Normal pov's
Pagi seperti biasa kini menyengatkan pikiran kini seperti biasanya dinikmati dan maupun dirutuki oleh terpurukan untuk kelas 3-E, pelajaran ketiga untuk hari senin menjadi ujian bagi mereka yang bertakdir nasib nilai rendah.
Sebuah simulasi ujian Matematika. Bagi semua anak tentunya ini sebuah ujian penyiksa bagi mereka,melihat mereka harus berusaha keras untuk satu hari dapat serius itu semakin menghasilkan kesenangan tersendiri bagi makhluk kuning tercepat Korosensei sendiri.
"Nyurufufufufu...! Jika kalian bisa menjawab,kalian boleh pulang lebih awal!" Ujar seringainya makhluk kuning itu dengan senang,selalu menampakkan senyuman lebar seperti layaknya emoji dalam keyboard ponsel.
Para siswa kini pun berdalih alis keluh kesah,sesekali pula mengacak rambut dengan nada penuh bingung dan kekecewaan. Tak ada ac maupun kipas dalam gedung tua berbahankan kayu untuk berlindung dari badai hujan dan panas,tak ada bangku elit ataupun layar proyektor yang dapat digunakan untuk mempermudah pelajaran,inilah tempat mereka untuk membiasakan diri,meski nyatanya semua itu dapat dikatakan diskriminasi parah.
Bagi Karma,itu semua bukanlah masalah yang besar dalam kesehariannya,terkadang ia hanya perlu duduk dengan santai dan memikirkan semuanya disaat belakangan,itulah kebiasaan baginya. Namun kali ini,sesuatu masalah sangat menyangkut dan mengganggu baginya,membuatnya kali ini sama sekali tak ingin menyentuh apapun dengan tangan yang sedang ia kantongi.
"Karma-kun,,kau tidak boleh tetap melamun dan mendiamkan kertas simulasi itu begitu saj-- Nyunyaaaa!!!"
Makhluk besar tersebut pun beberapa saat sebelum memekik panik menyentuhkan tentakelnya pada dahi yang ditutupi rambut kemerahan khasnya,sesambil tetap tersenyum menyemangati sang pemuda jahil dan tak kenal rasa licik tersebut. Hingga serangan satu tentakel dengan tiba-tiba tak wajar mulai mulai menghabisi makhluk bernama Korosensei tersebut.
"Terlalu besar,gurita aneh,bulat konyol~,seragam aneh! Aku heran masih ada lagi ya orang yang suka cosplay tak tahu modis..." celetuk suara sang gadis dengan nada mulai menandakan pengecut membuat sang sensei gurita itu tertusuk beberapa kali,tampak familier mungkin bagi yang bisa menebak ucapan suara seseorang tersebut.
Bersandar lengan didekat sebuah jendela yang dibuka ulasan bibir tengah mengerucut kesal tampak jelas di wajahnya,memutarkan main pistol BB anti-sensei dengan bosan manik (e/c)nya kemudian beralih wajah mengulas tarik senyum sambil mengangkat tangannya keudara dengan antusias.
"Maaf kalau saya terlambat sensei~!!" Melompati pembatas jendela itu tanpa ingin melihat keadaan kelas dan bila itu mengganggu kenyamanan belajar anak-anak sekitar,ia pun maju mendekati Korosensei sesambil sedikit membungkukan tubuhnya sedikit.
"Ah,,kau membuatku sangat panik (L/n)-san... kudengar Acara Konser musiman semi resital klasikmu sudah usai" tertawa sedikit lebih lucu,sang surai (h/c) menggaruk kepala belakangnya dengan ringan,"kalau begitu,boleh aku minta tanda tangan mu? Sensei sudah terlanjur jadi fansmu" ucap lanjutnya dengan mulainya wajah bersemu merah muda membuat seketika para murid berteriak geram dalam hati.
"Ah,,maaf tapi kalau boleh tahu,kenapa kau bisa masuk kelas End (L/n)-san? Bukankah kelasmu awalnya 3-A?" Ujar tanyanya pemuda yang merupakan ketua kelas dalam kelas End tersebut mulai tersenyum masam.
Menatap seluruh anak dalam kelas 3-E,memanglah sulit untuk hidup dalam diskriminasi yang tak ada habisnya. Senyum masam dan terpaksa,merasa mereka memiliki perasaan yang masih biasa saja dengan tempat buruk dan tak layak.
"Tch...MENYEDIHKAAAN!!" Ucap (Y/n) dengan lantang,seketika membuat sang para penghuni kelas seakan terkejut dengan serempak,"coba pasanglah muka lain agar kalian tidak terlihat suram!! Coba tirulah sedikit dong perjuangan leluhur kita juga yang jatuh seperti kita! Mau ikan dari lingkungan kotor ataupun lingkungan jernih,ikan itu akan tetap terus tumbuh dan menjadi makhluk yang indah!
KAMU SEDANG MEMBACA
Katachi no iro Ai [Asano x readers x Karma]
Fanfictionberputar naik turunnya hati itu bagaikan roller coaster bagi sebagian orang,bukan hanya hati... tapi 'Dia'-pun adalah sosok yang demikian,unik... merangkai kata-kata,jatuh cinta pada bentuk suara dari warna cinta... terkadang menyemangati diri sendi...