Normal pov's
Dentingan piringan putih dan alat makan saatnya menyapu keheningan antara dua orang,di depan mereka kini tersedia dengan jelas makanan elite keluarga khasnya. Tak ada suara ramah maupun keriuhan bicara hangat yang seharusnya umum terjadi di keluarga,hanya kehampaan yang tak terbatas di seluruh ruangan itulah kelebihan dari Keluarga Asano.
Asano tampak mengerlingkan pandangannya jauh dari ayahnya,seakan memiliki suatu dendam pribadi sendiri pada pria jenius tersebut,dia kini hanya menyuap seluruh makanan untuk merasakan nikmat hangatnya sembari bersekolah dan berkutat paksa dengan dokumen OSIS, lalu kembali ke kamar dan belajar sesambil mengambil langkah leganya yang akhirnya ayahnya telah hapus dari pandangannya.
"Aku sudah selesai makan malam,,aku akan kembali kekamar" berdiri dari kursinya untuk beranjak pergi dari ruangan makan yang disana masih tampak seorang pria menyuap makanannya sesekali menatap serius beberapa dokumen yang ada.
"Tunggu,Asano-kun" tangan pria itu mencekat Asano untuk menjauh dari meja makan mengartikan pada anak itu,dia harus duduk sejenak mendengar penjelasannya.
Mengerutkan dahinya dengan curiga maupun kaku secara bersama,dengan rasa was-was yang besar ia kini kembali mendudukkan pantatnya dengan kasar sesambilnya mengalihkan sang pandangan Violetnya kearah lain.
"Tidak perlu sekaku itu Asano-kun,,ada yang ingin kubicarakan denganmu sebagai peran Ayah dan Anak...
Kudengar-dengar akhir-akhir ini kau lebih dekat dengan gadis Violinis kebanggaan sekolah itu benar'kan?" Asano menajamkan siluet Violetnya dengan terkejut dan sedikit marah,menatap fokus Gakuhou yang terlihat mengabaikan lembaran dokumen disampingnya dan mulai fokus dengan anaknya.
Sempat terbesit pertanyaan bodoh dari pikiran sang Asano,'kapan ayah iblisku ini memedulikan hubungan anaknya dengan orang lain?',mereka sama-sama tak memiliki pikiran yang dapat ditebak,mereka sama-sama tak dapat diprediksi jalan pikirannya,namun keduanya memiliki jalur yang sama untuk memprediksi keadaan sekitar secara manipulatif. Dibandingkan pemuda Violet itu,justru Gakuhou lah seorang monster dan iblis baginya dikarenakan kelicikannya dan juga dengan provokasinya yang mempengaruhi dengan besar.
"Iya,,aku sering bertemu dengannya,bahkan menjadi pengiringnya saat konser Violinisnya sebelum pindah ke kelas 3-E" ucapnya dengan singkat dan kilas,membuat Gakuhou pun mengangguk dengan ambilan langkah setuju.
"Begitu ya? Jadi kau menyukai (L/n) (Y/n)-san Asano-kun? Seleramu sangat bagus juga...
Kupikir tidak ada salahnya,jika kau menyukai gadis berbakat dengan gen bagus yang nantinya bisa menjadi cucu ku dimasa depan nanti..."
Berdo'a semoga orang didepannya mati dengan gaya menjatuhkan memalukan harga dirinya sendiri akibat siasat kelicikannya,justru saat ini sang pemilik siluet tajam menatap tak percaya ayah liciknya kini dapat berkata-kata bijak seolah merestui hubungannya dengan (Y/n),bahkan terlihat dengan jelas pemuda Violet itu sanggup untuk melakukan sumpah apapun demi kata-kata yang dilontar ayah liciknya tersebut.
"Jadi,bagaimana langkahmu selanjutnya? Asano-kun? Apa kau berniat mengambil kembali (L/n)-san untuk kembali kekelas 3-A?
Kuharap sih kau bisa merebut dengan cepat gadis itu sebelum terdahului oleh yang lain..." hei hei,dia bicara seolah dia memiliki ketertarikan dengan Gadis milik Asano,dan melupakan kejadian yang bahkan membuat gadis itu tersiksa karena amarah tak tentu Gakuhou. Apa yang sebenarnya ayahnya ini pikirkan dari awal dan akhir.
"Akan ku usahakan itu..."
Readers pov's
Berlari kencang menembus rintikan hujan yang datang pada musimnya,menjepitkan beberapa poni panjang cantikku ke sudut kepala dengan teratur mencegah akan terjadinya basah yang lebih banyak,aku pun tanpa ragu semakin menaikkan kecepatan hingga sampai di gedung kelas 3-E segera selang beberapa menit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Katachi no iro Ai [Asano x readers x Karma]
Fanfictionberputar naik turunnya hati itu bagaikan roller coaster bagi sebagian orang,bukan hanya hati... tapi 'Dia'-pun adalah sosok yang demikian,unik... merangkai kata-kata,jatuh cinta pada bentuk suara dari warna cinta... terkadang menyemangati diri sendi...