6.Cinta itu...

17 4 0
                                    

Dua arah pandangan cinta menurut pendapat Riani:

1. Jika cinta di pandangan dari arah logika: Riani sering berkata, " Cinta itu fitrah.  Semua orang pasti akan merasakan debaran dengan deburan-deburan rasa bahagia dan ingin memiliki. Cinta bisa merubah seseorang dengan sekejap. Kata orang cinta bisa membuat gila, dan patah hati adalah obatnya. "

Maka dari itu,,  untuk menjaga logika agar tidak gila,  magsudnya tidak melewati batas dalam mencintai Riani selalu menjaga pandangan serta hati agar perasaan yang timbul tidak melewati batas.

Ada kalanya Riani sering merasa risi karena pikirannya selalu terpaut dengan si cowok yang tengah Riani taksir.  Untuk mencegah perasaan ingin memiliki maka Riani selalu berkata,"Jika dia jodohku maka pasti Allah akan mempertemukan ku dengan dia dalam ke adaan halal.  Tapi jika dia bukan jodohku,  maka itu pasti yang terbaik. "

Jadi jomblo itu gampang-gampang sulit.  Riani belum pernah pacaran,  tapi sepak terjang untuk tetap menjomblo tidak semudah membalikan telapak tangan.  Ada kalanya iya ingin pacaran,  apalagi saat cowok yang iya taksir juga suka padanya.

Maka Riani akan terus merenung dan terus mengingat semua perjuangan dan tekad agar iya bisa menjaga kesucian cintanya.

2. Mengingat agama islam melarang pacaran karena DIANTARA BAHAYA PACARAN
1. Akan hilang kemuliaan
2. Mendekati zina
3. Akan menyesal kemudian hari
4.Akan tersakiti
5. Melanggar perintah Allah tentang larangan berkhalwat
6. Tidak sedikit yang hilang keperawanannya
7. Jika HAMIL di luar nikah, maka anaknya tidak punya NASAB Alias Bin
8. Anak yang di asuh tidak berhak atas HARTA WARISAN dari bapaknya
9. Bapaknya tidak boleh menjadi wali
10. Pernikahan yang diawali dengan pacaran,. tidak ada keberkahan

Tetapi jika di lihat dari sudut pandang perasaan Riani sering merasa tersakiti karena hanya bisa memendam tanpa bisa memiliki.  Namun jika mengingat bahaya dan akibat pacaran Riani selalu bergidig ngeri.

Kadang jika iman Riani menipis dia sering berkata:" Andai aku bisa pacaran.  Mungkin dia enggak akan pergi dengan penolakan.  Jika memang dia jodohku,  dia pasti akan kembali.  Tapi di sisi lain aku merasa tak iklas apalagi saat iya dekat dengan yang lain. "

Astaghfirullah..

Riani sering mengusap wajahnya sambil berkata istigfar berkali kali.  Ya,  banyak yang mendekati Riani dan semuanya berakhir dengan penolakan.  Namun itulah cara yang tepat.  Karena banyak di antara mereka yang mendekati Riani hanya karena ingin memacari bukan mencintai apalagi menikahi.
"Teh,  ada apa katanya mau curhat? "

Lamunan Riani yang tengah memikirkan pendapat dan membandingkan dua sudut pandangan tetang pacaran buyar seketika.

Riani tersadar,  dia ingat tadi iya meminta Rahma untuk datang kekamarnya karena ingin Curhat.

"Gini Ma, kenapa sih kamu enggak mau ngaji lagi? " Tanya Riani to the point.

Rahma mendengus sambil mendelik kesal. "Katanya mau curcol kok malah nanya aku enggak ngaji sih." sembur Rahma kesal.

Riani terkekeh dia menepuk bahu Rahma sambil berkata:"Jawab dulu dong, Nanti curcolnya."

"Enggak ah males,"Jawab Rahma kemudian.

"Kenapa?  Pasti karena ada cowok sama Ustadz Fauzan ya? "

"Hm,  itu tau, " Jawab Rahma agak malas.

Riani hanya bisa mendengus kesal. kebiasaan adiknya itu selalu begitu.

"Btw,  aku curhat dong? Kenapa ya kok akhir-akhir ini Ustadz Fauzan suka liatin Teteh, senyum sama Teteh, masa sih dia suka sama Teteh? " cerocos Riani memulai curcolnya tanpa memperdulikan sang adik yang terus mendengus malas.

