Ustadz Fauzan benar-benar aneh. Gerak-geriknya tak bisa di tebak.
Jika Riani pikir-pikir, sebenarnya males sih mikir-mikir. Tapi dalam keadaan ini iya harus berpikir dan terpaksa sekarang iya tengah menopang dagu dengan kedua tangan sambil mikir, mikirin Ustadz Fauzan yang aneh akhir-akhir ini.
Kemarin Ustadz Fauzan tak terlihat batang hidungnya. Kata adiknya sih--Si Bara--kakaknya itu ketiduran jadi tak bisa mengajar. Berhubung Ustadz Ali sibuk akhir-akhir ini, jadilah Riani dan kawan-kawan ngerumpi sambil ngebahas masa kecil.
Ustadz Fauzan ketiduran? Waktu magrib? Enggak solat dong. Itu lah pertanyaan-pertanyaan dalam benak Riani.
Mungkin aja itu cuman alasan. Terlebih Ustadz Fauzan selalu tekun dalam solat nya.
Malam selanjutnya, menurut informasi dari Titi dan Lily, berhubung Riani tak mengaji karena ada urusan. Katanya Ustadz Fauzan tak mengajar lagi. Usai solat magrib dia menghilang entah kemana.
Ck, sebenarnya ada masalah apa sih, Ustadz Fauzan seperti benar-benar menghindar.
Lalu malam ini pun sama. Sebenarnya Hasan, Ilham dan Bara ganteng-ganteng sih cuman anehnya mata Riani selalu mencari keberadaan Ustadz Fauzan. Sedang solat pun dia selalu melawan ego biar enggak nengok orang yang baru datang lalu berbaris di barisan stap para lelaki. Dan malam ini Ustadz Fauzan tak hadir pula untuk solat berjama'ah.
Astaghfirullah, kenapa pula Riani mikirin Ustadz Fauzan terus. Ck, benar-benar aneh memang Riani di buatnya.
"Eh, btw itu si Dony tambah ganteng ya? Kemarin nih aku ketemu sama dia tapi pas aku senyum dia malah diem aja, enggak nelakson lagi. " Ujar Riani mulai cerita. Kalo ada cowok ganteng ya dia mah jagonya tungak tengok cari perhatian. Mubazir orang ganteng dianggurin. Bodo amatlah si Rahma, adiknya itu kalau tau dia liat-liat cowok ganteng sudah pasti marah besar.
"Oh si Dony toh! Jangan di tanyalah Ri, dia mah emang begitu orangnya.Di sekolah aja temennya cowok semua, enggak pernah pacaran, pendiem banget lagi kalo sama cewek. " ujar Titi menjelaskan.
Riani mangut-mangut dalam diam dia berpikir. "Kalian percaya enggak waktu pas di Madrasah Aliyah kelas satu aku pernah pegangan sama cowok ganteng? " Tanya Riani kemudian. Sejujurnya sebelum masuk Sd, dia sekolah di madrasah tapi berhubung pelajaran agamanya banyak. Dua kali lipat dari sekolah dasar biasa, Riani nyerah dan pindah.
"Ah, masa sih." Lily tak percaya."Ho'oh, ih aku mah enggak boong, Waktu itu lagi nyanyi daerah bareng sambil main permainan. Nah pas kita berbaur, dia pegang tangan aku. Berhubung ganteng jadi enggak nolak deh. " Ujar Riani sambil cengengesan. Berhubung dulu enggak ngerti tentang batasan cewek cowok jadi apa salahnya nolak genggaman hangat cowok ganteng.
"Emang cowoknya siapa sih? " Tanya Titi kepo.
Riani mengeleng kepala, nyengir kuda. Yang dia ingat si cowok ganteng itu si Dony. Dan sekarang, saat kepedean Riani memuncak. Iya berpikir, jangan-jangan dari dulu Dony suka sama dia. Bisa aja kan, kan dia jomblo dari lahir lagi.
Riani tertawa dalam hati. Mana ada coba cowok ganteng suka sama Riani yang montok ini, pikirnya sambil geleng kepala.
Obrolan pun berjalan seru, membahas ini lah membahas itulah dan saat adzan isa sudah berkumandang. Riani pun bergegas wudhu, takut batal kan gak tau.
Riani melangkah santai. Ruang wudhu pria dan wanita terpisah. Wanita di dalam sedangkan pria di luar,Dengan pancuran yang berjajar panjang.
Saat Riani membuka pintu, Riani di kejutkan dengan keberadaan Ustadz Fauzan yang menghadap menyamping. Mungkin habis berwudhu dan tatapan Riani masih tertuju ke arah Ustadz Fauzan yang terdiam di depan pintu masuk, mungkin sedang berdoa.
Dan dapat Riani lihat, Ustadz Fauzan tak sedikit pun menengok kearahnya. Entah ada apa,entah salah apa,Riani sih tak peduli.
Bodo amat!
Meski pun Riani tak bisa menampik, bahwa ada setitik rasa tak terima, kecewa serta tanda tanya yang menumpuk dalam hatinya.
Entah ada apa dengan ustadz Fauzan, Riani akan pura-pura tak peduli.
Ya, hanya kata Bodo amat yang bisa menengkan dirinya saat ini.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Bodo Amat!! (Selesai)
Novela JuvenilBodo Amat!! Itulah satu kata yang selalu terucap dari bibir merah muda asli Riani. Ya, gadis cantik dengan tingkah bar-bar itu dirinya. Dengan segudang cerita, dengan berlatar tempat di pedesaan. Inilah kisah Riani dan cintanya.