Setelah lama berjalan Arsen sampai di tempat camping dengan kondisi Kayira yang semakin parah. Orang-orang disana terlihat sangat panik apalagi orang tua dan kedua sahabat Kayira.
Mereka menangis histeris karena tak tega melihat keadaan Kayira yang sangat memprihatinkan. Sementara Dinda gadis itu sudah di bawa oleh pihak Kepolisian.
"Kayira..." panggil mamanya berlari menghampiri Kayira yang masih dalam gendongan Arsen. Perlahan-lahan ia meletakan badan Kayira.
"Kayira bangun..." ujar Stevi memegang erat tangan sahabatnya itu.
"Pa cepat bawa Kayira ke rumah sakit!" Bentak mamanya sambil terisak.
"Tenang Ma,kita pasti bawa Kayira ke rumah sakit." Mengelus lembut bahu istrinya.
"Dinda biadab!" Teriak Nanda mengepalkan jari tangannya erat. Stevi segera berhamburan memeluknya.
Mereka saat ini sedang memikirkan cara supaya dapat membawa Kayira,agar segera mendapatkan perawatan karena posisi mereka sangat berjauhan dengan rumah sakit bahkan bisa memakan waktu 2 jam mereka bisa tibah disana. Dengan sangat terpaksa untuk saat ini Kayira akan di berikan pertolongan pertama.
"Pa ayo kita bawah Kayira ke rumah sakit!" Bentak mamanya sekali lagi.
"Ma tenang biarkan Kayira di berikan pertolongan pertama dulu baru kita bawah ke rumah sakit," sahutnya.
"Ini kelamaan. Mama gak akan pernah sanggup liat anak mama menderita seperti ini. Kalau kita biarin dia lama-lama disini dia bisa mati Pa!" Teriaknya.
"Tenang Buk biarkan anak-anak ini yang akan menolong Kayira terlebih dahulu," ujar buk Risma.
"Kalian gila? Liat anak saya ini sedang sekarat dia terluka dan kalian masih menyuruh saya untuk tenang!" Bentaknya dengan berurai air mata.
"Ma, papa tau mama sedang khawatir tapi kita harus mengebotinya sekarang kalau ke Rumah Sakit jauh ma." Mencoba menjelaskan.
"Kita bisa obatin dia dalam perjalanan mengapa harus disini? Kalau kita hanya menunggu sampai ia selesai diobati itu sama saja mengulur-ngulur waktu!" Melepaskan tangan suaminya.
"Mending kita langsung bawa Kayira dari sini," ujar Arsen yang sedari tadi diam. Ia membopong tubuh Kayira kedalam bus.
"Arsen jangan gila!" Cegah Deren.
"Gue gak gila,tapi dia butuh pertolongan," jawabnya dingin. Arsen mendudukan badan Kayira kedalam bus lalu ia segera duduk di depan mengambil alih tugas supir.
Ibunya Kayira yang sepemikiran dengan Arsen ikut masuk kedalam bus begitu juga dengan Nanda dan Stevi. Mereka semua tak dapat berkata-kata lagi memutuskan untuk ikut bersama mereka sambil memberikan pertolongan kepada Kayira selama perjalanan ke rumah sakit.
Selama perjalanan mereka semua terlihat khawatir karena kondisi Kayira benar-benar sangat parah.
"Kayira bangun,loh gak boleh mejemin mata loh," ujar Nanda memegang pipi Kayira.
"Gu--e ud--dah ga---k ku---at," ucapnya dengan terbata-bata.
"Kay lihat mama nak, kamu harus kuat demi mama dan sahabat-sahabat kamu," ucap mamanya memeluk badan Kayira. Gadis itu hanya menanggapinya dengan senyuman membuat mereka semakin sedih.
"Kay loh harus kuat demi kita," kata Stevi memberikan semangat. Tapi gadis itu telah memejamkan matanya hingga membuat mereka panik.
"Arsen cepetan!" Perintah Nanda histeris.
"Kayira bangun!" Teriak mamanya memeluknya erat.
Arsen mencoba untuk berkonsentrasi dan berusaha membuang rasa paniknya. Ia segera menambah kecepatan busnya. Mereka pun sampai di rumah sakit hanya memakan waktu hampir satu jam.
"Suster!" Teriak mereka seperti orang kesetanan. Para perawat itu berlari menghampiri mereka lalu membawa Kayira kedalam.
"Mohon maaf sebaiknya Bapak dan Ibu tunggu disini biarkan kami yang akan menanganinya," ujar salah satu perawat.
"Kayira..." tangis mamanya luruh kelantai.
"Ma tenang kita berdoa semoga Kayira baik-baik saja." Menenangkan istrinya. Dari semua orang yang ada disini hanya dirinya yang bersikap tenang bukan ia tidak mengkhawtikan anaknya tapi dia sangat percaya anaknya itu bukanlah anak yang lemah.
"Stev gue gak tega lia tante kayak gitu," ujar Nanda memandangnya iba.
"Sama Nan,tapi gue benar-benar gak tau harus ngapain," sahut Stevi menghapus air matanya dengan kasar.
"Kita gagal Stev jagain dia,padahal tante dan om udah ngingatin kita," ujar Nanda.
"Kita emang salah tapi untuk saat ini yang Kayira butuhkan doa kita," menatap Nanda. Setelah percakapan itu mereka pun kembali diam.
Hampir sejam mereka menunggu tapi tak terlihat tanda-tanda bahwa Dokter akan keluar hingga semakin menambah rasa khawatir mereka. Arsen semakin frustasi sedari tadi pria itu menjambak-jambak rambutnya. Sementara Stevi dan Nanda hanya diam membisu memandang pintu ruang ICU yang tertutup rapat. Deren,Bima,dan Rio sama dengan mereka duduk dalam diam. Sampai seketika suara pintu mengagetkan mereka.
"Bagaimana anak saya Dok?" tanya Ayahnya Kayira.
"Mohon maaf anak Bapak dan Ibu--------" ucap Dokter menggantung ucapannya. Hingga membuat mereka menjadi tegang.
Bersambung....
Semoga Kayira gak kenapa-napa yaa😁
Jangan lupa vote dan komennya biar saya tambah semangat😊Daaa sampai ketemu di part selanjutnya🤗
![](https://img.wattpad.com/cover/219267211-288-k932628.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketos Coll Vs Cewek Tomboy (End)
Подростковая литератураWarning!! Banyak typo bertebaran dan alur acak-acakan jika anda ingin lanjut silakan yang terpenting saya sudah mengingatkan. Dia adalah cowo yang paling nyebelin yang pernah gue temuin,bukan cuman itu dia juga cowo yang sok coll dan parahnya lagi d...