"Ck,  kegeeran banget sih! " Sahut Rahma malas,  benar-bebar malas malah.  "Denger ya Teteh,  aku mau jujur ama Teteh biar enggak ke geeran mulu."

"Teteh itu tipikal orang yang nganggep apa-apa tuh serius,  sampe candaan pun teteh sering anggep serius.  Mangkanya temen-temen teteh enggak ada yang berani yang becandain Teteh tuh gitu,  Teteh mah mudah banget baperannya. " cerocos Rahma menumpahkan semua isi pikirannya,  bodo amat jika tetehnya sedih emang kenyataannya gitu,  pikir Rahma.

Riani hanya terdiam sambil terus meresapi lontaran perkataan sang adik.  "Terus? "

Rahma berdecak dia menghela nafas lelah."Jujur aja ya.  Rahma suka jijik liat teteh senyam senyum sama Ustadz Fauzan. Ya,  memang Ustadz Fauzan aneh karena selalu ngajak ngomong sama teteh.  Tapi teteh inget dong,  jaga pandangan apalagi kalo teteh enggak tau! Ustadz Fauzan itu udah TUNANGAN! " Sembur Rahma sekali lagi.

Riani melotot,  kenapa iya lupa jika Ustadz Fauzan sudah tunangan?kenapa dia lupa jika Ustadz Fauzan telah memilih tambatan hati dan telah membawa kehadapan kedua orang tuanya.  Itu yang di katakan orang sekampung.  Kenapa iya bisa melupakannya?

"Kata Rahma juga apa?  Jaga pandangan Teteh!  Jaga pandangan! " Pekik Rahma "Kalo aja teteh dengerin Rahma dan jaga pandangan,  mungkin Ustadz Fauzan enggak bakal nyangka teteh suka sama dia. "

Riani melotot,  tak terima. " Magsud kamu apa?  Ustadz Fauzan nyangka teteh suka sama dia? "Tanya Riani dengan nada suara yang mulai meninggi, tanda emosi.

"Emang!  Itu sih menurut Rahma. Apalagikan teteh suka bersikap sok manis,  sok malu-malu, sama Ustadz Fauzan. Gimana Ustadz Fauzan enggak nyangka teteh suka sama dia! "

Riani terdiam,  dia merasa di tampar oleh kata - kata sang adik.

"Inget ya teteh.  Cowok kalo enggak suka pasti dia merasa kegeeran kalo dia ngedeketin cewek. Apalagi teteh deket banget sama dia,  inget teh dia udah tunangan atau dia sebentar lagi nikah! " Rahma menghembuskan nafas kasar.

"Teteh juga jangan terlalu judes dan galak sama orang.  Mungkin doa-doa teteh enggak kekabul karena teteh masih terlalu banyak dosa.  Mungkin masih banyak orang yang merasa sakit hati karena tingkah dan perkataan teteh.  Jadi teteh, Rahma mohon perbaiki semuanya." Ujar Rahma menutup pembicaraan.  Dia pun memilih membuka ponsel dan membaringkan tubuhnya di kasur empuk sang kakak.

Sudah dia katakan Riani itu orangnya serius dan mudah baperan.  Itu terbukti saat sang kakak menangis tergugu di meja belajar.  Rahma hanya mendengus kesal.

Sedangkan Riani merasa di tampar oleh perkataan jujur sang adik.  Memang benar dia sering berbicara asal.  Bertingkah judes dan galak. Di tambah dia merasa sedih karena dia sadar, terlalu banyak dosa yang menumpuk karena dia sering tak memikirkan perasaan orang lain. 

"Ya Allah, ampunilah hambamu ini ya Allah. Hamba amat menyesal. " katanya sambil terisak isak.

Lama menangis,dia pun bangkit dan berwudhu.  Berniat solat Taubat dan meminta ampunan.

Inilah kenapa Riani sering menyesal akan tingkahnya.  Apalagi saat ingatannya tertuju saat iya berkata kasar,  membuat menangis sang ibu dan sang kakak (Senja). Riani amat menyesal akan hal itu.

***
Minggu, 5 juli 2020

Bodo Amat!! (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang