CHAPTER XV

2.1K 302 144
                                    

Mencintaimu adalah anugerah yang tak pernah mau untuk kuubah.



"Apa kau mau kuantar pulang sekarang?” Pertanyaan itu baru saja Yibo ucapkan ketika ia dan Xiao Zhan sampai di dekat mobil.

Xiao Zhan menaikan alisnya. “Apa ... kau tidak ada urusan lain?”

“Urusan lain apa?”

Xiao Zhan mengangkat bahu. “Mungkin kau ingin menyelesaikan masalahmu dengan Jiyang.”

Yibo hanya berdecih. “Hubunganku dan Jiyang sudah rumit sejak kami kecil, jadi tak perlu dipikirkan.”

Yibo mengulurkan tangannya pada Xiao Zhan. “Di mana kunci mobilnya? Biarkan aku yang menyetir.”

Xiao Zhan menggeleng. “Kau ini majikanku. Mana bisa aku membiarkanmu menyetir?”

“Bukannya begitu, tapi ... aku ingin mengajakmu ke satu tempat.”

Xiao Zhan mengerjap untuk beberapa detik. “Sa ... tu ... tempat? Ke mana?”

“Cukup berikan kunci mobilnya dan masuk ke dalam.”

Xiao Zhan mempautkan bibirnya dan dengan enggan ia memberikan kunci yang ada di saku jaketnya pada Yibo.

“Masuk.”

Pemuda bergigi kelinci itu segera masuk ke dalam mobil ketika Yibo menegaskan kata yang ia ucapkan.

Bersabar dan tenanglah, Xiao Zhan. Yibo takkan berani membunuhmu kan? Tentu saja, jika saja dia melakukannya kau hanya perlu memanggil Zhuocheng untuk menghajarnya.

Xiao Zhan hanya menuruti apa yang Yibo minta. Pemuda itu masuk ke mobil dengan rasa penasaran tinggi, terlebih ketika mobil yang Yibo kendarai memasuki sebuah area pinus yang cukup senyap dan diselimuti oleh pekatnya kabut.

“Kau ... mau membawaku ke mana?” Xiao Zhan mulai khatawatir. Ia tak melihat satu pun rumah di sana. Di sisi jalanan yang basah selepas gerimis, pohon pinus yang hijau membuat suasana semakin tidak nyaman.

“Tenang saja, aku tidak akan membunuhmu,” Yibo mulai menanggapi. Pemuda itu menyetir dan menuju jalan tanah dan kerikil sebelum akhirnya berhenti di sebuah rumah kaca yang sejuk dan indah.

 Pemuda itu menyetir dan menuju jalan tanah dan kerikil sebelum akhirnya berhenti di sebuah rumah kaca yang sejuk dan indah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Xiao Zhan menatap bingung pada rumah kaca di depannya. Pemuda itu menoleh ke sana kemari dan tak menemukan tanda-tanda kehidupan selain burung yang berkicau di atas ranting pohon.

 Pemuda itu menoleh ke sana kemari dan tak menemukan tanda-tanda kehidupan selain burung yang berkicau di atas ranting pohon

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
520 (Diterbitkan) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang