Bab 19 Our First Day

8.7K 1K 375
                                    

Berhari-hari aku larut dalam pemikiran yang bimbang. Sekaligus merasa bersalah pada Kenan. Oke, dia nggak sempurna banget, tapi kualifikasinya plus semua. Nggak, Kenan yang sekejam dan sejijik itu sama aku tiba-tiba bisa suka, ya?

Ya bisalah! Emangnya aku tiang listrik nggak bisa suka sama kamu?”

Nah itu jawaban dia, setiap kutanya baik secara lisan maupun tulisan. Resek sih, nggak nyebutin apa alasan dia suka sama aku dan sejak kapan. Nggak tahu kapan bakalan terjawab semua ini.

Dia masih saja mentorku, nggak ada status lebih selain cuma suka. Ya udah bisa apa, sebagai seorang wanita yang lemah gemulai, aku nggak berani minta kepastian duluan. Secara ini pengalaman pertamaku deket sama cowok, selain papa, ya! Nggak senekat itu tiba-tiba minta Kenan jadi pacarku. Takutlah diseruduk siapa gitu, secara dia fansnya banyak.

Mungkin putus dari Andina, Kenan nggak langsung jomlo gitu aja. Malahan banyak yang doain Kenan putus sama Andina. Nggak termasuk aku kok. Aku malah salah satu manusia yang doakan mereka langgeng.

Yang jadi pertanyaan, bagaimana perasaanku padanya? Jelaslah aku masih suka sama dia. Rasanya saat disukai Kenan kayak ketiban duren montok, kenyang plus mabok. Ahihihi, senangnya hatiku! Kenan suka padaku! Kujelang hari esok, dengan indah!

Azalea Danastri
Kak, kelanjutan perasaan suka Kakak apa?

Tring!

Kenan Rewel
Kamu kira sinetron pakai bersambung segala?

Azalea Danastri
Loh gimana sih Kak, yang bener aja dong. Masa abis bilang suka trus gini aja, kepastiannya apa?

Sumpah aku deg-degan pol. Kok aku bisa seberani ini sih? Mungkin karena Kenan terlalu sayang untuk dilewatkan dan baru pertama kali aku ditaksir cowok. Jadi, aku masih bingung-bingung ambil keputusan.

Dirrrttt! Kenan Rewel Memanggil!

“Alamakjeng!” lonjakku kaget melihat namanya berkedip. “Haduh bakalan ngomong apa, ya?”

“Halo?” angkatku takut-takut.

Minta diapain?” sahutnya asal.

“Hah?” lonjakku bingung.

Kamu mau minta apa memangnya? Status, ya?” tanyanya setengah mengganggu.

“Engg – enggak, siapa juga yang min – minta itu?” kilahku gagap.

Halahhh, udah kebaca jelas kali. Pasti pengakuanku bikin kamu nggak bisa tidur berhari-hari, 'kan?”

“Nggak!” kataku cepat setengah judes. Padahal mah iya, nggak bisa tidur dan makan.

Seneng nggak ditaksir sama aku? Kayak dapat kado kamu, 'kan?”

Kenan narsis juga.

“Nggak biasa aja! Aku udah biasa ditaksir cowok.” Eits, Alea berbohong!

Masa? Cowoknya anak TK bukan?” ganggunya usil.

Kenan bisa usil, ya? Jadi gini kalau dia suka sama cewek, nggak kejam-kejam amat?

“Jadi Kakak anak TK itu?” sahutku asal.

Heh, pintar bantah juga kamu!” bentaknya yang bikin kaget. Bulan puasa tetep aja emosian nih manusia.

Papa Duren // RepublishTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang