DAVENNO| Chapter 5

88 24 0
                                    

Venno update!!

Jangan lupa klik bintang⭐ di pojok kiri biar Venno makin bersinar⭐✨

^^

"Kejadian ini terjadi juga karena Vanno nggak bisa jagain Venno. Vanno selalu nggak becus buat jagain dia. Maaf, Bun. Vanno salah." Setiap kejadian buruk yang menimpa Venno, Vanno sebagai kakaknya selalu menyalahkan dirinya sendiri. Padahal cowok itu tidak terlibat sama sekali.

Sara menggeleng---mengenyahkan rasa bersalah yang menyerang benak Vanno. "Itu bukan salah kamu. Kenapa sih kamu selalu aja nyalahin diri kamu atas apa yang terjadi sama Venno?"

"Bunda lebih baik suruh Venno makan di kamar aja nanti. Jangan sampai ketemu sama Ayah. Nanti Ayah marah lihat luka-luka di wajah Venno. Bunda kasih pengertian aja kalau ini buat kebaikan dia. Meski nanti dia juga nggak bakalan mencerna apapun yang Bunda omongin." Detik itu juga, Venno pergi ke kamarnya. Menyisakan perasaan Sara yang tidak enak pada Vanno.

Anak itu terlalu baik bagi Sara. Tidakan yang tidak ia perbuat selalu ia menyalahkan dirinya sendiri.

Menghembuskan napas berat, Sara kemudian masuk ke ruang tempat ia menaruh obat P3K dan segera ke kamar Venno untuk mengobati anaknya itu.


DAVENNO| Chapter 5


Venno duduk di ujung ranjang king size-nya dengan perasaan berkecamuk. Ingatannya terus memutar kejadian tadi siang, dimana ia berkelahi dengan Yasya, bertemu dengan Violla yang tampak sangat mengkhawatirkannya, dan berakhir dia yang mengabaikan Violla.

Bukannya merasa baik-baik saja seperti biasa, kali ini Venno malah dilanda rasa bersalah karena mengabaikan Violla yang terlihat serius mengkhawatirkannya.

Agh! Ada apa dengan dirinya hari ini?!

Ini tidak boleh terjadi. Venno harus tetap menjadi Venno yang membenci Violla, bukan Venno yang merasa bersalah terhadap Violla.

Itu tidak benar.

Venno tidak boleh memikirkan cewek laknat itu lagi. Tidak boleh.

Ditengah pikiran Venno yang sedang berkecamuk---karena memikirkan Violla, pintu kamarnya terbuka dan menampilkan Sara yang menatap Venno dengan tatapan khawatirnya. Tangan kanannya membawa kotak P3K.

Venno hanya menoleh sekilas kemudian membuang pandangannya ke arah lain. Terlalu malas untuk menanggapi Sara.

Sara menghampiri Venno yang bahkan tidak peduli dengan kedatangannya. Ia duduk di samping Venno yang masih diam saja. Mengacuhkannya. Tangannya membuka tutup P3K yang ia bawa dan mengulurkan kapas untuk menyentuh luka sobekan di sudut bibir Venno.

Venno meringis, merasakan perih di sudut bibirnya.

"Makanya jangan berantem terus. Kaya gini kan jadinya." Ujar Sara. Prihatin melihat kondisi anaknya saat ini.

"Mama kalau cuma mau ceramah nggak usah kesini. Venno bisa kok obatin luka Venno sendiri." Ucap Venno tanpe memandang Sara yang ada di sampingnya.

Wanita itu tetap fokus mengobati setiap luka yang ada di wajah Venno. Dengan pelan dan telaten.

"Kalau kamu bisa, kenapa nggak dari tadi diobatin? Kenapa malah dibiarin gitu aja, kan jadi makin sakit."

Venno diam. Mau menjawab pun akan sia-sia, karena Sara selalu punya jawaban yang mampu membuat Venno diam.

DAVENNO ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang