13.b

443 51 5
                                    

“Hai, Megan”

“Hai, Sha? Lagi di mana?”

“Masih dinner dengan keluarga besar Leah dan Gio” , Vanesha melirik sekilas ke arah taman belakang. Dia sedang berada di dapur, tadi berniat mengambil gelas untuknya.

“Wah, seru banget”

“Aku udah sampein ucapan maaf karena kamu nggak bisa datang ke Leah. Dia bilang okay

“Ah, makasih, Sha. I wish I were there. I wish I’m with you right now

Vanesha menggerakkan bibir bawahnya tanpa sadar, dia ingin berbicara sesuatu dengan Megan, tapi ia tidak ingin menanggapi ucapan Megan sebelumnya.

“Oh ya jangan lupa besok kue yang aku pesan sampai, diambil ya”

“Oh iya, okay

Ada hening diantara mereka.

“Megan?” panggil Vanesha.
“Hm? Iya?”

Ada keraguan dalam diri Vanesha untuk bertanya, sampai ia mendengar langkah kaki perlahan mendekat ke arah dapur. Vanesha membalik badannya, dan melihat Iqbaal yang baru saja masuk, dan menatapnya.

“Oh, nggak apa-apa kok”, ucap Vanesha, menatap Iqbaal yang semakin mendekat ke arahnya, “Udah dulu ya, main course nya udah keluar, aku dipanggil Leah”
“Okay, Sha. Bye”

Vanesha menutup telepon tepat ketika Iqbaal hanya berada lima langkah di hadapannya.

“Kamu ngapain di dapur?” tanya Iqbaal.

“Tadi mau ngambil gelas”, Vanesha menunjukkan gelas yang ia pegang di tangan kirinya, “Kamu ngapain?”

Iqbaal berjalan mendekat ke arah Vanesha lalu berdiri tepat di hadapannya, “Mau ngambil kamu. Ditungguin tuh, mau acara nyanyi-nyanyi sebelum bubar”

“Oh, yaudah, yuk”, Vanesha menggenggam tangan Iqbaal. Iqbaal tersenyum lalu mendaratkan kecupan kecil di bibir Vanesha.

“Arrrrghhh damn it. Kenapa sih kamu buat aku ga tahan buat ga nyium kamu”

Vanesha tertawa, “Itu dasarnya anda saja yang mesum, tuan Iqbaal”, Vanesha tersenyum lalu membalas kecupan Iqbaal, “Dan aku bakal buat kamu penasaran terus. Tapi kita harus balik ke meja itu sebelum orang-orang penasaran kita ngapain di sini”, Vanesha menarik tangan Iqbaal berjalan ke arah taman.

***
Acara makan malam tersebut berlangsung hingga jam 11 malam, kemudian Anna dan Austin beserta Iqbaal dan Vanesha memutuskan untuk pulang.

Vanesha menunggu Iqbaal di dalam mobil, karena Iqbaal masih berbincang-bincang dengan beberapa tim villa yang masih mengerjakan dekorasi untuk acara besok. Sambil bermain dengan handphone nya, tiba-tiba Vanesha menangkap sosok yang berjalan di sekitar Villa.

Vanesha memicingkan matanya untuk melihat siapa orang yang malam-malam begini berjalan mondar mandir di dekat Villa. Villa ini, memang terletak tidak jauh dari perumahan masyarakat Bali, jadi memang pemandangan biasa melihat ada beberapa ornag yang lalu lalang di sekitar Villa.

Tapi jam 11 malam dan berjalan sendirian? Vanesha bertanya-tanya apakah orang tersebut tidak dapat tidur dan memutuskan untuk jalan-jalan malam mencari angin segar.

Beberapa kali sosok itu mondar mandir dan membuat Vanesha terdistraksi dari kegiatannya main game di handphone. Ia memicingkan matanya kembali dan melihat bentuk sosok itu adalah seorang bule. Bukan warga lokal. Bisa aja sih, karena ada beberapa Villa lainnya juga di dekat sini. Lokasi villa ini dekat dengan Tanah Lot sehingga bisa saja banyak turis yang juga tinggal di Villa sekitar sini.

JUST IN TIMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang