DAVENNO| Chapter 8

74 19 0
                                    

VENNO UPDATE!!


Sebelum baca, jangan lupa klik bintang ⭐ di sebelah kiri biar Venno makin bersinar⭐✨!!

Langsung saja;)

^^

Seketika, Venno merasa ada yang aneh. Benaknya berdesir hangat merasakan pelukan Violla di belakangnya.

Venno tidak pernah merasa seperti ini. Ada rasa bersalah telah mengabaikan cinta Violla dua tahun lebih. Terus menolaknya dan membuat cewek itu tersakiti.

Selama beberapa saat, Venno mematung. Kemudian suara Violla yang lembut di samping kepalanya terdengar, "ayo jalan!"

Dengan kikuk, Venno menghidupkan motornya dan mulai melaju, membelah keramaian seperti tujuannya tadi.


DAVENNO| Chapter 8

Sepanjang perjalanan yang mereka lalui, tidak ada yang bicara atau berusaha memulai percakapan. Hening. Hanya suara deru motor Venno dan terpaan angin yang menyapu wajah keduanya menjadi suara yang mengiringi mereka saat ini.

Violla yang biasanya cerewet saja, diam dan menikmati perjalanan malam mereka.

Violla memeluk Venno dari belakang dan dengan nyamannya menaruh kepalanya di pundak Venno. Seperti gaya orang pacaran yang sesungguhnya.

Venno sendiri tetap fokus pada motornya. Hanya matanya yang fokus ke depan. Tapi, pikirannya berusaha mencari topik agar suasana saat ini tidak canggung.

Hingga sebersit topik bisa Venno dapat, "lo ngapain keluar malam-malam? Sendirian lagi." Tanya Venno dari balik helmnya.

"Nggak malam kok keluarnya, dari tadi sore." Jawab Violla masih dengan posisi yang sama.

Venno bergumam.

"Kenapa?" Tanya Violla ketika Venno tak berusaha untuk bertanya lebih jauh.

"Nggak papa."

"Venno kepo, ya?" Tuduh Violla. Seperti biasa, dengan tingkat kepercayaan di atas rata-rata.

"Ngapain juga." Jawab Venno, acuh.

"Habis ngapain nanya-nanya?"

"Biar nggak sepi."

"Kan kalau di motor nggak boleh banyak bicara. Bisa ganggu supirnya, kan?" Ucap Violla.

"Gue ngerti!"

"Ya udah, kalau ngerti ngapain tadi mulai nanya duluan?"

"Berisik amat sih, lo!"

"Dari tadi juga Violla udah berusaha nahan buat nggak banyak ngomong. Salah Venno sendiri yang mulai." Jawab Violla. Mendengus dan mengerucutkan bibirnya.

Venno tak menjawab.

Beberapa menit kemudian, motor Venno sudah berhenti di depan gerbang rumah Violla yang terlihat sepi. Hanya ada penjaga saja yang berdiri di depan gerbang, berniat membukakan gerbang untuk Venno. Tapi, Venno menolak. Ia tidak ada niat untuk mampir ke rumah cewek yang masih ada di belakangnya itu.

"Turun!" Perintah Venno ketika mendapati Violla tidak turun juga dari motornya. Masih memeluknya juga.

"Bisa muter-muter keliling Jakarta dulu, nggak? Masih nyaman di posisi ini." Ucap Violla. Cewek itu malah memejamkan matanya---menikmati posisi mereka saat ini---seperti tadi.

DAVENNO ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang