14. :Penyesalan berarti

135 15 0
                                    

Karma pov's

Bermusimkan hawa panas dibeberapa bulan musim semi yang sudah berlalu,kali ini mungkin saatnya menjadi momen bagus untuk diriku bisa mendekati (Y/n)-chan. Melepas gelarnya yang dijuluki "Violinis jenius",lalu kembali dikehidupannya sebagai gadis biasa yang hanya tertarik sesuatu dibali panggung,menurutku itu adalah jalan yang tidak buruk juga.

Menghabiskan waktu seperti sama waktu itu saat kami bertemu dapam satu kelas dan satu bangku,lalu berlanjut dengan pertemanan yang saling akrab pula satu sama lain.

"Tunggu kau Gurita sialaaan!!"

Ya,,mungkin hal yang dikecualikan adalah emosinya,yang hasilnya selalu berhasil melukai targetnya saat dikejarnya. Seperti akan-akan kemarahannya sangat mutlak bagi orang-orang yang akan membuatnya kesal,terutama itu aku,Bakasano-kun itu dan Korosensei sekalipun.

Sepertinya ketakutan Korosensei pada muridnya kini bertambah bukan hanya aku tapi juga (Y/n)-chan,berlari mengejar Gurita kuning 20 mach itu dengan kedua kakinya secepat mungkin,langsung menggunakan senjata snipper berpeluru BB anti-sensei  saat keluar menuju lapangan terbuka,seperti seorang penembak jitu profesional dia pun langsung lompa menindihi gurita tersebut. Lalu,aku pun membantunya dalam menghajar Korosensei dengan jahil.

"Lanjutkan eksekusinya (Y/n)-chan!"

"Nuyaaaa!! Baiklah! Baiklah! Maafkan aku (L/n)-san!!" Pekiknya dengan takut membuatku seraya tertawa lepas melihat caranya untuk minta maaf.

"Tidak bisa! Sudah terlanjur begini kalau pun mau,akan kuambil hakku untuk dapat tentakelnya!" Ujarnya sembari membentuki wajah meledekannya untuk memprovokasi sang empunya berciri khas gurita kuning itu meringis ketakutan,hingga dia kembali mengangkat senjatanya dan tak memilih bergerak kembali melukainya,"Bercanda kok... aku takkan mengambil hakku untuk semata mendapatkan tentakel sensei,,

Aku hanya akan berpatisipasi sedikit dalam pembunuhan nantinya,karena tetap saja tubuhku adalah golongan lemah..." lanjutnya memperkecil haluskan nada bicaranya dengan lembut,berdiri menyingkirkan tubuhnya yang sepertinya memiliki beban ringan saat ini.

Terdiam sejenak ikut melepas tindihan sang gurita itu,aku mendekati (Y/n)-chan dengan perlahan dan sedikit menepuk pundaknya dengan ringan,seakan membantunya  melepas masalah. Korosensei pasti mengerti sendiri tentang apa yang dimaksud (Y/n)-chan,sedangkan aku sendiri yang sudah dekat dengannya tak bisa melihat terbukanya pribadi gadis itu.

"(L/n)-san,sensei tahu perasaanmu,,tapi bukan berarti dalam pembunuhan ini kau golongan lemah... tapi tadi,kau adalah seseorang yang menunjukkan artinya untuk kuat meski dalam kondisi tertentu lemah dalam hal lain dan itu yang membuatmu menjadi anak yang sangat berbakat...

Saat kau mengejarku tanpa ragu itulah bukti bakat kelebihanmu"

Mengelus puncak pucuk surai (h/c)nya dengan lembut,(Y/n)-chan pun sedikit tersenyum dengan kata-kata Korosensei,namun sedikit untuk bertutur jujur saja,aku merasa iri dan cemburu dengan (Y/n)-chan seperti enggan memiliki tapi sangat ingin memiliki hatinya karena dia bukan hanya memikat satu orang ,tapi dua orang sekaligus,memberikan bukan hanya satu kenangan melainkan banyak dan membuat orang-orang itu terikat waktu dengannya.

Terkadang ingin sekali ku mulai berjalan cepat,namun terkadang aku terhalangi pula tembok yang sama ketika mulai berjalan,apakah aku boleh langsung mengatakannya?

"Jaa~ kalau begitu,bagaimana kalau kita taruhan batu-gunting-kertas (Y/n)-chan?" Aku tahu betul,gadis aneh itu lemah dalam main ini.

"E-eeh...? M-memang mau taruhan apa?" Dia kini terlihat bermain jarinya,sambil menegang dengan terbata mengucurkan keringat dingin.

Katachi no iro Ai [Asano x readers x Karma]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang