17. Sajadah biru

8 1 0
                                    

"Sajadah Ungu! " pekik Riani dan Novy bersamaan,  mereka saling melirik dengan tangan yang menutupi mulut, lalu tertawa renyah. Tak menyangka, duda anak dua itu membawa sajadah ungu yang tersampir di pundaknya.

Novy masih tertawa,  cewek itu selalu menjodoh-jodohkan Riani dengan si duda yang tak tau namanya siapa.

"Nov! Nov?!  Ustadz Fauzan liat deh,  ganteng banget pake baju koko warna putih. " Riani berbisik-bisik heboh,  jika saja tidak ada Lily di dekat Novy sudah sendari tadi dia terpekik lebay.  Riani terkagum-kagum melihat kegantengan Ustadz Fauzan yang bertambah tatkala baju koko putih berpadu dengan sarung dan peci warna hitam. Tak lupa,  sajadah biru yang tersampir di pundak,  tampak apik saat iya berjalan dengan coolnya.

Sajadah biru?

Hm,  Riani jadi suka sajadah biru.  Apalagi di pakai bujang ganteng yang sering di panggil Ustadz itu.

Riani berbinar,  Novy terus saja membaca istighfar sambil mengelus dada.  Jika saja Ustadz Fauzan belum bertunangan,  sudah pasti Novy menggeret keduanya ke KUA.

Lily nampak curiga,  dia menepuk lengan Novy dan bertanya,  untung saja Novy sangat jago menjaga rahasia.  Novy menjelaskan Riani tengah di mabuk cinta oleh duda beranak dua,  yang kini tengah melangkah bersama Ustadz Fauzan.

Novy dan Lily tertawa ngakak,  Novy tak menyangka bisa mengarang cerita dengan begitu hebatnya,  sedangkan Lily tertawa karena tak menyangka Riani suka dengan duda beranak dua.

Benar-benar, Riani jadi kepo melihat mereka tertawa.

Riani mencolek lengan Novy iya bertanya:"Nov,  ada apa sih kok kamu malah ketawa-tawa sama Lily? Jangan-jangan  kamu ngebongkar cerita aku ya? " Riani bertanya curiga. 
Novy menoleh ke arah Riani,  menghela nafas dia memegang lengan Riani,  agar mereka mendekat dan berbisik:" Aku tadi bilang,  karena kamu bersikap mencurigakan, magsudnya ngelirik terus Ustadz Fauzan sedangkan kamu pernah bilang jangan ada orang yang sampai tau soal perasaan kamu sama dia. " Novy terdiam sejenak.

Solat isya dan solat terawih masih lama, Novy tampak takut jika Riani merajuk.

Riani mengangguk-ngangguk,  iya terus menyimak kata-kata Novy dengan serius.

"Jadi karena itu,  aku bilang sama Lily yang curiga,  kalo kamu lagi suka sama duda itu. " cicit Novy,  iya menggigit bibirnya,  takut.

"Apa?! " Riani memekik. Semua orang menengok kearah mereka,  termasuk ibu-ibu yang tengah bergosip ria.

Novy nyengir kuda, "Maaf ya,  kan aku cuman jaga rahasia.  Lagian kamu harusnya berterima kasih sama aku, karena berkat aku Lily enggak curiga lagi. " jelas Novy.

Riani cemberut,  iya terlihat kesal. " Iya deh,  Makasih ya Novy,  meski pun kamu boong sih. '' tukas Riani akhirnya.

Adzan isya sudah berkumandang,  orang-orang berdatangan.  Masjid penuh dengan jema'ah lelaki yang mengisi bagian dalam mesjid.  Dan bagian luar terisi penuh oleh ibu-ibu dan anak gadis mereka, eh anak-anak juga sih.

Solat terawih terlaksana dengan lancar, meski pun sedikit terganggu oleh tingkah dan tangis anak kecil saat ibunya solat,  tak melunturkan semangat para jema'ah.

Di awal puasa memang berat ujiannya, selain perih menahan lapar.  Solat terawih pun terasa berat,  apalagi bagi orang-orang yang jarang solat.

Tak terkecuali Riani,  dengan semangat 45, dengan penuh semangat iya melaksanakan solat terawih tanpa henti.

Setelah solat witir,  doa dan dzikir pun berlanjut.  Riani menengok sana,  nengok sini.  Melihat-lihat,  model mukena yang di pakai ibu-ibu dengan berbagai motif.

Novy tiba-tiba tertawa,  iya menengok dan bertanya akan hal lucu yang di tertawakan sahabatnya itu. 

Seketika Riani tertawa ngakak,  kebiasaan Riani jika tertawa itu tak bisa mengontrol nada suaranya.  Iya tertawa agak keras,  dan Riani tak bisa menghentikan tawanya saat yang lain pun tertular dan ikut tertawa.

Acara dzikir dan doa terganggu karena tawa renyah Riani.

Sebenarnya Novy dan Riani tertawa karena melihat Ustadz Fauzan menengok dan melihat Riani.  Bukan geer, bukan kali ini saja Ustadz Fauzan memilih tempat di dekat jendela,  dan setiap ada kesempatan pasti Ustadz Fauzan akan tertangkap basah tengah melirik Riani yang cantik jelita.

Novy juga pernah berkata,  Ustadz Fauzan pernah lirik sana,  lirik sini saat Riani terlambat.  Dan saat Riani datang mata hitam legam ustadznya itu sudah tertuju ke arahnya.

Huh,  entah ada apa dengan Ustadz Fauzan.  Saat Riani akan tadarusan pun, iya dapat melihat Ustadz Fauzan ke arahnya.

Hati Riani berbunga-bunga,  sekarang pun iya bisa melihat lirikan Ustadz nya itu lewat ekor mata.

Ck,  Riani di buat geer karenanya.

***

Duh Riani,  jijik aku liat tingkahnya. Eh haha becanda...

Vote cuk komen juga jangan lupa

Bodo Amat!! (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang