Chapter 19

11.1K 1K 45
                                    

"Gue langsung anter lo ke apart ya?"

Nata menoleh ke arah Dani. "Tumben lo nggak ngajakin gue makan."

Saat ini waktu menunjukkan pukul tiga sore dan mereka sedang perjalanan pulang setelah menyelesaikan pekerjaan mereka.

Dani tersenyum tipis. "Gue lagi mau langsung balik kos-an."

Sejak kapan Dani memilih untuk pulang lebih awal ke kos miliknya? batin Nata.

"Oke. Lo lagi pengen sendiri ya?" tanya Nata dengan tatapan penuh tanya.

Dani bergumam pelan sebelum membuka suara, "Gue capek aja ... lagi pengen rebahan," sahut Dani.

Nata hanya mengangguk ragu, tidak yakin apa yang diucapkan Dani benar atau tidak.

Selama perjalanan menuju apartemen Nata, tidak ada pembicaraan di antara mereka. Nata makin dibuat bingung dengan sikap Dani yang mendadak berubah. Tidak biasanya Dani hanya diam dan tidak banyak bicara saat bersamanya.

Dani mengemudikan mobil menuju area apartemen Nata. Ia memberhentikan mobilnya, tepat sebelum memasuki lobi. Sesaat setelah mobil berhenti, Dani melihat ke arah ruang tunggu yang ada di depan. Tingkahnya seperti sedang mencari seseorang.

Menyadari sikap Dani yang sedikit aneh, Nata ikut menengok ke arah ruang tunggu. Namun, tidak ada satu pun orang yang dikenalinya.

"Cari siapa, sih?" tanya Nata keheranan melihat Dani yang celingukan melihat ke sana kemari.

"Nyari ... Em ... Pak Dul! Nah iya!" seru Dani.

"Pak Dul?" Nata menatap Dani seakan meminta penjelasan. Jelas-jelas orang yang disebut Dani berada tak jauh dari tempatnya saat ini. "Dan, itu Pak Dul lagi berdiri di situ!" tunjuk Nata ke arah Pak Dul yang sedang berdiri di depan pintu masuk gedung apartemen. Pak Dul terlihat asik menyapa seluruh tamu ataupun penghuni yang masuk ke dalam.

Dani menepuk dahinya pelan. "Oh—astagfirullah! Kok, gue nggak liat ya?" balas Dani yang kini terlihat seperti orang bodoh.

"Lo kenapa, sih?"

Alih-alih menjawab ucapan Nata, Dani malah tersenyum puas setelah melihat seseorang berjalan masuk ke dalam gedung apartemen.

"Dan?"

"Dani?"

Nata memanggil Dani berulang kali tetapi tidak ada respon dari temannya ini. Lantas Nata mengambil tas ranselnya dan membuka pintu untuk segera keluar dari mobil.

Menyadari Nata keluar dari mobilnya, Dani segera menahan lengan Nata. "Eh, mau ke mana lo?"

"Ya turun, lah! Ini, kan, udah sampe," sahut Nata dengan ketus. "Lagian lo gue panggil-panggil nggak nyaut, sih!" geramnya kesal.

Dani menggaruk kepalanya yang tidak terasa gatal. "Maaf, Nat. Gue tadi nggak denger," jelas Dani sambil meringis.

Nata memutar bola matanya malas. "Ya udah gue masuk dulu ya? Makasih ya, lo hari ini udah ngajakin gue kerja sekaligus jalan."

Setelah dari PIK, Dani memang sempat untuk mengajak Nata berkeliling dengan mobil di sekitar kawasan Pantai Indah Kapuk.

Dani tersenyum dan mengangguk riang. "Siap tuan puteri! Semoga lo dapet hadiah kejutan sebentar lagi," ujar Dani.

"Hadiah kejutan?" tanya Nata.

"Iya! Udah sana lo masuk! Gue pulang dulu ya!" Dani melambaikan tangannya pada Nata dan segera menutup pintu mobil di sisi kiri.

Nata yang terlanjur kesal dengan tingkah Dani yang cukup aneh hari ini, memutuskan untuk berjalan memasuki lobi apartemennya. Padahal, mobil Dani belum pergi dari tempatnya berhenti tadi.

The Walk of Love (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang