Riani menyeruput mie gorengnya dengan penuh semangat. Hatinya berbunga, senyum lebar sesekali tercetak di bibirnya. Tiga hari lagi lebaran, di siang yang cerah ini Riani menikmati mienya diam-diam.
"Teteh bau mienya sampe sini loh! Tega banget sih, bikin ngiler tau! " Protes Rahma mengemukakan kekesalannya. Emang ya, kalo lagi puasa itu bau mie aja harum banget, godaan terberat pastinya.
Riani terkekeh pelan, iya melahap nasi lalu di selingi mie dan telur. Karena Riani tidak puasa karena datang bulan, biasanya Riani memilih memasak mie dan telur kesukaannya.
Seketika Riani teringat percakapannya dengan Ustadz Fauzan beberapa hari lalu.
Hal sebenarnya yang membuat hati Riani riang gembira.
"Boleh pinjam ponselnya enggak? " Tanya Ustadz Fauzan. Sejak pagi dia sudah sibuk di masjid mengurus para warga yang ingin berzakat.
Riani agak kaget namun iya cepat-cepat tersenyum dan mengangguk. Menyerahkan ponselnya, untung saja kemarin iya mengisi pulsanya.
"Terima kasih, " Ujar Ustadz Fauzan sambil mengembalikan ponsel Riani kembali, setelah menelphone seseorang.
"Sama-sama, " Ujar Riani. Rum masih belum kembali, iya tengah mengambil dompet yang salah ambil saat akan membayar zakat. Riani yang ingin mengambil pun di cegah dan di suruh duduk diam di tangga mesjid.
"Lagi nungguin siapa? " Tanya Ustadz
. Ternyata iya duduk satu meter dari tempat Riani duduk."Mama, "Jawab Riani. "Emang enggak ada yang zakat lagi? " Tanya Riani sambil lirik sana,lirik sini.
Ustadz Fauzan mengeleng kepala, "Belum ada yang datang, mungkin nanti agak siangan. " Ujar Ustadz Fauzan tatapan matanya menatap lantai seolah sangat menarik. Mengabaikan Riani yang tampil cantik dengan gamis biru muda dengan hijab dengan warna sama.
Riani mangut-mangut, iya menggigit bibir lalu bertanya dengan ragu-ragu :" Emangnya Ustadz enggak bawa ponsel? Enggak ngabarin tunangan, nanti ngambek gimana? "
Ustadz Fauzan melirik Riani sekilas. Iya tertawa pelan, "Kata siapa Ustadz punya tunangan, deket sama cewek aja enggak. " Ujarnya tak percaya dengan penuturan dan pertanyaan Riani.
Riani melongo dia mengerjap-ngerjap mata. "Jadi Ustadz enggak punya tunangan? Ustadz lagi enggak deket sama cewek?" Tanya Riani tak percaya.
Ustadz Fauzan mengeleng kepala, melihat ungkapan serta ekspresi Riani yang berlebihan, iya tertawa, merasa amat lucu.
"Hah!! " Riani memekik. " Terus gosip yang beredar, Ustadz bawa cewek ke rumah itu apa? Status di laman face book juga magsudnya apa? " Tanya Riani heboh.
" Itu salah paham. Orang-orang cuman ngeliat sekilas tanpa tau hal sebenarnya," jeda beberapa detik, " Padahal itu guru tk loh, yang Ustadz tawarin kerja di sini. "
Riani mengerjap, guru tk? Berarti selama ini semuanya enggak bener dong.
"Kalo di lama Fb? "
Ustadz Fauzan tertawa kecil, "Itu cuman ke isengan temen Ustadz aja. Biar santriwati di pondok pada tau status palsu ustadz biar pada berhenti ngedeketin, " jelasnya. Memang, selama ini Ustadz Fauzan telah bekerja di pondok pesantren besar yang ada di kota ini.
"Ck, emang cewek-cewek di sana pada centil ya, sampe Ustadz setuju malsuin status di laman fb? " tanya Riani menggebu-gebu.
"Ya gitu deh, orang-orang kan beda-beda. Ustadz aja masih susah nundukin pandangan. " Tampak Ustadz Fauzan meneguk ludahnya. "Apalagi kalo deket kamu, " gumam Ustadz Fauzan pelan.
Riani mangut-mangut, "Iya sih Riani juga susah nundukin pandangan."
Ya, susah apalagi kalo dekat-deket cowok ganteng macam ustadz, batin Riani.
***
Riani mengusap perut agak buncitnya, senang. Iya tersenyum tipis, lalu menenggak air putih kesukaannya. Begitu nikmat, menikmati makan siang di suasana puasa seperti ini. Apalagi mendengar gerutuan sang adik yang mengeluh akan harum mie masakan Riani yang lezat.
Mau bagaimana lagi, Riani sangat lapar dan iya tak kuasa mengusir keharuman mie goreng saat iya bawa ke dalam kamarnya.
" Ck, enggak nyangka banget sih Ustadz Fauzan itu ngejomblo. " Ujar Riani, saat terbayang percakapan mengejutkan sekaligus mengembirakan beberapa hari lalu.
"Ya Allah jika memang Ustadz Fauzan jodoh hamba maka satukan lah dalam ikatan halal. Tapi jika dia bukan jodoh hamba, maka jodohkan lah agar hamba bisa menjadi istrinya, Aamiin"
Riani terkikik pelan, dia bak wanita gila yang tertawa sendiri. Untung saja dia sedang sendirian, memang jatuh cinta itu bisa bikin orang gila. Salah satunya Riani yang kini senyum-senyum sendiri
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Bodo Amat!! (Selesai)
Teen FictionBodo Amat!! Itulah satu kata yang selalu terucap dari bibir merah muda asli Riani. Ya, gadis cantik dengan tingkah bar-bar itu dirinya. Dengan segudang cerita, dengan berlatar tempat di pedesaan. Inilah kisah Riani dan cintanya.