Chapter 8

15.4K 1.4K 47
                                    

Sejak kepulangannya dari Belitung, Nata menghabiskan waktu bersama keluarganya. Kebetulan, Nata mendapat kesempatan libur satu hari pada hari sabtu, sedangkan di hari minggu kali ini Nata tidak memiliki agenda liputan.

Maka dari itu, setibanya ia di Jakarta, Nata memutuskan untuk langsung kembali ke Bekasi, untuk menghabiskan weekend bersama kedua orang tuanya serta adiknya.

Sabtu Pagi, Nata membantu Mamanya untuk membuat kue. Riana, Mama Nata terkadang mendapatkan pesanan kue untuk arisan ataupun pengajian di rumah teman-temannya. Kali ini, Riana mendapat pesanan untuk membuat tiga loyang brownies cokelat dan satu loyang bolu pandan.

"Nat, Nanti kamu temenin Ayu buat anter kue ini ke rumah Tante Ida ya, di deket TMII," ujar Riana.

"Oke, Ma. Ayu sekarang dimana? Belum bangun juga dia?" tanya Nata sambil melihat ke arah kamar Ayu yang tak jauh dari dapur.

"Belum, Nat. Biasa lah...Adik kamu, kalau belajar tengah malem jadinya tidurnya udah pagi," jawab Riana yang sedang mengangkat loyang berisi brownies dari oven.

Rumah Orang Tua Nata tergolong sederhana, tidak tingkat namun cenderung luas. Halaman belakang digunakkan Riana untuk menanam beberapa sayuran serta tanaman.

Ardi, Papa Nata, merupakan seorang konsultan hukum di salah satu perusahaan. Sedangkan, Riana merupakan Ibu Rumah Tangga yang senang membuat kue, sehingga terkadang mendapat pesanan untuk membuat kue.

Melihat istri dan putri sulungnya sibuk di dapur, Ardi segera menyelesaikan kegiatan berkebunnya. Kemudian, Ia masuk menghampiri mereka. "Ayu mana? Kok nggak ikut bantuin, Ma?"

"Masih tidur," jawab Riana.

"Kebiasaan kalau tidur udah pagi gara-gara belajar baru mulai tengah malem! Nat, bilangin Adik kamu biar jam tidurnya teratur. Sebentar lagi dia kan ujian masuk universitas, kalau jam tidurnya berantakan nanti bisa sakit," ujar Ardi sambil mendudukan diri di kursi meja makan.

"Iya, Pa. Nanti Nata bilang sama Ayu." Nata menanggapi ucapan Papanya sambil memindahkan brownies ke kotak. "Pa, daripada Papa cuman ngeliatin brownies buatan Mama sambil ngiler, mendingan Papa bangunin Ayu. Soalnya habis dzuhur, Ayu sama Nata mau nganter kue-kue ini ke rumah Tante Ida."

Ardi terkekeh mendengar ucapan Nata. Ia segera berjalan menuju kamar Ayu dan menyuruhnya bersiap.

***

"Terima kasih, Ayu, Nata. Salam buat Mama ya! Tante habis ini langganan deh. Enak banget kue buatan Mama kalian." Tante Ida menerima kue-kue dari Nata dan Ayu serta meletakkannya di atas meja.

Nata dan Ayu tersenyum setelah mendengar ucapan Tante Ida. "Sama-sama, Tante. Semoga tamu-tamunya juga suka ya," ujar Ayu.

"Nata sama Ayu pamit dulu ya, Tante Ida. Assalammualaikum," pamit Nata. Mereka berlalu menuju mobil Nata yang terparkir di seberang rumah Tante Ida.

Setelah memasuki mobil, Nata segera menjalankan mobilnya untuk kembali ke rumah.

"Kak, Lo besok udah balik ke Jakarta lagi ya?" tanya Ayu.

"Iya, Kenapa emang?"

"Lo bawa mobil nggak baliknya?" Ayu mengubah posisi duduknya sehingga sekarang ia melihat ke arah Nata.

"Bilang aja lo mau pinjem mobil gue lagi!" geram Nata pada adiknya.

Ayu tersenyum memperlihatkan giginya. "Kak, Minggu depan gue banyak try out jadi gue butuh kendaraan sendiri biar nggak telat. Gue pinjem mobil, Lo ya!" mohon Ayu pada Nata.

"Dua minggu ini, lo udah pinjem mobil gue. Masih kurang aja, Yu?" sindir Nata.

"Please Kak! Lo katanya weekend depan balik Bekasi lagi kan? Gue pinjem seminggu lagi, Kak. Oke?" mohon Ayu pada Nata sambil menyatukan kedua tangannya di depan Nata.

The Walk of Love (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang