan bahagia, sesekali cubit-cubitan. Tak ada beban walau kata Alea hari ini adalah hari remidi ujian. Entah apa karena Alea tak remidi, atau memang easy going seperti biasanya.
Kenan berdebar saat Alea mendekati mobilnya. Tampaknya anak itu tak tahu jika Kenan sedang menunggunya. Melihat tingkah Alea yang imut, tak sadar Kenan mesem. Kekasihnya yang imut itu memang suka sekali pada dunia sekolah. Ya, meskipun dia badung.
"Eh bentar Kar, poniku berantakan. Ini gara-gara waktu rol rambut ketahuan bu Jamet itu! Isshh kesel banget!" celoteh Alea sambil mengaca pada kaca pintu mobil Kenan.
Kenan hanya mesem geli melihat tingkahnya. Dikejutin ah, pikirnya.
"Sreeett!" Kenan menurunkan kaca pintu mobilnya dengan cepat.
Tentu saja membuat Alea seketika membeku sambil melongo. Kontan ia malu karena baru sadar jika mobil itu ada supirnya. Alea bukan tipikal gadis yang kecentilan atau sok cantik, saat ketahuan dandan ia langsung malu.
"Mmm - maaf ...," desah Alea dengan jantung hampir copot.
"Hai?" sapa Kenan manis.
Alea makin melongo melihat siapa yang menemuinya. Kenan, pacar pertamanya yang super keren itu muncul setelah tak pernah membalas pesannya belakangan ini.
"Kakak!" seru Alea ceria.
Kenan langsung turun dari mobil, dia masih berseragam lengkap, tapi pakai sandal teplek. Sama seperti Alea, Kenan juga sangat menyukai seragamnya. Selain itu, memang masih jam dinas sih.
"Jadi hobimu ngaca sembarangan juga?" sahut Kenan judes.
Alea nyengir, "nggaklah, Kak. Kok bisa ke sini? Jemput aku?"
"Siapa juga yang jemput, aku mau cek hasil ujianmu!"
"Ya elah kan bisa nanti pulang sekolah. Kakak ke mana aja sih, ngilang gitu!"
"Sibuklah, kamu kira aku pengangguran."
"Ebuset, judes amat sih!" batin Alea senewen
"Kak Kenan, 'kan!" potong Karla dengan wajah aneh. Semacam blushing tak jelas gitulah.
Kenan nyengir ilfeel, bahkan dia hanya melongo saat Karla menyalami tangannya dengan cepat. Alea dan temannya memang setipe, aneh semua, pikir Kenan.
"Kak, kenalin ini Karla, temen sekelasku," jelas Alea pelan.
"Yang lengkap dong Ale-ale, namaku Karla Kak. Sahabat baiknya Alea. Selamat ya kalian udah jadian," ceplos Karla nyablak. Alea langsung menyenggol keras lengan gemuk Karla.
Kenan makin aneh. Bahkan, satu alisnya terangkat, mode judes tingkat tinggi. Radiasi dinginnya sudah sampai di hati Alea bahkan. Kenan heran, anak SMA zaman sekarang makin aneh saja.
![](https://img.wattpad.com/cover/220404278-288-k573911.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Papa Duren // Republish
RomanceDuren alias durian adalah king of the fruits. Raja dari buah-buahan. Kenapa bisa jadi raja? Mungkin karena duren punya tahta. *plak Azalea, 17 tahun, adalah anak duren. Bapaknya dia buah dong? Nggaklah, Absurd! Oh bapaknya dia duren? Iya, duren. Ohe...