CHAPTER XI

2.2K 326 82
                                    

For the deepest of my heart, I know you will always be here until the rest of my life.
For the deepest of my mind, I know you will hug me until I cannot take my breath.
For the deepest of my soul, I want you to know, I give my life for you.
You have to be happy.


Yibo melangkah gontai ke dalam mansionnya. Di sana, Haikuan sudah menunggu sejak tadi dengan perasaan cemas. Bagaimana tidak? Ia sudah menghubungi Yibo berulang kali, namun pemuda itu tak menjawabnya.

    Yibo tampak murung. Pemuda itu duduk di sofa tepat di sisi Haikuan.

    "Kau kemana saja Yibo? Aku menghubungimu sejak tadi tapi kau tak memberikan kabar sama sekali. Lalu ... kenapa kau basah kuyup seperti ini? Di mana Xiao Zhan?"

        Yibo menatap Haikuan, "Haikuan Ge, apa yang kau tahu tentang Xiao Zhan? Dari mana kau mengenalnya?"

      "Oh, kenapa memangnya?"

       "Jawab saja. Cepat."

        Haikuan tersenyum simpul. Yibo benar-benar tak pernah bersikap manis.

       "Jujur aku tak tahu dari mana dia dapat informasi soal lowongan kerja yang kubuka. Dia meneleponku dan berkata jika ia ingin mendaftar. Aku coba untuk mewawancarainya dan sepertinya dia memang cocok untuk menanganimu. Aku sempat bertanya latar belakang keluarganya. Dia mengatakan jika dia tak ingat di mana keluarganya. Dia bilang dia tinggal di sebuah gereja bersama seorang pendeta. Aku pernah menyelidiki gereja yang dimaksud. Di sana memang ada seorang pendeta muda yang mengatakan jika ia adalah kakak angkatnya Xiao Zhan."

        "Apa pendeta itu bernama Zhuocheng?"

       "Ya, betul. Dari mana kau mengenalnya Yibo?"

       Yibo menghela napas, "Tadi aku ke sana---mengantar Xiao Zhan pulang. Aku tidak percaya jika ternyata dia memang tidak punya keluarga dan tempat tinggal."

      "Kau merasa iba?"

       Yibo mendengkus kesal. "Memangnya dia siapa sampai aku harus merasa iba? Dia mungkin memang merencanakan hal lain."

     "Rencana apa yang kau maksud?"

     "Menghancurkanku."

      Haikuan menggeleng. "Yibo, kupikir kau sudah berubah. Kupikir kepergiaan tuan Li akan menjadikanmu lebih peka, kuat, dan peduli, tapi aku salah. Kau masih seperti Yibo yang kukenal. Yibo yang dingin dan sulit untuk disentuh. Bagaimana bisa kau menuduh Xiao Zhan seperti itu? Kau baru dua hari bertemu dengannya. Kenapa kau bisa berpikir buruk tentangnya?"

       "Kau mengerikan Haikuan Ge. Xiao Zhan itu mungkin sudah meracuni otakmu hingga kau lebih berpihak kepadanya daripada aku."

       "Aku hanya bicara fakta. Xiao Zhan itu lelaki yang baik. Mana mungkin dia berniat buruk? Dia tinggal di gereja sejak kecil, dia belajar agama dengan patuh, apa menurutmu dia akan berbuat jahat?"

       "Semua bisa berbuat jahat tak terkecuali si pendeta yang kau temui itu. Dia bisa saja berbohong dan mengarang cerita agar kehidupan Xiao Zhan terdengar cukup menyedihkan. Dia mungkin juga terlibat dalam usaha untuk menekan dan menghancurkanku. Siapa yang tahu jika mungkin mereka memang orang suruhan Wang Yu!"

      "Berhentilah berpikir yang tidak-tidak!"

       "Wah, bahkan Haikuan Ge sekarang lebih membelanya. Aku benar-benar muak dengan drama yang disusun oleh Xiao Zhan. Aku jadi curiga, apa mungkin dia juga yang membuat mobil yang kutumpangi bersama paman Li mendadak blong dan rusak. Siapa yang tahu? Aku pernah mendengar suaranya di teater. Dia mungkin saja sudah merencanakannya. Dia membuatku kehilangan paman Li, membuatku menderita dan menyesal, barulah kemudian dia datang menjadi penolongku. Ck. Caranya terlalu kuno. Aku sudah bisa menebak apa yang dia pikirkan."

520 (Diterbitkan) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang