Pagi pun tiba matahari terbit tampak malu-malu menampakan sinarnya. Di delam tendah terlihat tiga orang gadis remaja yang masih tertidur nyenyak sampai seketika pekikan nyaring membangunkan mereka."Kalian bertiga bangunn!" teriak buk Risma dengan suara cemprengnya.
"Etdah buset,kucing,ayam,bebek," ucap Stevi kaget.
"Selow kali buk." Gerutu Kayira mengucek-ngucek matanya sementara Nanda malah melanjutkan tidurnya.
"Cepetan bangun! Kalian harus bantuin para wanita untuk memasak. Sana!" Perintah buk Risma tegas. Mereka pun pergi meninggalkan Nanda tanpa membangunkannya.
"ANANDA ROSELIN... BANGUN KAMU!" Teriak buk Risma tepat di gendang telinganya.
"Huah budek gue." Histerisnya.
"Enak ya,jam segini baru bangun," ucap buk Risma melipat tangannya di dada.
"Ma--maaf buk,ketiduran," ucapnya menunduk.
"Banyak alasan kamu,sana cepetanan bantuin teman-teman kamu yang lagi kerja!" Ucapnya lalu pergi. Nanda mulai mengeluarkan umpatannya kepada gurunya itu.
"Kalian berdua nyebelin bangat." Omelnya saat sampai kepada dua temannya.
"Salah loh sendiri tidur udah kayak kebo," sahut Stevi.
"Is tapi kan------" ucapnya terhenti.
"Dari pada loh ngomel-ngomel gak jelas kayak gini mending loh bantuin kita motongin nih sayur." Potong Kayira cepat sambil menyedorkan sayuran kepada Nanda.
"Nah betul tuh kata Kayira," ucap Stevi setuju. Dengan kesal Nanda membantu kedua temannya ini karena kondisi saat ini semua orang sedang sibuk melakukan aktivitas masing-masing.
Selepas memasak mereka kembali ke tenda untuk membersihkan badan mereka karena hari ini mereka akan melakukan perjalanan.
"Oke anak-anak sebelum kita melakukan kegiatan sebaiknya kita makan dulu karena bapak ini sudah lapar sedari tadi," ucap pak Burhan bergurau membuat mereka tertawa.
Sehabis makan mereka semua dikumpulkan untuk di bagi kelompok kali ini Kayira hanya sekelompok dengan Nanda,dan Rio. Sementara Stevi bersama Deren dan juga ketiga lainnya. Setiap kelompok di bagi menjadi 5 anggota. Arsen dan anak osis lainnya hanya di tugaskan untuk memberikan arahan kepada peserta.
"Yah... kalian bertiga,gue cuman sama Deren," ujar Stevi cemberut. "Mana Bima gak ikut lagi." lanjutnya.
"Gak boleh gitu Stev." Tegur Kayira.
"Kita tukaran aja gimana?" tawar Nanda.
"Maksudnya?" Cengo Stevi.
"Is maksudnya gue sama Deren loh sama Kayira,gimana?"
"Oke deh. Gue setuju," angguknya.
Kayira menggeleng-gelengkan kepalanya melihat kelakuan kedua temannya ini. Saat ini masing-masing kelompok sudah mulai berangkat setiap kelompok di tugaskan mencari sebuah bendera merah putih yang sudah di atur oleh panitia. Mereka di bekali peta dan alat penting lainnya.
"Kay... gue malas jalan jauh-jauh kayak gini," ucap Stevi memelas.
"Ayolah Stev,baru jalan sedikit loh udah capek," dengkus Kayira.
"Balik aja Stev,kalau kagak kuat," ujar Rio.
"Ogah...," sahut Stevi.
"Nih kita kan disini posisinya berarti kita akan menuju ke arah ini untuk mengambil bendera itu. Kita harus gerak cepat supaya gak keduluan sama yang lain." Intruksi Kayira sambil melihat peta.
"Loh benar,kita harus cepat!" Ujar Rio setuju diikuti oleh yang lain.
Kayira dan kelompoknya segera menuju ketempat yang dimaksud. Setibanya mereka disana mereka langsung mencari bendera itu untuk dibawa pulang dan sebagai bukti bahwa mereka telah berhasil. Tapi setelah lama mencari mereka belum berhasil menemukannya.
"Mana sih benderanya?" gerutu Kayira.
"Kita pencar aja deh supaya cepat dapatnya." Saran Rio.
"Yaudah kita pencar aja tapi ingat kita ngumpul ulang disini," ujar Kayira.
"Oke. Mending kita cepetan cari tuh bendera sebelum orang lain datang kesini." Ajak Stevi.
Mereka akhirnya berpencar dengan berjalan sendiri-sendiri. Ternyata mencari bendera itu sangat sulit dari yang mereka perkirakan. Panitia memang sengaja menaruh di tempat yang tidak mudah dilihat oleh orang membuat peserta menjadi pusing sendiri. Sampai akhirnya sura teriakan seseorang terdengar.
"Aaa..." jerit Stevi. Mereka semua kaget langsung berlari menghampirinya.
"Kenapa Stev?" tanya Kayira memegang bahu Stevi yang bergetar.
"It----u a---da Dinda." Tunjuknya.
"Stevi... loh jangan ngehalu deh,jelas-jelas disini hanya ada kita berlima. Lagian Dinda itu di penjara mana mungkin dia ada disini," ujar Kayira menenangkan.
"Benar Stev,loh mungkin salah liat kali." Timbrung Rio ikut-ikutan menangkan.
"Tapi Kay,gue benaran liat Dinda dia tersenyum kearah gue sambil memegang pisau." Jelas Stevi ngeri.
"Mending kita pergi aja dari sini. Gue udah dapat benderanya kok," celetuk salah satu anggota kelompok mereka.
"Iya ayoo kita pergi." Ajak Kayira memegangi Stevi. Jujur saat ini perasaan Kayira sungguh tak enak dia takut jika Dinda benar-benar ada dan akan berancana menculiknya bahkan bisa membunuhnya.
Mereka semua kembali ketempat camping. Kayira memeluk dan menenangkan Stevi yang masih terlihat takut.
"Drett..."Suara notifikasi ponsel Kayira.
[Apa kabar Kayira sayang? gue harap loh baik-baik aja. Asal lo tau gue sudah gak sabar pen ketemu loh. I Will Kill You🗡 From Dinda] bunyi pesan yang dikirimkan orang yang mengaku Dinda.
Sehabis membaca pesan tersebut tiba-tiba tangan Kayira menjadi kaku. Wajahnya langsung berubah menjadi pucat membuat Rio yang memperhatikannya menjadi khawatir.
Bersambung...
Ada yang ingat Dinda gak? Kalau gak ingat bisa di lihat di part sebelumnya yaa😊
![](https://img.wattpad.com/cover/219267211-288-k932628.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketos Coll Vs Cewek Tomboy (End)
Novela JuvenilWarning!! Banyak typo bertebaran dan alur acak-acakan jika anda ingin lanjut silakan yang terpenting saya sudah mengingatkan. Dia adalah cowo yang paling nyebelin yang pernah gue temuin,bukan cuman itu dia juga cowo yang sok coll dan parahnya lagi d...