DAVENNO| Chapter 20

62 13 0
                                    

Venno update!!


Jam berapa kalian baca ini?

Ada yang nungguin?

Kalau nggak ada ya udah, aku tetap update karena aku sayang Venno😝😗😏

Jangan lupa klik bintang⭐ di sebelah kiri bawah biar DVD makin bersinar⭐✨

Jangan lupa juga komen serta share ke teman-teman kalian:)

Btw, perjalanan kita masih panjang. Sabar nunggu end!

Langsung saja;)

Hope you like it:)

"Nggak! Lo doang yang diajak!"

Setelah menolak ajakan Vanno, Venno pergi dari sana dan kembali masuk ke kelasnya.

Katakanlah Venno berlebihan. Tapi, siapa yang tidak akan sakit hati ketika dirinya sedang mendapat masalah meski masalah itu dirinya sendiri yang menciptakan, malah orang-orang yang sangat ia percaya akan benar-benar membantunya malah membuatnya merasa asing seperti sekarang?!

Semua orang pasti akan merasakannya.

^^

DAVENNO| Chapter 20


Venno menenteng tasnya di punggung dengan satu tangan. Cowok itu berjalan dengan wajah datar serta mata yang menatap lurus koridor sekolah yang sudah ramai.

Cowok itu kembali ke sekolahnya seperti biasa. Meski ia baru keluar dari penjara tadi malam juga, Venno tetap masuk ke sekolah. Tidak ada alasan untuknya berdiam di rumah saja.

Banyak murid yang memperhatikan Venno seperti biasa. Mereka selalu kagum dengan ketampanan yang dimiliki Davenno Lucea Andara. Venno seperti mempunyai nilai lebih bagi kaum cewek di sekolah SMA Bima Sakti. Mungkin tidak hanya di sekolah itu saja jika Venno cukup terkenal di sekolah lain. Entahlah.

Sampainya di kelas, Venno langsung meletakkan tasnya dan duduk di sebelah Aldo. Venno tidak mengatakan apapun saat datang.

Aldo, Vero, dan Ivan sudah sampai dari tadi. Mereka menunggu Venno datang. Dan benar saja orang yang mereka tunggu kini sudah ada di sekitar mereka.

Aldo menepuk pundak Venno pelan. "Bro, maafin kita ya, semalam ninggalin lo." Ucap Aldo merasa bersalah.

Di belakang, Ivan segera beranjak diikuti Vero. Mereka berdua beralih ke meja Venno dan Aldo dan berkerubung di sana.

"Sans, kali! Gue juga yang nyuruh Vero buat ninggalin gue." Jawab Venno. Tak lupa cowok itu juga menyunggingkan senyum tipis sebagai tanda tidak keberatan atas apa yang ketiga sahabatnya itu lakukan.

"Harusnya lo nggak gitu kali, Ven! Kalau lo harus ke tangkep, ya kita juga harus ikutan. Kita kan sahabatan." Ucap Ivan di sebelah Aldo. Cowok itu mendadak bijak.

Kebijakan Ivan disadari oleh Aldo.

"Tumben lo bijak." Ucap Aldo sambil terkekeh.

Ivan memicingkan matanya. "Lagi serius, Dodol!"

DAVENNO ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang