Nanda bergerak-gerak gelisah dalam tidurnya sehingga membuat wanita itu menghadap kesamping kearah tempat Kayira tidur namun saat ia akan memeluknya tangannya tak dapat merasakan kehadiran Kayira segera gadis itu memaksa membuka matanya dan tak mendapati Kayira tidur bersama mereka.
Nanda langsung beranjak dari tidurnya dan mencoba mencari Kayira disekitar tendah mereka setelah lama ia berputar-putar tetap tidak melihat tanda-tanda keberadaan Kayira. Alaram tanda bahaya berdenting di kepala Nanda dengan panik gadis itu lari kembali ke tendahnya untuk membangunkan Stevi.
"Stev... bangun," ujarnya pelan. Stevi yang kecapean hanya meracau tak jelas.
"Stevi bangun..." ujarnya sekali lagi sambil menggoyang-goyangkan lengan wanita itu.
"Ada apa Nan?" tanya Stevi dengan mata terpejam.
"Kayira gak ada," balas Nanda. Mata Stevi langsung terbuka seketika.
"Loh gak lagi bohongin gue kan?" menatap Nanda tajam.
"Buat apa gue bohongin loh malam-malam kayak gini. Kayira benar nggak ada,gue udah keliling nyari dia dan hasilnya nihil." Jelas Nanda.
"Kita harus bangunin yang lain untuk nyari Kayira," kata Stevi panik. Kedua gadis itu keluar dari tendah.
"Tolong... tolong!" Teriak Nanda dan Stevi. Mereka takut untuk masuk kedalam tendahnya guru-guru makanya mereka lebih memilih berteriak saja.
Orang-orang berhamburan keluar dari tendah mereka masing-masing saat mendengar orang meminta bantuan.
"Nanda Stevi,kenapa kalian teriak malam-malam?" tanya buk Risma garang.
"Maaf sebelumnya kami telah membangunkan kalian tapi ini adalah sesuatu yang penting menyangkut nyawa seseorang. Kayira hilang dan kemungkinan besar dia diculik," jelas Stevi sehingga keadaan menjadi ricuh karena mereka pikir Kayira di culik oleh penghuni hutan ini ada juga yang takut jika mereka akan bernasib sama seperti Kayira.
"Apa Kayira hilang?" tanya Deren panik.
"Kita kecolongan bro," timpal Rio.
"Brengsek." Umpat Arsen.
"Anak-anak coba tenang yaa, kita akan mencoba mencari Kayira. Sebelum itu sebaiknya cewek-cewek disini saja bersama buk Risma dan buk Ayu. Biar saya sama pak Jufri dan pria lainnya yang mencari Kayira." Terang pak Burhan.
"Saya ikut pak!" Kekeh Stevi.
"Gak bisah nak. Kamu disini aja sama anak yang lain, biarkan mereka yang mencari Kayira." Terang buk Ayu lembut.
"Tapi buk," ucap Stevi memelas.
"Benar kata buk Ayu,Stev kita disini aja. Ntar kalau kita ikut malah nyusahin mereka," timpal Nanda. Gadis itu tau saat ini Stevi sangat mengkhawtirkan Kayiara sama seperti dirinya mengingat terakhir kali Kayira diculik hingga berakhir di RS.
Disaat suasana tegang seperti ini Anisa masih sempat-sempatnya mencari perhatian kepada Arsen tapi laki-laki itu bahkan tak pernah meliriknya sekalipun.
"Palingan tuh cewek cuman pura-pura hilang,biar dicariin mah orang-orang," celetuk Anisa. Stevi yang mendengar hal itu langsung naik pitam.
"Maksud loh apa ngomong kayak gitu?" tanya Stevi dengan emosi. Semua orang terdiam baru kali ini mereka melihat Stevi bisa semarah ini karena gadis itu terkenal orang yang penyabar dan lembut dalam bertutur kata.
"Kok loh sewot sih? Biasa aja kali, gue kan cuman menerka-nerka." Membelah diri.
"Sekali lagi loh ngomong kayak gitu habis loh di tangan gue." Ancamnya sambil menunjukkan kepalan tangannya. Guru-guru segera memisahkan mereka dengan membawa Stevi menjauh dari Anisa.
"Sial! Sekali lagi gue gagal jagain loh," sesal batin Arsen.
"Gue udah ngasih tau om dan tante mereka baru bisa sampai disini besok dengan membawa polisi untuk melacak Kayira," tutur Deren.
"Kita harus gerak cepat karena Dinda semakin nekat dari sebelumnya," timpal Bima yang sedari tadi diam.
"Gue setuju," sahut Rio.
"Oke kalau gitu kita langsung lets go aja," ajak Deren menghampiri pak Burhan.
"Gimana anak-anak kalian sudah siap?" tanya pak Burhan dibalas anggukan oleh mereka.
Mereka semua berangkat tinggallah perempuan dan beberapa anak laki-laki yang ditugaskan untuk menjaga parah wanita.
♧♧♧♧♧
Mata Kayira mulai terbuka secara perlahan-lahan karena badannya sangat pegal. Dia kaget kala membuka matanya dia tidak berada didalam tendahnya melainkan diruangan kotor dan berdebuh. Apa dirinya diculik lagi? Itulah pertanyaan yang menari-nari dikepalanya. Kayira melihat bayangan yang datang dari belakangnya segera memejamkan matanya kembali.
"Ahahaha sebentar lagi loh bakalan mampus di tangan gue." Tawa orang itu menggelgar di penjuru ruangan.
"Deg!"
Kayira sangat mengenal suara itu dengan kuat ia menahan napasnya. Jujur Kayira takut jika seperti ini setomboy bagaimana pun dia kalau sudah berurusan sama nyawa dia pasti takut. Pasalnya Dinda yang ada dihadapannya berbeda dengan Dinda yang dulu. Sekarang Dinda sudah seperti monster yang akan siap membunuhnya kapan saja yang dia mau.
"Kayira ayoo bangun gue pengen main bareng loh." Mengelus rambut Kayira membuat sang empu semakin takut.
"Kayira sayang ayo BANGUN!" teriaknya menarik rambut gadis itu dengan keras. Kayira meringis kesakitan.
"Ahahahah akhirnya loh bangun juga. Loh tau Kayira selama gue dalam penjara gue selalu rinduin loh gue pengen bangat liat muka loh merintih-rintih kesakitan." Racaunya semakin menjadi-jadi.
"Lepasin gue..." lirih Kayira.
"Apa ngelepasin loh? Iya-iya gue lepasin tapi ntar kalau loh udah jadi mayat," ujarnya mengarahkan silet tajam kewajah Kayira.
"Loh mau apa?" tanya Kayira memberontak.
"Hus... diam gue cuman mau buat ukiran di wajah cantik loh." Dinda sudah benar-benar mirip psikopat.
"Gak gue nggak mau." Berontak Kayira.
"Diam!" Bentak Dinda mencengkram rahang Kayira sambil menggoreskan silet diwajahnya.
"Au..." ringis Kayira dengan air mata yang menetes di pipinya.
"Cup... cup jangan nangis yaa,ini baru pemanasan sebentar lagi kita akan masuk keintinya. Andai tangannya tidak terikat pasti dia akan melawan Dinda.
"Tunggu disini ya gue mau ngasah piasu dulu," ujar Dinda melembutkan suaranya yang malah terdengar seperti iblis.
Kayira tak menyia-nyiakan waktu itu dengan susah payah ia melepas tali yang ada ditangannya karena sedetik itu sangat berharga bagi Kayira. Setelah berhasil melepaskan ikatan talinya Kayira mencoba mencari pintu keluar dengan kaki terseot-seot akibat keram. Terdengar derap langkah kaki Dinda menghampiri ruangan ini segera Kayira bersembunyi dibalik kardus sambil membekap mulutnya. Ingin rasanya ia menangis tapi dia mencoba menahannya ini benar-benar kejadian sangat menakutkan yang pernah ia alami.
Bersambung...
Jangan lupa vote dan komennya yaa😊
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketos Coll Vs Cewek Tomboy (End)
Fiksi RemajaWarning!! Banyak typo bertebaran dan alur acak-acakan jika anda ingin lanjut silakan yang terpenting saya sudah mengingatkan. Dia adalah cowo yang paling nyebelin yang pernah gue temuin,bukan cuman itu dia juga cowo yang sok coll dan parahnya lagi d...