DAVENNO| Chapter 25

66 14 0
                                    

Venno update, nih!

Baca, ya! Baca, ya! ☺🤓

Jangan lupa klik bintang⭐ di sebelah kiri bawah biar Venno makin bersinar⭐✨

Jangan lupa juga share ke teman-teman kalian.

Untuk orang yang membaca ini, aku mau bilang; terima kasih yang sebanyak-banyaknya:)

Sayang kalian 🤓

Oke, langsung saja;

Hope you like it

"Kenapa? Tadi sok-sokan ngancam." Violla mencibir dari balik punggung Venno.

"Karena gue suka sama lo, dodol!"

Kalau tangannya sedang tidak fokus pada gas motor, mungkin Venno akan memukul kepalanya atau membekap mulutnya sendiri yang sudah lancang mengatakan rahasia besarnya. Tapi keadaan benar-benar tidak menguntungkan. Ok, Violla sudah tahu rahasianya. Setelahnya, Venno tidak tahu harus berbuat apa.


DAVENNO| Chapter 25

"Venno ngomong apa?"

Hell, cewek itu bertanya? Jadi, dia tidak dengar?

"Lo--lo nggak denger apa yang gue bilang?" Tanya Venno untuk memastikan kalau pendengarannya tidak salah atau bermasalah.

"Nggak kedengeran." Jawab Violla dengan polosnya.

Violla dan telinganya yang bermasalah. Venno menghela napas lega. Bagus. Bagus cewek ini tidak dengar. Habislah Venno kalau sampai Violla tahu apa yang dia katakan tadi. Rahasia terbesarnya...

Oh Tuhan! Jangan sampai ada orang lain yang tahu. Cukup aku dan Kau saja.

"Gue nggak ngomong apa-apa, cuma.... kita udah sampai." Tepat saat Venno menyelesaikan perkataannya, mereka sampai di depan pintu gerbang rumah Violla yang besar.

Cowok itu mematikan mesin motornya saat sudah berhenti dan membiarkan Violla turun.

"Nih! Pemaksa!" Ucap Violla dengan ketus seraya menyodorkan helm milik cowok menyebalkan yang sudah mengusir Violla dari rumahnya. Awas saja, Violla bersumpah, lain kali ia tidak mau ditarik paksa ataupun diantar paksa oleh Venno lagi.

"Lo ngambek?" Pertanyaan bodoh lagi.

"Iya!" Jawab Violla dengan tidak santainya. Cewek itu juga kembali mengerucutkan bibirnya. Menekuk wajahnya menjadi berkali-kali lipat buruknya, tapi tetap cantik di mata Venno. Sekaligus menggemaskan.

"Kenapa ngambek? Biasanya juga lo maksa gue buat boncengin kan?"

Pipi Violla merah. Terasa panas juga. Segera, cewek itu menyembunyikan pipinya yang sudah semerah tomat agar cowok menyebalkan itu tidak melihat perubahan wajah Violla.

Tapi tidak berguna, Venno tetap melihatnya. Cowok itu juga terkekeh.

Menyebalkan!

"Lain kali gue nggak mau lo deket-deket sama Vanno!"

Hell, siapa Venno berani mengatur Violla?!

"Kenapa? Ngatur-ngatur. Pacar aja bukan." Oke, Violla harus lebih berani. Enak saja diatur seperti itu. Tidakkah Venno sadar kalau dia tidak pernah peduli pada Violla? Lalu sekarang, kenapa---

DAVENNO ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang