Asano pov's
Membanting pintu kamar dengan kesal tak terkira dan melempar tas sejauh mungkin,merasa bodo amat dengan sekitar benda yang ada nantinya Hancur ataupun tidak,mendengar kembali kata-kata panas setan Merah Akabane itu... membuatku semakin memuncak dalam hal emosi.
Tidak,tidak mungkin gadis itu menolakku,dia hanya butuh waktu berpikir untuk menyendiri,dia tak seperti yang lain lemah dan tak memiliki keberanian. Gadis itu lebih sering berbahagia dan tak berpikir ada apa dengannya di masa depan nanti,selayaknya matahari yang menembus awan,dia dengan berani pernah menantang Kepala Sekolah dengan permainannya tanpa ingin tahu akibatnya,memiliki beribu makna rasa kata-kata yang masih bisa kuingat.
Lenguhan napasnya saat tidur terakhir kudengar lembut,saat pada aku dan dia bolos sekolah diruang musik seperti Kucing hitam yang memakan permen,iringan jalan dan tautan telapak tangan yang pernah dia katakan padaku semua itu teringat jelas dalam hatiku.
"Tch...! Tidak mungkin... tidak mungkin (Y/n)-chan melupakan diriku dan menolak diriku..."
Terasa mimpi bagiku,merasakan kata-kata tikung dari Akabane tadi,sungguh... itu membuatku,merasa marah dan cemburu secara satu berlangsung habis. Kalau begini terus apa aku bisa mendapatkan (Y/n)-chan? Argh...! Tolonglah,aku butuh bantuan!! Dia sekarang merasuk dipikiranku sembarangan dan itu membuatku seketika memerah dengan tak terkira.
"Aku butuh bantuan...!"
Bangkit secepatnya dari posisi tubuh yang bernapas kesal sembari dengan tengkurap, mengambil dan menggapai ponselku yang berada di meja belajar sana,membuatku pun mulai mengetik banyak huruf disana sambil mendudukkan pantatku secara paksa dikursi yang dapat berputar itu selalu.
Me:
Hei kalian berempat! Besok kemarilah sekitar jam 8 pagi,aku butuh bantuan kalian saat ini!Send!
---oooOOooo---
Didepan kamar ruang lebar sebagai tempat ruang tamu kini,aku berusaha dengan tenang mengontrol emosiku dari berbagai beban pikiran ku tentang (Y/n)-chan,senyuman menempel diselembut bunga,aroma familier yang masih saja bisa kuingat,dekatnya dia yang waktu itu pernah memotong jarak padaku.
Semuanya tak dapat kulupakan,membuat ku kini tak dapat bisa mengontrol emosi Blushing wajah ku dengan teratur,menjadikan ku semakin menautkan alis secara fokus dan tidak tenang.
"Aarghh...! Ini semua salahnya! Pakai apapun saja untuk menutupi wajah ini!" Masker pun kini menjadi tempat bagus dalam wajahku,dengan segera aku pun tak ragu mengenakannya tanpa pikir-pikir panjang pula. Toh... kalau mereka menertawakanku benar-benar akan ku bawa mereka menghadap si pencuci otak massal (baca:Bapaknya sendiri yang tampangnya pasti minta digampol pake galon)
Pencetan Bel dengan berbunyi menandakan mereka telah datang,dan aku yakin itu bukanlah orang tuaku karena mereka tengah keluar karena beberapa acara,membuka pintu dengan kasar dan cepat keempat dari mereka telah datang dengan sendirinya yang menjawab semua pesan dariku semalamnya.
"Cepatlah masuk! Dan jangan diam saja di depan pintu!" Aku pun bersingkir tubuh ria dipintu sembarinya membuka dengan lebar terhadap keempat pemuda sahabat sekelasku.
"H-hei Gakushuu--!"
Ren tampak memanggilku dengan tersela dan memotong,ketika pintu kembali tertutup dengan bantingan cukup keras, cakap,dan cepat. Siapa lagi jika itu bukan aku,Asano Gakushuu sendiri. Membuat mereka berempat tersentak kaget dengan ngeri menatapku,bahkan Araki pun terlonjak lompat kaget ke gendongan Seo.
"Duduklah" pintah ku langsung gerak cepat mulai melepas paksa masker yang bergelantung diwajahku,serta memasang wajah tersipu fokus mengendalikan emosi. Membuat mereka seraya terkejut ada apa denganku saat ini?
KAMU SEDANG MEMBACA
Katachi no iro Ai [Asano x readers x Karma]
Fanfictionberputar naik turunnya hati itu bagaikan roller coaster bagi sebagian orang,bukan hanya hati... tapi 'Dia'-pun adalah sosok yang demikian,unik... merangkai kata-kata,jatuh cinta pada bentuk suara dari warna cinta... terkadang menyemangati diri sendi...