Normal pov's
Helaan napas dengan lelah kini terdengar darinya,sesekali menatap jam digital yang berbunyi dimeja dekat ranjangnya,sepertinya dia kelewatan asyik untuk melaksanakan tugasnya seperti biasanya,dan tidur dengan jangka waktu cukup singkat hanya karena membela diri demi menjadi yang terbaik.
"Sepertinya aku sudah terlewat asyik dengan kewajiban ini..." gumamnya,nampak dirinya pun lebih memilih untuk menghabiskan semua barang dimeja.
Membanting diri pada ranjang empuk segera,namun niatan lelah terasa tidak pernah ada menggantungi dirinya,kalau dikira-kira sudah berapa minggu ini dua tak berniat untuk menampakkan batang hidungnya pada gadis itu sembari mengambilnya liburan dari Okinawa.
Cemburu? Sepertinya dibilang bisa begitu,cukup diakui meski dalam hati,Asano tampak iri juga dengan keberadaan dekat Pemuda itu, Akabane Karma yang selalu ada disamping (Y/n) setiap saatnya.
'Aku mengkhawatirkannya...'
Deringan ponsel pun mengagetkan telinga dan tubuh Asano dengan tiba-tiba sesaat waktunya sang pemuda itu cepat-cepat menutup matanya untuk istirahat,rasanya tak sopan juga mengganggu tidur seorang singa yang kini kelelahan,dengan cepat menekan kasar ikon penjawab telepon diponsel pintarnya.
"Jahatnya kau!!!" Sedikit menyingkirkan ponsel dari gendang telinga berharganya,ketika suara memekik keras mulai menghabisi dirinya.
"Padahal aku sedang sakit disini dan Karma-kun seringmenjaga ku sedangkan kau malah tak datang! Jahaatt!!" Terdengar seperti suara rengekan anak kecil yang minta bertemu daripada suara perintah ataupun permintaan,kini gadis itu mulai memecahkan tampungan air yang merindu dari Asano.
Asano pun terkekeh setelah tertawa kecil dengan singkatnya,"kau merindukanku ya? (Y/n)-chan..." tanya berbalik balas pada suara telepon.
"Huh? Yaah,,karena sudah lama disini aku juga sampai hampir lupa lo denganmu..."
Seperti para sahabat Asano perkirakan,'apapun begitu biarkan gadis yang menentukan hatinya' itulah yang mungkin rasanya berhasil dicapai,seorang gadis Violinis yang sudah sangat lama pula disukainya sejak pertemuan pandang pertama pada manik binaran (e/c).
"Begitu ya...? Baiklah aku akan datang menjengukmu... ku bawakan kue Eclàirs padamu" tersenyum lembut dengan bertopangan tangan di kasurnya,Asano pun merasa hidupnya sedikit berwarna karena (Y/n).
"Woaah! Benarkah?? Aku ingin makan kue buatan Ayah dan Ibuku! Janji lo ya!" Beranggukan kecil,sesambilnya membentuk kata singkat dimulutnya'iya' dengan pelan namun rasanya seakan terbakar dengan semangat.
Berharap selagi bisa,telah lama kini dia mengagumi wajah cantik dan bersinar gadis itu,rasa suka yang tertimbul karena hal sepele seperti tak dapat langsung di hancurkan,rasanya dia seperti ditarik lari bebas olehnya sesambil mengarunginya perjalanan fantasi tanpa tujuan dan peristiwa kejutan itu semua dari dirinya.
"Kalau begitu kau tidurlah! Mentang-mentang pemimpin kau malah mengabaikan tubuhmu,,aku tidak mau ya menopang tubuh beratmu!" Timpalnya beroceh ria,sedikit dapat membuat Asano pun sweatdroop ria.
"Iya,iya... dan kau juga tidur,,pasti melihat jahilnya si Akabane kau jadi tak bisa tidur lebih banyak"
Seakan-akan ke-romantisan ini terbentuk,namun sang pesaing cinta pun juga tak kalah ingin mundur.
「Skip time」
Suara bising halus mobil kini terdengar jelas di tempat berparkir,sang pemuda Violet mulai turuh beranjak segera dari kursi mobilnya keluar kembali menyerap oksigen luar,sesambilnya memikirkan sedikit keadaan kondisi gadisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Katachi no iro Ai [Asano x readers x Karma]
Fanfictionberputar naik turunnya hati itu bagaikan roller coaster bagi sebagian orang,bukan hanya hati... tapi 'Dia'-pun adalah sosok yang demikian,unik... merangkai kata-kata,jatuh cinta pada bentuk suara dari warna cinta... terkadang menyemangati diri sendi...