CHAPTER XXXIII

1.7K 231 29
                                    

Dear, Xiao Zhan ...
Jangan pernah berpikir 'tuk pergi karena diriku tak sanggup mengobati hati.
Tetaplah berjuang, aku 'kan berdiri di sini dan menanti dirimu kembali.


MALAM semakin larut dan di lorong rumah sakit yang lengang emosi seorang pemuda tersulut. Tangannya terkepal dengan jantung berdegup cepat. Ia tak paham dengan apa yang baru saja ia dengar. Satu kenyataan yang menurutnya tak bisa diterima oleh akal kini menjelma sebagai menjadi rasa penasaran yang mengusik tak tertahankan.

Yibo masih setia menatap Yuchen dengan intens. Ia masih menunggu jawaban dari pemuda di hadapannya itu. Kakinya bergerak maju, hanya satu langkah berat yang kini menapaki lantai putih. Tubuhnya yang masih kuyup itu agak gemetar dan ia mencoba membuka telinga baik-baik-siap menerima setiap fakta yang tak pernah ia ketahui, siap menerima segala cerita yang mungkin kan membuatkan satu duka dalam hati. Ah! Mungkin hidupnya memang seperti ini. Drama yang ada selalu membuatnya frustasi. Namun, kali ini berbeda. Ini bukan lagi soal rasa kehilangan, tapi rasa cinta yang sudah lama ia bangun dan ingin ia pertahankan. Rasa yang membuatnya bahagia tak terkira. Ini tentang perasaannya terhadap sosok yang ia ketahui bernama Xiao Zhan atau Sean.

"A ... apa maksudmu? Sean? Kenapa kau mengatakan jika Xiao Zhan adalah Sean? Kenapa kau ...."

Jeda. Ada gejolak yang mendesak dalam dada hingga ia merasakan sesak. Yibo bungkam saat Yuchen memilih diam. Tak ada kata yang terlontar, hanya senyap, hanya dingin yang menyeruak hingga Yibo mengajak kedua kakinya untuk mundur, tapi justru terjerembap ke lantai karena tak sanggup 'tuk berpijak. Kedua kakinya tertekuk dan ia menenggelamkan kepalanya di sana. Terisak.

Ini kali pertama Yibo menangis untuk seseorang dalam hidupnya, bahkan ketika orangtuanya dan Paman Li meninggal dengan cara tragis, ia tak pernah sedikit pun menitikkan air mata. Namun Xiao Zhan? Ia pengecualian. Pemuda manis itu berhasil meluluh lantakkan seluruh hati dan jiwanya hingga tak lagi bisa ia pungut puing-puingnya. Yibo tak sanggup hanya sekadar menampar diri dan membuatnya tersadar akan fakta yang diberikan oleh dunia nyata kepadanya. Yibo tak berani melihat lebih dalam apa yang sebenarnya terjadi di kehidupannya saat ini. Xiao Zhan berhasil menjadi aktor terbaik dunia yang membuatnya menelan dusta yang sangat apik dan sempurna hingga tak ada yang bisa membuka celah fakta walau hanya satu titik saja.

"Tidak! Tidak!" gumaman itu mulai terdengar. Yibo menggelengkan kepalanya dengan keras. Bodohnya ia karena pernah mengira Xiao Zhan adalah orang di balik semua kejadian mengerikan yang ia terima, bodohnya ia karena mengira jika pemuda itu berniat membunuhnya, padahal faktanya pemuda itulah yang selalu bertaruh nyawa untuknya.

Yibo berteriak keras. Suaranya menggema di lorong rumah sakit yang lengang. Yibo memejamkan kedua matanya dengan kuat dengan rahangnya yang menegang. Terlintas satu adegan yang mana ia melukai Xiao Zhan secara fisik dan psikis. Ah! Masa yang gelita itu kembali menegur hingga Yibo merasa dirinya menjadi makhluk paling kejam yang pernah menorehkan pedih pada orang tercintanya.

"Xi ... Xiao Zhan ... jadi dia ... adalah Sean? Dia masih hidup?" Yibo mulai membuka kedua mata dan menatap ke arah Yuchen.

"Sean yang kuanggap mati ternyata ada di sisiku selama ini? Dia adalah Xiao Zhan? Orang yang selalu mendengarkan pendapatku soal Sean? Orang yang mendengar bagaimana diriku pernah mengharapkan hal lebih terhadap anak itu?"

Yibo bangkit lalu menatap Yuchen dan Zhuocheng secara bergantian. "Kalian bilang tentang malaikat? Dia malaikat? Apa Sean mati dan menjelma sebagai malaikat dan dia adalah Xiao Zhan? Malaikat yang menyentuh jemariku di teater, yang menyelamatkan nyawaku saat jatuh dari jembatan dan malaikat yang melindungiku saat lampu gantung rumah akan menerkamku? Jadi ... apa yang kuanggap mimpi itu benar? Dia memang ada. Dia adalah malaikat yang menolong dan memelukku saat aku didorong dari atas balkon. Dia ..."

520 (Diterbitkan) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang