Chapter 28

9.4K 933 14
                                    

Dua hari setelah Nata mendengar pernyataan langsung dari juru bicara KPK, Nata dipanggil ke Gedung Merah Putih KPK. Nata akan dimintai keterangan mengenai aliran dana yang telah diterima oleh Mahendra Wijaya. Anehnya, Nata hanyalah satu-satunya yang dipanggil.

Awalnya Nata menyanggah tuduhan bahwa ia juga ikut serta menikmati dana suap Ayahnya. Namun, tidak semudah itu untuk membatalkan proses hukum yang tengah berlangsung. Nata bingung, mengapa di saat Ayahnya sudah berada di dalam tahanan, masih ada proses penyelidikan untuk keluarganya. Padahal, pada saat di awal proses hukum, Ibu dan Adik tirinya sudah diperiksa oleh pihak yang berwenang.

Nata memandang wajah Mamanya kini turut serta menemani Nata bersama Papa. Wajah Riana terlihat sendu dan setengah khawatir akan keadaan Nata nantinya. Nata mengusap lengan Riana dengan lembut dan Riana kini berbalik menatapnya.

"Sayang..."

Riana memanggil Nata pelan.

"Ma, Nata nggak akan kenapa-kenapa. Papa kan juga udah nyiapin semua bukti mutasi rekening punyaku," ucap Nata mencoba menenangkan Mamanya.

Jujur saja, Nata tidak terlalu merasa khawatir dengan penyelidikan ini. Nata sangat yakin bahwa ia benar-benar tidak terlibat apapun dalam kasus ini. Yang ia pikirkan hanya tanggapan orang-orang terhadap dirinya setelah ini.

Apakah Media-Net akan berlaku sama kepadanya setelah ia menjalani proses hukum ini? Apakah orang-orang di sekitarnya akan mendapatkan omongan karena dirinya? Apakah semua ini akan berimbas pada pekerjaan Papanya?

"Nat. Papa yakin semuanya akan berjalan lancar. Sebagai orang hukum, Papa tau bagaimana cara-caranya untuk membuktikan kamu tidak terlibat apapun dalam kasus ini," ujar Ardi.

Nata mengembuskan napasnya. Bersyukur. Ia sangat bersyukur bisa memiliki sosok Ardi di hidupnya. "Makasih, Pa," sahut Nata yang duduk di antara Papa dan Mama.

Setelah sepuluh menit mereka menunggu panggilan di ruang tunggu. Nata akhirnya dipanggil masuk ke dalam ruang yang digunakkan untuk wawancara.

***
Tiga puluh menit. Waktu yang dibutuhlan tim penyidik KPK mewawancarai Nata.

Begitu menyelesaikan semuanya, Nata segera beranjak pergi dari ruangan tersebut. Nata tersenyum lega. Setidaknya ia sudah diberikan jawaban bahwa ia benar-benar tidak terlibat dalam kasus ini.

Dengan setengah berlari Nata menuju ruang tunggu untuk menemui kedua orang tuanya. Dari kejauhan Nata dapat melihat Papa dan Mamanya sedang berbincang dengan laki-laki yang amat sangat dikenalinya. Aiden.

Samar-samar dari tempatnya saat ini, Nata mendengar ucapan Aiden yang semakin dekat akan semakin terdengar jelas di telinganya.

"Saya yakin, Om. Nana dipanggil tiba-tiba karena ada sangkut pautnya dengan penangkapan pihak keempat dalam kasus ini."

Nata mengernyit heran. Siapa orang yang dimaksud oleh Aiden? dan mengapa ia bisa terlibat dengan penangkapannya?

"Ma...Pa...."

Nata berjalan mendekat ke tempat orang tuanya duduk. Riana langsung bangkit dan memeluk tubuh Nata dengan erat.

"Alhamdulillah Ya Allah....," gumam Riana dibalik tubuh Nata yang didekapnya.

"Mama nggak usah khawatir lagi ya," sahut Nata.

"Gimana, Nat?" tanya Ardi seraya bangkit dari duduknya dan diikuti oleh Aiden.

Nata melepaskan pelukannya pada Riana. Dengan cepat, Nata meraih tangan Ardi dan menciumnya. "Terima kasih ya, Pa. Nata dinyatakan tidak terlibat apapun dalam kasus ini."

The Walk of Love (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang