Readers pov's
Terdiam dalam lamunan sejenak,terlihat aku sedang tidak memiliki suasan hati yang bagus untuk memulai sesuatu yang kini harus kulakukan. Permainan musikku kini terasa lebih hambar dari rasanya yang manis dihati,sesekali mengingat dengan jelas dan pudar tentang bagaimana pemuda itu tampak seperti meng-istimewakan diriku sebagai gadis.
Ciuman penuh rasa dipipi oleh Asano gakushuu,dapat dibilang entah kenapa aku tak dapat bisa dianggap senang,apalagi ditambah bahagia. Hanya ada rasa menyebalkan,gelisah dan sedih yang menjadi satu. Sungguh cerita asmara yang ironis.
"(L/n)-san,apa ada masalah yang menyangkutmu?"sahut pemilik suaranya yang unik,Korosensei terlihat memecah lamunanku sekilas.
Membuatku seketika teringat satu hal dengan cepat,bahwa kini dan sekarangpun adalah pelajaran untuk mapel musik,sedangkan diriku kini nampak berdiri didepan sang keramaian yang duduk dengan tenang seakan tak bergema dan berguncang,sebagai contoh laku yang keras musisi mantan Violinis muda.
"Ahh,,tidak ada Korosensei... aku lanjutkan...
Jadi,kalian harus dapat membedakan sifat nada not baloknya,jangan terlalu cepat dan terlalu lambat... hitung lagi tanda diam dalam not agar tak menghasilkan suatu nada yang terpleset dan hentakan dengan kasar..."
Yap,bisa dibilang daripada Korosensei,pengalaman ku dari bermusik lebih banyak meski dalam peluang besar hanya dapat memegang biola dan pianika sebagai pengiring musiknya. Menulis kembali beberapa contoh dan teori secara perlahan,sepertinya dapat bisa diakui pengaharanku memiliki bahasa yang dapat ditelaah langsung,dibandingkan itu makhluk gurita kuning itu tampak menikmati pembelajaranku,membuatnya akan bersanrai memajan beberapa camilan.
Duak!!
Ringisan nada sakit tampak terlihat dengan jelas diwajah senyumnya yang memiliki kulit khas kuning,kala dengan emosi nan datar aku melempar dengan kencang sepatuku kearahnya dengan sengaja yang tengah berada tepat samping Karma-kun.
"Disini yang mengajar siapa sih?! Aku atau Korosensei! Kenapa kau malah enak-enak makan camilan sambil mendengar ku Korosensei!!" Protesku dengan lantang menunjuknya dengan nyali tinggi dengan tongkat busur biola yang ramping.
"W-waaah?! Maafkan sensei (L/n)-san!,habisnya sensei sangat... terpukau dengan meleleh melihatmu mengajar dengan begitu unik~..." emoticon emosinya nampak terkendali sesuai suasana hatinya,bersemu merah seperti tak memiliki salah.
"Hah...?!"
Tatapan layak aura jahat kusimpulkan dalam wajah dengan sangat hati-hati,Korosensei yang waspada dengan aura yang pasti akan membunuhnya dengan cepat mulai berpindah tempat segera dan mengajar layaknya guru sempurna.
"Hahaha! Kelihatannya Korosensei mulai takut dengan murkamu juga (Y/n)-chan~"Karma-kun terlihat menyahut dengan kagum disampingku sesekalinya membuka buku pelajarannya dengan lebar dimeja.
Meletakkan buku musik bercatatan not balok ke meja dengan sedikit kasar,aku pun mengambil posisi duduk dengan segera sesambil sekali menahan kembali emosi.
"Salah siapa yang malah menyuruhku menjadi pengajar?"
「Skip time」
Jam istirahat telah jatuh tempo waktunya hari ini,Karma-kun kali ini mengajakku seperti biasanya dikelas untuk makan siang diluar bersamanya. Kali ini aku membawa bento dari ibuku dua kotak kecil ya,aku tahu untuk apa ibuku bisa memasak dua kotak itu.
Karena dapat dikatakan,mereka menyukai Karma-kun seorang anak yang waktu itu pindah di sebelah rumahku,dan dirumah bersama orang tuaku sendiri mereka memiliki usaha toko bunga dan kue meski tak luas juga.
Namun kali ini,hanya sebentar saja aku dimintai tolong Korosensei untuk membawa beberapa bukunya masuk kedalam ruang gurunya.
"Ohh! Terimakasih ya bantuannya (L/n)-san,,hebat juga metode pengajaranmu tadi..." pujinya dengan senyuman yang tampak lebar bersumringah.
"Iya,iya sensei... tapi tetap saja kau akan selalu menjadi target kami"
Membuka dan menggeserkan pintu kayu ruang guru itu dengan perlahan,menampakkan padaku dengan jelas 3 orang dalam ruangan tersebut,2 orang berdiri dengan menatap intens seiring waktu dengan serius tanpa berkalut kata,sedangkan 1 orang lagi,dia tampak terdusuk dengan wibawa tinggi sesekali mengotak atiknya sebuah rubik dengan asik.
"Yo Korosensei dan... (L/n)-san ya? Lama tidak bertemu,seolah olah kita seperti pertama kali bertemu"
Normal pov's
Menelan ludah kesal dan takut,dengan berani pula iris mata (e/c)nya menatap pria bermuda jenius itu dengan mengulas senyuman tipisnya tanpa ragu. Terlihat Asano gakuhou,mengulas senyumnya dengan secara paksa lalu sesekali mengangguk dengan benar.
Berdiri sesambil menghadapkan tubuhnya tegak kepada (Y/n) gadis itu dan Korosensei secara bersamaan. Sikapnya tadi cukup membuat mereka yang diseluruh ruangan bergidik dengan takut dan ragu,bagi yang terbiasa mungkin hanya akan merasa kekesalan dengan emosi yang dapat dikatakan tidak biasa.
Plak!! Drakk!!
Tangan pria itu dengan refleks kasar menghantam gadis Violinis itu tanpa ampun,seperti yang dialami sama dengan anaknya. Dia tak ragu berbuat kasar dan bermanipulatif sembarangan,entah itu anaknya,(Y/n) maupun murid lain dan guru dengan wajah yang bergiliran tanpa ekspresi.
Sedangkan sang pemilik empunya surai (h/c) kini terlihat sedikit bangkit dari kesakitannya yang tampak dia biasakan,sambil dibantunya oleh karasuma dan Irina,berdiri dengan perlahan tanpa nada sepatah ringisan kecil.
"Anda ternyata seperti biasa kasar ya... Pak Kepala Asano... itu membuatku jadi kurang yakin akan kepercayaanmu itu..." sahut dengan intens rendah,(Y/n) mengusap sekitar mulutnya yang sekilas mengeluarkan darah.
"Tidak,ini hanya sebagai hukuman karena melakukan permainan tanpa seijin hak dariku (L/n)-san..."
"(L/n)-san,sebaiknya kau keluar dulu dari sini..." ujar Karasuma dengan tenang,membuat gadis itu hanya sekilas dapat mengangguk lemah setelah merasakan punggungnya dihantamkan dengan dinding.
Dikelas,Karma tampak berduduk dengan malas menghadapkan kursi dan mejanya bersamaan dengan milik gadis disampingnya,sesekali menunggu keberadaan (Y/n). Duduk tanpa berkata patah apapun,sang gadis yang pemuda itu tunggu kini duduk berhadapan dengannya seperti biasa mengulas senyumnya tanpa berkata apa-apa selain,,
"Maaf membuatmu menunggu Karma-kun,ini... aku membawa bentonya dua dari ibuku!" Kata-kata bernada ceria dan semangat.
"Hee~ kelihatannya enak juga,,pandai juga ibumu memasak (Y/n)-chan!" Beralih tatapnya kewajah gadis yang di sukainya tersebut.
Tampak sedikit luka berlecet tinggal di sekitar ujung mulut bibirnya,dengan kemerahan serta memunculkan darah. Pemuda itu terlihat antusias dalam memperhatikan gadis Violinis yang kini berada tepat didepannya,membuat sedikit pertanyaan yang mengherankan,'ada apa kau melihatku dengan begitu?'
Tangan Karma kini mengambil plester kecil dalam saku celananya,sedikit mendekatkan dirinya pada wajah cantik gadis itu,melekatkan plester yang sedang kini tepat berada diwajahnya tanpa melihat pekikkan histeris baik pria dan wanita didalam kelas sebagai pemeran lain.
"Hahaha! Sungguh ceroboh membiarkan gadis mana yang mengabaikan luka diwajahnya hah~ (Y/n)-chan....?" Ungkapnya bertatap dengan jahil,mulai mengadah dagunya dengan tangan kiri secara jahil.
Tergugup dengan sedikit lepas memiliki wajah bersemu,dia pun dengan kasar menendang kaki Karma sesambilnya memasang wajah kesal.
"Jangan menggodaku ya Bakarma!! Sudah cepat habiskan bentonya atau aku akan membunuh mu!"
"Hee~ memang kau bisa melakukannya?"
"Berisik!!"
Tbc
..
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Katachi no iro Ai [Asano x readers x Karma]
Fanfictionberputar naik turunnya hati itu bagaikan roller coaster bagi sebagian orang,bukan hanya hati... tapi 'Dia'-pun adalah sosok yang demikian,unik... merangkai kata-kata,jatuh cinta pada bentuk suara dari warna cinta... terkadang menyemangati diri sendi...