***
“Kita ketemu lagi”, Iqbaal duduk di hadapan Vanesha yang tengah asyik menyantap makanannya, “Lagi rame dan nggak ada tempat lain, aku duduk di sini ya”Vanesha menatap ke sekelilingnya. Warung makan Mak Beng di siang hari ini memang sangat ramai. Tapi sebenarnya, masih ada satu kursi kosong di ujung dekat pintu dapur yang bisa diduduki Iqbaal, tapi Vanesha tidak ingin berdebat dengan Iqbaal.
“Nginep di mana?” tanya Iqbaal
“Uluwatu”
“Jauh banget makannya sampai ke Sanur?”“Kangen”, ucap Vanesha, “Gila nggak sih, padahal cuma ikan doang tapi rasanya buat kangen banget”
“Kenapa kita kangen makan di sini di hari yang sama ya? Aneh banget”, ucap Iqbaal seraya tersenyum.
Vanesha mengunyah makanannya seraya menatap Iqbaal dengan tatapan aneh. Sepertinya ada yang berubah dengan Iqbaal. Tapi apa ya?
Makanan Iqbaal diantar ke meja. Ikan goreng dan sup ikan yang masih panas tampak sangat menggiurkan.
“Kamu nginep di mana?” kali ini Vanesha bertanya
“Uluwatu juga”
“Oh wow”, ucap Vanesha spontan, menyadari bahwa mereka nginap di daerah yang sama.
“Hm? Kenapa?”
“Kenapa kamu nginep di situ?”
“I need to refresh myself dan sembari kerja. Perusahaanku mau ngebangun villa baru di sekitar Uluwatu, jadi aku nggak mau nyari penginapan yang jauh-jauh. Yang jauh itu cukup pergi ke tempat makan enak aja”, ucap Iqbaal seraya tertawa.Vanesha mengangguk.
“Kamu kenapa nginep di Uluwatu? Di mana?”
Vanesha menggeleng, “O-oh. I cant tell you where because it’s a little bit dangerous”
Iqbaal tertawa mendengar jawaban Vanesha, “Dangerous? Seriously? Apanya yang bahaya sih Sha?”
“Kamu”, jawab Vanesha sambil menyantap kembali makanannya. Iqbaal mengernyit. Kenapa dia berbahaya?
“Kenapa di Uluwatu? Lumayan jauh kan dari villa-nya Gio”
“Sama, pengen refreshing juga. Reward untuk diri sendiri karena udah selesai kuliah”
“Oh, ya, happy graduation by the way”
“Thanks”“Kenapa sampai di sini lebih cepat? Pernikahan Gio masih minggu depan”
Pernikahan Gio adalah alasan kenapa Iqbaal dan Vanesha bisa berada di Bali sekarang. Pernikahan itu akan dilangsungkan di sebuah Villa kecil, dengan orang-orang terdekat mereka, termasuk Iqbaal dan Vanesha.
Vanesha dan Iqbaal sama-sama sudah mempersiapkan hati jika mereka akan bertemu di pesta pernikahan itu, tetapi mereka belum siap untuk bertemu jauh hari sebelum tanggal pernikahan.
Vanesha pikir, Iqbaal akan hadir di hari pernikahan saja. Iqbaal pikir, Vanesha akan hadir di hari pernikahan saja. Ternyata mereka bertemu sebelum hari pernikahan. Benar-benar ya, semesta.
“Ya tadi pengen liburan dulu. Santai-santai dulu”, Vanesha tertawa, “Kamu juga kenapa sampai di sini lebih cepat?”
“Kalau kamu karena liburan, aku karena mau nyelesaiin pekerjaan dulu”
Vanesha mengangguk, “Akhirnya, bekerja di perusahaan tempat internship dulu kah?”
Iqbaal mengangguk dengan bangga. Vanesha tersenyum, “Congrats”
“Thanks, Sa”
KAMU SEDANG MEMBACA
JUST IN TIME
Художественная прозаKatanya, kebetulan yang terjadi berulang-ulang, adalah takdir. Writer's Note : Hai, first timer here! Semoga cerita ini bisa diterima dan bisa buat bahagia hehe. Jadi, cerita ini benar terinsiprasi banget dari Iqbaal dan Vanesha, tapi pengembangan...