DAVENNO| Chapter 31

59 13 1
                                    

Hola?!

Venno update!!

Jangan lupa klik bintang⭐ di sebelah kiri bawah biar Venno makin bersinar⭐✨

Share ke teman-teman kalian juga, yak!!

Langsung saja;

Hope you like it:v

Dua detik kemudian, matanya benar-benar tertutup dan senyum tipis itu hilang tergantikan dengan wajah pucat bak mayat yang  membuat jantung semua orang seakan ikut berhenti. Terutama cowok itu.

"Tidak... "

"Jangan... "

"Violla!!!"

DAVENNO| Chapter 31

Punggung tegap cowok itu bergetar, tangannya terkepal kuat. Matanya masih saja memandang lurus ruangan bertuliskan UGD. Di sana, orang yang selama ini Venno sia-siakan tengah berjuang untuk hidupnya.

Venno tidak bergerak sedikitpun sejak dua jam yang lalu. Bahkan tubuhnya juga masih berbalut seragam putih abu-abunya yang ada darah mengering di celana cowok itu. Venno tidak berniat untuk mengganti ataupun menghilangkannya. Ia tetap berdiri di sana menunggu kabar dari dokter yang tak kunjung keluar juga berharap akan ia tak kehilangan.

Kehilangan sesuatu yang bukan miliknya.

Ya, Violla memang bukan miliknya. Dia milik Vanno. Cowok itu masih ingat dengan jelas saat Vanno mengatakan kepemilikan atas Violla padanya. Tapi, persetan dengan itu. Venno tidak peduli. Ia akan tetap menunggu Violla sampai cewek itu kembali sadar dan memaafkannya yang tidak bisa menyelamatkannya.

Venno melihat semuanya. Saat-saat dimana Violla terlempar akibat mobil sialan yang dengan tega menabraknya dan mengakibatkan kecelakaan itu.

Saat itu, Venno dan ketiga temannya baru saja keluar dari gerbang sekolah dengan menaiki motor mereka masing-masing. Kejadian itu terjadi terlalu cepat hingga Venno belum bisa melakukan apa-apa Violla sudah terlempar jauh ke jalanan dan cewek itu sudah terkapar tidak berdaya.

Venno segera lari menghampiri Violla yang sudah dikerubungi banyak orang yang berasal dari murid SMA Bima Sakti yang kebetulan juga akan pulang.

Venno panik, sangat panik. Dia juga takut. Takut akan kemungkinan terburuk yang akan terjadi pada Violla. Venno tidak bisa menerima jika itu terjadi. Terlebih lagi wajah Violla yang semakin memucat dan napasnya melemah, Venno semakin panik. Saat mata Violla tertutup, Venno hanya bisa berteriak memanggil nama cewek itu, berharap Violla bisa membuka matanya kembali. Namun, sampai ambulans datang dan hingga kini Violla tak kunjung sadarkan diri.

Venno menyalahkan dirinya sendiri yang tidak cekatan dalam bertindak. Andai saja Violla tidak nekat mendorong Cintya agar cewek itu bukan yang menjadi korban maka Violla tidak akan seperti ini. Jika saja Venno lebih cepat bergerak dan menyelamatkan Violla, maka semua ini tidak akan terjadi.

Violla kesakitan. Jarum infus, benang yang ditusukkan dalam lukanya, obat antiseptik yang membuat perih ketika disentuhkan pada luka. Venno tidak bisa membayangkan seberapa sakit yang dirasakan Violla saat ini.

Kenapa harus Violla?

Kenapa bukan dirinya saja?!

"Ven---" Suara lirih Cintya di belakangnya menyambut telinga Venno.

DAVENNO ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang