DAVENNO| Chapter 2

223 30 9
                                    

Jangan lupa klik bintang ⭐ di sebelah kiri bawah!!!


Tapi untuk apa sekarang Venno menyesal, toh orang tuanya sudah mempunyai anak kesayangan mereka. Bukankah dengan begitu mereka sudah menjelaskan secara tidak langsung kalau Venno memang tidak dibutuhkan di rumah ini. Dia tidak berguna.

Seorang Davenno Lucea Andara memang tidak diharapkan orang tuanya lagi.

"Brengsek!" Hanya itu umpatan yang mempu keluar dari mulut Venno begitu ia mengingat hal yang menyakitkan dan membuatnya seperti sekarang.



DAVENNO| Chapter 2


^^

Koridor yang menghubungkan ruang kelas jurusan Bahasa dan IPA terlihat sepi. Hanya beberapa murid saja yang terlihat berlalu lalang di sana.

Tapi, suasana sepi itu tak berlangsung lama ketika Venno, Aldo, Vero, dan Ivan melewati koridor itu untuk masuk ke kelasnya yang ada di ujung sekolah. Murid-murid jurusan bahasa berbondong-bondong keluar dan melihat para most wanted yang sangat mereka kagumi. Kebanyakan dari mereka adalah murid perempuan.

Beberapa dari mereka juga berani menyapa Venno CS. Ivan mengedipkan sebelah matanya untuk membalas sapaan salah seorang siswi yang terlihat antusias dengan kedatangan mereka.

Aldo memang sama seperti Ivan, ia balik menyapa murid-murid di sana. Berbeda dengan Vero. Cowok itu hanya menampilkan wajah datar dan sesekali tersenyum tipis ketika berpapasan dengan murid yang ia kenal.

Venno sendiri hanya menampilkan wajah datar sama seperti Vero. Venno dan Vero memang yang sedikit tenang daripada Ivan dan Aldo. Ia terlalu malas menanggapi apa yang selalu ia dapatkan setiap hari di sekolah. Sebenarnya, kalau boleh jujur, itu membuatnya muak. Beberapa dari mereka juga kerap kali menyatakan perasaannya pada Venno. Dan berakhir ditolak. Tapi selalu ada saja. Dan selalu berganti.

Venno menghembuskan napas dalam-dalam dan tetap melanjutkan langkahnya supaya cepat sampai di kelas. Semoga saja 'kuman' itu tidak menganggunya pagi ini. Doa Venno setiap pagi hanya itu ketika ia menginjakkan kakinya di SMA Bima Sakti. Kuman itu berupa manusia yang menurut sebagian besar murid SMA Bima Sakti sangatlah imut. Tapi tidak menurut Venno. Ia sangat menyebalkan dan harus dimusnahkan.

"Venno!"

Glek!

Seperti biasa, selesai berdoa untuk keselamatan dan kesejahteraannya hari ini, justru suara yang sangat ingin ia hindari kembali terdengar. Memang, selalu seperti itu. Setiap pagi Venno harus berhadapan dengan 'kuman' cerewet yang menyebalkan.

Venno, Aldo, Vero, dan Ivan menghentikan langkah mereka. Ivan berbalik dan mendapati seorang cewek yang sangat imut tengah berdiri seraya tersenyum lebar. Cewek itu melambaikan tangannya pada Ivan karena hanya Ivan yang menoleh padanya.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
DAVENNO ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang