Chapter 6

17.5K 1.6K 41
                                    

"Jam berapa, Na?" Aiden tidak dapat menyembunyikan rasa senangnya setelah Nata memberi kabar bahwa ia akan segera dibawa ke RSUD Belitung untuk di operasi.

"Apanya?" tanya Nata.

"Ambulance dateng jemput gue."

Nata menatap wajah Aiden. "Belum tau," ujar Nata sambil merapikan beberapa helai rambut yang menutupi wajahnya.

Setelah mendengar jawaban Nata, Aiden terdiam sambil melihat ke arah Nata. Aiden memperhatikan wajah Nata, tanpa berkedip sekalipun. Aiden amazed melihat kecantikan Nata. Apalagi, Nata memiliki rambut yang lurus sebahu dengan aksen ikal natural di ujungnya.

Aiden mengerjapkan matanya setelah melihat Rion dan salah seorang anggota TNI masuk ke ruang rawatnya.

"Kak, Ini ada rekan Korps Marinir mau ngomong sama lo," kata Rion, lalu ia melihat ke arah Nata untuk mengajaknya keluar dari ruang rawat Aiden. "Nat, lo ikut gue keluar dulu." Rion meraih tangan Nata yang masih duduk di kursi.

Memahami maksud ajakan Rion, Nata segera bangkit dari duduknya. Melihat Nata sudah berdiri, Rion segera menggandeng Nata keluar dari ruang rawat Aiden.

"Selamat Siang, Mayor Aiden Aksa Diswara! Saya Rezal Utomo, diutus oleh Mayjend Andi Setiawan untuk memastikan kondisi anda saat ini," ujar anggota TNI tersebut.

"Seperti yang kamu lihat, seperti ini kondisi saya saat ini. Bagaimana pasukan yontaifib di Kepulauan Natuna? Siapa asisten intelijen yang menggantikan saya?"

"Sebaiknya anda tidak perlu khawatir perihal misi pasukan yontaifib di Kepulauan Natuna, karena Koarmada I telah mengirimkan kembali beberapa pasukannya untuk menggantikan anda, dan kedua rekan anda. Sejauh ini, rekan Kolonel Randi Bagaskara yang menjalankan tugas anda. Namun, bagi Mayjend Andi Setiawan, Letkol Aiden tetap asisten intelijen beliau. Mayjend berpesan agar anda fokus pada penyembuhan kaki anda."

Aiden terdiam mendengar penuturan Rezal yang merupakan salah satu anggota Korps Marinir yang sama dengannya.

"Bagaimana keadaan Nabil dan Bima? Apa mereka sudah ditemukan? Terakhir saya mendengar kabar bahwa mereka belum ditemukan," tanya Aiden sambil menoleh ke arah Rezal.

Rezal memejamkan mata sesaat. Bukan hal yang mudah baginya untuk memberi kabar ini pada Aiden. "Maaf. Mereka berdua belum ditemukan hingga saat ini."

Aiden mengembuskan napasnya frustasi. "Padahal, harusnya saat ini mereka menjadi tim intelijen bersama saya dan yontaifib," ujar Aiden sambil mengusap kasar wajahnya.

"Seperti pesan Mayjend, beliau berharap anda fokus pada penyembuhan kaki anda. Karena, bagaimanapun anda seorang asisten intelijen yang dibutuhkan dalam misi penegakkan hukum laut di Kepulauan Natuna. Saat ini, KRI telah berhasil mengusir satu dari tiga kapal China yang ada di Natuna dan perihal orang tua anda, pihak administratif AL sudah menghubungi mereka bahwa anda menjadi salah satu korban selamat dari kecelakaan pesawat ini."

"Baik. Terima kasih atas semua informasinya." Tangan Aiden terulur menepuk pundak Rezal.

Rezal pamit keluar dari ruang rawat Aiden.

Setelah melihat Rezal keluar dari ruangan, saat itu Rion kembali masuk menghampiri Aiden.

"Nana mana?" tanya Aiden yang melihat ke arah belakang Rion mencari keberadaan Nata.

"Nata balik ke tenda, dia harus nulis berita buat Net.Com. Gimana keadaan lo, Kak?" Rion menarik kursi yang ada di sebelah tempat tidur Aiden.

"Luka-luka gue udah mulai kering, katanya satu jam lagi gue bakal di rujuk ke RSUD. Lo sampai kapan di sini?" tanya Aiden.

The Walk of Love (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang